"I'm in love with you, and I'm not in the business of denying myself the simple pleasure of saying true things."
Ada sebuah rasa takjub ketika saya menutup lembaran
terakhir novel karya John Green kala
itu, bagaimana ketika sebuah hal sempit dan sederhana yang dimanipulasi
sedemikian rupa membawa pembacanya hanyut kedalam sebuah kisah cinta serta
perjuangan penyakit kronis yang mampu bermain-main dengan manis bersama
realitas antara kehidupan serta kematian. Film ini berhasil mentransfer
kenikmatan tadi ke dunia nyata, The Fault
in Our Stars, a sweet and sour story
about some infinities are bigger than other infinities. Pain demands to be
felt. Always.