Showing posts with label 2020. Show all posts
Showing posts with label 2020. Show all posts

TV Series Review: Run On - Part 4 (Felina)

“Not breaking up with you. I'll make that dream come true. So help me out.”

Ketika ia mengejar pencuri pistol yang telah ia dambakan seorang wanita bertemu lagi dengan seorang pria yang dahulu pernah menyelamatkan dirinya. Pria tersebut merupakan seorang pelari terkenal dan ia benci dengan ketidakadilan, sedangkan si wanita adalah seorang subtitle translator yang baru saja membuat masalah besar dengan produser film. Wanita tersebut lantas direkrut untuk menjadi penerjemah bagi pria tadi. Si wanita yang agresif itu tidak percaya dengan takdir, namun kali ini ia merasa bahwa dirinya dan si pria memang sudah ditakdirkan bersama, terlebih karena pria tersebut berwajah tampan. 


Movie Review: Hold Me Back (2020)

"Everyone is sad. Everyone is hiding a sad story."

We are sad generation with happy pictures. Tentu saja tiap masa punya masalahnya sendiri dan akan berdampak pada perubahan di generasi selanjutnya. Di Jepang ada yang namanya Satori generation, para kaum muda yang memilih melepaskan ambisi dan harapan karena tren ekonomi makro di sana, karir stagnan tidak masalah, solo-saturday jadi sesuatu yang lumrah, dan semakin banyak yang merasa tidak tertarik untuk menikah. Karakter utama film ini adalah seorang wanita yang dapat dikatakan bagian dari generasi tadi, no longer in her twenties ia menganggap rasa sukanya pada seorang pria yang lebih muda darinya as a dirty and pure tragedy. Di sepuluh menit pertama kamu bahkan diajak hanya melihat dia berbicara dengan dirinya sendiri. Hold Me Back’ : all we need is somebody to lean on.


Movie Review: Beans (2020)

"If you can't feel pain, then no one can hurt you."

Teman akan lebih bermakna dari orangtua bagi seorang anak yang sedang beranjak masuk ke dalam fase pubertas dalam hidupnya, momen ketika rasa ingin tahu untuk mencoba berbagai hal baru seperti meloncat tinggi. Namun karena masih absennya kemampuan untuk memilah apakah yang tampak menyenangkan itu sepenuhnya baik dan tepat kerap muncul gesekan antara si anak dan orangtua, larangan lantas dianggap sebagai sesuatu yang negatif oleh si anak yang kemudian mencoba untuk memberontak. Transisi dari remaja menuju early adulthood kerap dijadikan bahan oleh para filmmaker untuk bercerita, film ini merupakan salah satu dari mereka yang tahu cara mengolahnya. ‘Beans’ : a medium well coming-of-age drama.


Movie Review: The Night House (2021)

“Do you guys believe in ghosts?”

Cukup sekitar tujuh menit buat film ini untuk membuat penontonnya merasa seperti akan terjadi suatu peristiwa aneh terhadap karakter utama, menempatkan kamu di dalam situasi hening yang dimainkan dengan manis temponya untuk kemudian disusul dengan bunyi ketukan yang menghentak dan memacu adrenalin. Saya rasa hal-hal seperti itu merupakan salah satu bagian penting dari sebuah sajian film horor dan di sini menjadi senjata yang baik untuk menggedor paranoia penontonnya yang dituntun ke dalam sebuah psychological struggle menarik yang sedang dihadapi karakter utama. The Night House’ : astounding psychological horror.


Movie Review: Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Mugen Train (2020)

“Don't cry even if you feel regret.”

Tidak ada salahnya mengeksploitasi materi yang punya potensi besar menghasilkan kesuksesan, langkah yang diambil oleh studio animasi asal Jepang, Ufotable. Belum berakhir musim pertama tv-series adaptasi manga ‘Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba’, tepatnya di pertengahan musim sudah muncul keinginan Produser untuk membuat semacam “jembatan” penghubung ke season dua dalam bentuk film. Shorter content and dramatic pacing jadi alasan utama, langkah berani yang ternyata membuahkan hasil sangat memuaskan bagi mereka, rilis tahun lalu di Jepang film ini seolah tidak mengenal apa itu pandemic Covid-19, terus mencetak angka mengejutkan box-office hingga berakhir sebagai the highest-grossing anime and Japanese film of all time, menggeser ‘Spirited Away’ yang telah berkuasa sejak tahun 2001. ‘Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Movie: Mugen Train’ : an imaginative extension, an engaging continuation.


Movie Review: There Is No Evil (2020)

“If some of these laws are forced, why can't you say no?”

Pemberian sanksi hukuman mati kepada pelaku kejahatan besar di Iran merupakan tindakan yang legal secara hukum, bahkan salah satu metode yang digunakan adalah eksekusi di depan publik atau warga. Memang tidak mencoba menunjukkan secara detail terkait sanksi hukuman mati tersebut namun film yang kabarnya diproduksi secara rahasia dan kemudian diselundupkan keluar dari Iran ini justru mencoba menelisik luka yang tertinggal dari orang-orang yang dipaksa tunduk dan mengikuti perintah untuk menegakkan hukuman mati tersebut, keputusan yang mereka ambil dan kemudian mempengaruhi kehidupan mereka. ‘There Is No Evil (Satan Doesn't Exist)’ : a good moral tales about inner humanity. (Warning: the following post might contains mild spoilers)


Movie Review: Mother (2020)

“They're my kids. I can do whatever I want!”

Menjadi orangtua tentu tidak lantas membuatmu harus menjadi berjiwa tua, banyak bahkan sekarang kita lihat pasangan suami istri yang justru tetap mampu menjaga penampilan agar terlihat muda meski telah memiliki anak. Tapi ada tanggung jawab yang berbeda ketika kamu menyandang status sebagai orangtua, salah satunya tentu saja menaruh anak sebagai prioritas utama, sosok paling penting di antara berbagai macam hal atau urusan penting lainnya, termasuk emosi dan ego. Seperti judulnya lampu sorot film ini mengarah pada Ibu muda yang belum mampu ”bertanggung jawab" sebagai orangtua. ‘Mother’ : a story about minion and his despicable mother.


Movie Review: Becoming Mona (2020)

“You’re too good for this world.”

Gejolak emosi itu memang melelahkan. Tekanan ekstra yang muncul di dalam sistem emosimu dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah, tentu di antara mereka mayoritas berupa penyakit seperti sakit kepala misalnya hingga insomnia, sesuatu yang jika dibiarkan tetap eksis tanpa upaya untuk dilawan atau diubah maka suatu saat rasa sakit emosional itu perlahan akan mengikis tidak hanya energi fisikmu saja namun juga energi mental, membuat benteng pertahananmu perlahan goyah dan puncaknya “ledakan emosi” yang membuatmu jatuh menyerah. Karakter utama film ini dipaksa untuk melayani ego orang lain, hence she becomes a monster. ‘Becoming Mona (Kom hier dat ik u kus)’ : Curb Your Emotions.


Movie Review: I Never Cry (2020)

“You have to bring him home.”

Ketika telah menjadi orangtua maka di situlah kamu lebih mudah untuk menghargai perjuangan yang pernah dan masih dilakukan oleh orangtuamu untuk mendidik dan membesarkanmu. Karena terkadang hidup dapat berjalan tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, ketika kecil dulu kamu akan marah jika permintaanmu tidak dapat dipenuhi oleh orangtuamu, beranjak remaja menuju dewasa semakin mudah bagimu yang kini mulai merasakan kebebasan berekspresi itu untuk merasa benci dengan orangtua yang tentu tetap ketat mengawasi langkahmu. But no one told you life was easy. ‘I Never Cry’ : sometimes it takes a death to understand a life.


Movie Review: A Perfectly Normal Family (2020)

“I wish my dad was dead.”

Makna dari kata “normal” tentu saja berbeda-beda di setiap keluarga, ada yang biasa saja ketika sang anak melakukan aksi teasing kepada orangtuanya karena itu telah mereka anggap sebagai bentuk sayang, tapi ada pula keluarga yang sangat formal di mana ketika sedang makan tidak boleh terdengar suara saat alat makan bergesekan dengan piring misalnya. Di film ini ada sebuah keluarga yang tampak normal tentu sesuai standar yang mereka terapkan, seorang Ayah, seorang Ibu, dan juga dua orang anak perempuan, tapi hal yang membuat mereka menjadi “perfectly normal” adalah fakta bahwa keempat anggota keluarga tersebut memiliki jenis kelamin yang sama, yakni wanita. ‘A Perfectly Normal Family’ : cause he need “permission” to change.


Movie Review: Wife of a Spy (2020)

“You and I just a momentary couple.”

Kesetiaan dan keraguan seperti menjadi kepingan kecil yang berperan penting di dalam keberlangsungan sebuah pernikahan. Janji setia untuk sehidup dan semati itu jelas bukan sembarang janji yang dapat diingkari, termasuk saat pasanganmu harus berhadapan dengan masalah besar dalam hal ekonomi misalnya, saat pasanganmu jatuh sakit, kamu tidak boleh hanya ada di saat suka saja namun malah melarikan diri atau pergi saat duka itu tiba. Lantas bagaimana sikapmu ketika suatu hari kamu mengetahui bahwa suami atau istrimu merupakan seorang mata-mata? Spesial agent yang terlibat di dalam sebuah rencana politik besar dan berbahaya? Apakah kamu akan tetap setia, atau pergi meninggalkannya? ‘Wife of a Spy’ : a marriage horror? (Warning: the following post might contains spoilers)


TV Series Review: Alice in Borderland - Part 3 (Felina)

“You toy with people's feelings, betray, and kill each other.”

Kota Tokyo “menghilang”, mayoritas penduduk tidak diketahui keberadaannya kini namun beberapa di antara mereka “tertinggal”, salah satunya seorang pria muda bersama dua sahabatnya. Mereka mendapati Shibuya Crossing yang lima menit sebelumnya sangat hiruk pikuk tiba-tiba kosong, begitupula di berbagai sudut kota Tokyo yang kini tampak seperti kota mati. Pria muda tersebut kemudian menyadari bahwa dirinya bagian dari orang yang “tertinggal” yang terpilih untuk berpartisipasi di dalam sebuah permainan mengerikan, karena semakin banyak permainan yang diselesaikan maka semakin lama pula kesempatan mereka untuk dapat hidup. 


Movie Review: The Audition (2019)

“What counts is hearing the notes before you play them.“

Setiap orang memiliki mimpi, ambisi, dan obsesi mereka masing-masing, tapi kadang hidup tidak memberimu jalan yang mudah untuk dapat mewujudkan ketiga hal itu. Kerena ketika mereka menjadi tidak terkendali maka tantangan yang kamu jalani akan bertemu dengan tekanan dalam berbagai bentuk, salah satunya gejolak emosi. Di film ini seorang guru musik menemukan talenta yang ia anggap sebuah permata yang harus ia poles agar dapat semakin bersinar, celakanya itu ternyata pintu masuk bagi berbagai masalah muncul di dalam hidupnya setelah selama ini bersembunyi. ‘The Audition (Das Vorspiel)’ : a Whiplash with violin.


Movie Review: News of the World (2020)

“This child is not for sale.”

Jason Bourne tentu sangat mudah untuk disebut sebagai sahabat dekatnya, dan dari tangannya pula kita dapat menyaksikan film yang berkisah tentang pembajakan pesawat yang menabrak gedung WTC di 11 September 2001 serta pembajakan kapal oleh bajak laut Somalia. Paul Greengrass dan image yang lekat dengan Sutradara satu ini adalah thrill oktan tinggi bersama shaky cam sehingga tidak heran kejutan yang ia tampilkan di film terbarunya ini terasa sangat memorable, penonton tidak ia pacu namun berhasil ia paku sejak awal hingga akhir menyaksikan perjalanan dua orang yang “hilang” itu. ‘News of the World’ : a loosely dry but casually charming drama.


Movie Review: Holler (2020)

“You stay here because you're weak.”

Tidak semua orang memiliki keberanian yang lebih dari cukup untuk mengambil keputusan “melangkah maju”, kerap kali mereka selalu jalan di tempat saja karena merasa takut setelah berputar-putar dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan tentu merupakan bagian penting dalam mengambil keputusan namun rasa takut itu justru sering kali membuat orang menyerah sebelum mencoba dan memilih berdiam diri di zona nyaman mereka. Mau mencoba sama saja dengan langkah pertama untuk meraih sesuatu yang kamu ingin, tapi tetap saja dengan catatan kamu yakin bahwa kamu bisa. ‘Holler’ : a poignant and quite evocative life drama. (Warning: the following post might contains mild spoilers)


Movie Review: Simulation Theory Film (2020)

They will not control us, and we will be victorious.

Menyebut diri mereka sebagai “trashy three-piece” grup band rock asal Inggris satu ini, Muse, dapat dikatakan merupakan salah satu dari mungkin beberapa band yang seperti tidak pernah kehabisan akal cara “bergembira” dengan musik yang mereka ciptakan. Berangkat dari alternative rock style mereka kemudian melebarkan sayap, progressive, space rock, hingga electronica di mana lirik mereka kerap mengandung barisan kata yang mencoba untuk membakar spirit hingga menembakkan kritik. Ini bukan film dokumenter tentang band Muse, melainkan sebuah concert film yang merekam aksi Muse di O2 Arena. Tapi ada yang gila dan spesial di sini. ‘Simulation Theory Film’ : a psycho hysteria madness.


Movie Review: The Stylist (2020)

“I guess we all want what we don't have.”

Menyebut seseorang sebagai psikopat tentu bukan perkara mudah, karena berbeda dengan gangguan jiwa parah yang kita kenal dengan sebutan gila, pengidap gangguan jiwa yang juga disebut sosiopat itu sebenarnya sepenuhnya sadar atas perbuatannya, perilaku antisosial serta aksi yang kerap merugikan orang lain. Tidak heran jika pengidapnya tidak hanya sukar disembuhkan tapi juga sulit untuk dideteksi, mampu bersembunyi di balik penampilan menarik dan juga kemampuan manipulasi untuk meraih kepuasan bagi dirinya sendiri. Karakter utama di film ini adalah seorang penata rambut, dan ia menyedihkan. ‘The Stylist’ : a horror drama about stressor and human resilience.


Movie Review: The Confidence Man JP: Princess (2020)

“There's no true or false. The truth is what you believe in.”

Ketika mencoba menjalin koneksi antara Jepang dan komedi maka sulit untuk tidak tersenyum karena komedi versi Jepang memiliki ciri khas yang sangat mudah untuk dikenali, dan mungkin dinikmati. Mereka sangat jarang mencoba tampil implisit dan justru lebih mengedepankan upaya mengocok perut penontonnya secara langsung, mayoritas lewat aksi atau tingkah konyol. Film ini berawal dari televisi, kemudian ia berpindah ke layar yang lebih lebar dan tiba di film keduanya di mana film pertama sendiri berhasil menunjukkan alasan mengapa serial televisi-nya itu berhasil tampil menghibur dengan sangat baik. ‘The Confidence Man JP: Princess’ : a heist comedy with leisure laughs.


Movie Review: Earwig and the Witch (2020)

“Anybody who’d choose me would be pretty unusual.”

Studio Ghibli memutuskan untuk rehat sejenak memproduksi film animasi sejak 2014 dan tentu saja membuat banyak penggemarnya kecewa, karena sejauh ini seni animasi tradisional mereka merupakan variasi yang belum tertandingi kualitasnya di tengah computer animation yang semakin mendominasi. Di tahun 2017 kemudian muncul berita bahwa guru besar mereka, Hayao Miyazaki, kembali dari pensiun dan sedang menggarap film animasi baru, tapi berita paling mengejutkan justru muncul tahun lalu ketika Gorō Miyazaki, anak dari Hayao Miyazaki akan menyutradarai film animasi terbaru Studio Ghibli, their first ever full 3D CG animated film. You never know if you never try. ‘Earwig and the Witch’ : when a badminton player can’t master tennis on the first try.


Movie Review: Shape of Red (2020)

“You're happy living a lie?”

Sebenarnya orang menikah itu untuk apa? Itu sebuah pertanyaan yang jujur sulit untuk dideskripsikan secara global karena tiap orang pasti memiliki jawaban serta alasan yang berbeda. Tapi kita dapat sepakat bahwa sesuatu yang dipaksakan dan tidak sepenuhnya ikhlas dapat meninggalkan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Termasuk ketika kamu berpisah dengan sosok yang kamu sayangi, the one you really love, demi untuk menjalani kehidupan dengan orang yang tidak ada di level yang sama dengan sosok tadi. ‘Shape of Red’ : the world of the married. (Warning: the following post might contains mild spoilers)