04 January 2015

Review: The Gambler (2014)


The Gambler adalah contoh atau mungkin pelajaran terbaru bagi penonton untuk mulai belajar mengurangi pengaruh dari skuad yang di miliki oleh sebuah film pada ekspektasi awal mereka. Ini merupakan salah satu film yang paling saya nantikan tahun 2014 yang lalu, dari sutradara yang pernah menukangi Rise of the Planet of the Apes, penulis naskah The Departed, hingga jajaran cast dari Mark Wahlberg, John Goodman, Brie Larson, sampai dengan Jessica Lange. Well, underwhelms.

Jim Bennett (Mark Wahlberg) merupakan seorang professor di sebuah perguruan tinggi di bidang ilmu sastra, namun celakanya ia punya sebuah kegiatan yang sangat kontradiktif dengan pekerjaannya tadi. Jim Bennett adalah seorang pecandu judi, dan masalah yang ia alami dari kecanduan tersebut sudah berada di level sangat serius. Jim Bennett berutang ratusan ribu dolar pada pemilik kasino dengan tenggat waktu pelunasan selama satu minggu, dan itu semakin tidak mudah karena disamping itu ia punya banyak masalah lain, dari ibunya Roberta (Jessica Lange), dua orang rentenir bernama Frank (John Goodman) dan Neville Baraka (Michael K. Williams), hingga mahasiswa bernama Amy (Brie Larson). 



Kemudahan dan kesulitan sebuah film dari segi materi awal sebenarnya berimbang, kemudahan contohnya begitu banyak isu-isu yang bahkan setiap hari terus menghadirkan sesuatu yang baru untuk di gunakan, dan jikalaupun menggunakan isu lama banyak cara yang dapat mereka gunakan untuk melakukan daur ulang sehingga terasa lebih segar. Tapi kesulitannya juga banyak, salah satu yang paling sederhana seperti mampu atau tidak mereka mengolah isu sederhana untuk terus fokus di perhatian penontonnya. Masalah itu yang dialami oleh The Gambler, isu yang menarik perlahan berubah menjadi sesuatu yang tidak menarik karena ia tidak mampu membuat penonton terus terpaku dengan apa yang berputar-putar di sekitar Jim Bennett, dan seperti judulnya kekurangan itu muncul dari sikap gambling pada bagian cerita.



Jika kamu tidak pernah menonton film tahun 1974 yang jadi landasan utamanya maka kamu akan menilai ini sebagai sebuah film yang membahas judi dengan segala intriknya, tapi ternyata ini merupakan sebuah studi karakter. Bukan sesuatu yang salah tapi yang cukup disayangkan adalah Rupert Wyatt kurang berhasil mengendalikan naskah yang di tulis oleh William Monahan untuk memberikan kehidupan yang sama baiknya di dua bagian besar film ini. Penonton seperti terus di goda dengan gambar-gambar terkait perjudian tapi disisi lain kita juga tidak mendapatkan karakter yang benar-benar mampu meyakinkan kita bahwa ini merupakan perjuangan dirinya untuk keluar dari kehancuran. Berawal dari script tidak begitu bagus sulit untuk merasa berinvestasi pada karakter, sulit untuk merasakan masalah yang ia hadapi, bahkan yang paling berbahaya saya sering kali merasa sulit untuk merasa peduli dengan apa yang sedang ia alami.


Seperti yang disebut diawal tadi The Gambler terasa tidak fokus pada satu masalah, dan parahnya itu lahir dari sikap over dalam mempermainkan konflik didalam cerita. Siapa yang tidak senang menyaksikan film yang berhasil terus menerus menggoda mereka tapi harus dalam kuantitas yang tepat. Film ini berlebihan dan itu menciptakan boomerang baginya. Salah satu yang paling krusial dimana karakter dengan kemampuan berbicara seperti ini seharusnya mampu menjadikan apa yang ia ucapkan terasa menarik dan menjadikan ia tampak pintar, tapi disini Jim Bennett sering kali terasa konyol dan yang ia ucapkan justru terasa seperti sebuah bullshit. Bukan berarti dengan begitu Mark Wahlberg tampil buruk tapi yang ia tampilkan disini sangat jauh dari harapan, bahkan ia sering hilang di balik karakter pendukung yang berhasil menjalankan tugas mereka, John Goodman yang mampu menjadi sebuah ancaman yang menarik bahkan kerap menjadi sumber energi bagi cerita, begitupula dengan Jessica Lange dengan sikap dingin karakternya yang menarik itu.



Bagi beberapa penonton ini mungkin akan terasa menarik namun dengan ekspektasi yang tidak berada di level normal apa yang diberikan oleh film ini terasa kurang bagi saya, karena The Gambler dapat menjadi jauh lebih menarik. Dari pinjaman kemudian taruhan yang menciptakan potensi menarik di awal kita justru mendapatkan sebuah studi karakter yang terasa palsu, mencoba menggoda penonton dengan konflik utama tapi gagal mengarahkan atensi penonton pada modus utamanya.








0 komentar :

Post a Comment