Showing posts with label drama. Show all posts
Showing posts with label drama. Show all posts

Movie Review: Argentina, 1985 (2022)

“New government says they’ll change things, and then appoints the same assholes as always.”

Kadang menjadi “berbeda” justru dapat membuat seseorang berpotensi besar untuk dikucilkan, sekalipun dia sebenarnya berada di pihak yang benar. Bukan tantangan internal saja yang sulit, justru eksternal yang berasal dari orang sekitar yang kerap dengan mudah merasa di atas angin dan mencoba mengintimidasi. Memperjuangkan kebenaran tidak mudah, dan menjadi orang yang benar dan baik itu susah, hanya para pemberani yang menolak untuk menyerah. Hal tersebut yang coba disampaikan film ini, menggunakan proses transisi demokrasi lewat peristiwa pengadilan terhadap anggota pemerintahan militer de facto yang berkuasa ketika kediktatoran masih jadi raja. ‘Argentina, 1985’: the beauty of justice.


Movie Review: The Good Nurse (2022)

“They didn't stop me.”

Film ini dibuka dengan static shot dari sebuah pintu ruang rawat inap hospital yang mengarah ke dalam ruangan tersebut, sisi kiri dan kanannya layar didominasi dinding sedangkan di bagian tengah terdapat jendela yang memperlihatkan pohon tanpa daun di sisi luar. Mungkin sedang musim gugur atau memang pohon tersebut telah mati, seperti salah satu pasien yang menghuni ruangan itu. Hanya kakinya yang terlihat ketika ia terbaring di salah satu bed ketika EKG mengirimkan sinyal dan seorang perawat datang untuk memberi pertolongan. Sayangnya tidak lama code blue muncul disusul datangnya berapa tenaga kesehatan lain. Perawat pertama tadi kemudian mundur ke belakang dan framing kamera mulai mengerucut, mencoba menangkap wajah si perawat, yang anehnya, seolah mencoba menahan senyum agar tidak muncul. The Good Nurse’: a quietly chilling crime drama.


Movie Review: Pleasure (2021)

"And when you've made your mind up, you can do anything."

Mimpi memang indah namun untuk membuat itu menjadi kenyataan tidak selalu mudah. Realita tak seindah ekspektasi, tidak semua yang diharapkan bisa berjalan sukses seperti yang kamu inginkan, apalagi jika sejak awal kamu telah merasa yakin dapat meraih mimpi itu dengan cara yang mudah. Rasa percaya diri memang penting namun itu saja tidak cukup ketika kamu terjun ke lapangan dan berhadapan dengan rintangan yang sesungguhnya. Film ini bercerita tentang hal tersebut, gadis muda yang merasa yakin bahwa ia punya kemampuan yang mumpuni untuk meraih sukses namun pada akhirnya bertemu fakta bahwa apa yang ia impikan tidak seindah yang ia bayangkan. ‘Pleasure’ : about the cruelty and dangers of dreaming.


Movie Review: Emily the Criminal (2022)

"You can't make money another way?"

Kejutan dari hacker berinisial Bjorka beberapa bulan yang lalu ketika dengan berani ia mengumbar data pribadi dari beberapa petinggi Pemerintahan Indonesia untuk kemudian menjadi konsumsi publik sebenarnya bukan sebuah aksi yang membuka pintu masuk cybercrime ke Indonesia. Tahun lalu misalnya data penduduk Indonesia dalam jumlah jutaan bocor dan dijual di forum internet, pencurian yang sebenarnya telah terjadi sebelumnya dan kemungkinan besar akan terus terjadi di masa depan. Terlebih Web3 tampaknya tidak lama lagi akan beranjak dari sebatas sebuah ide saja, dan ketika itu terjadi maka pengumpulan data akan jadi lebih luas yang tentu saja hadir dengan resiko hilangnya privasi. Bahaya itu coba diceritakan film ini dengan menggunakan aksi pemalsuan kartu kredit. ‘Emily the Criminal’: money can buy you happiness!


Movie Review: 20th Century Girl (2022)

When I'm with you, I'm always happy.

Jangan tunggu lama-lama, nanti diambil orang. Ya, aksi menunggu dalam hal apapun itu terlebih dalam sebuah percintaan tentu saja punya resiko, saat sedang mencoba meyakinkan hati yang dipenuhi rasa ragu apalagi takut seolah masih banyak waktu yang tersisa dan bersedia menunggumu. Dan ketika telah hilang maka penyesalan menjadi destinasi paling familiar, meskipun memang tidak sedikit yang dapat ikhlas pula. Seperti dalam percintaan misalnya, bahwa tidak semua orang hadir ke dalam kehidupanmu untuk tinggal atau menetap, ada yang datang untuk memberi sebuah pembelajaran atau sekedar sebatas kenangan. Film ini mencoba menceritakan itu dengan menggunakan elemen klasik romance bersama cinta dan persahabatan, yang tidak melulu dapat jalan beriringan. ‘20th Century Girl’: you make me shine just by your existence.


Movie Review: Red Rocket (2021)

“Life could change on a dime.”

Tebal muka mungkin wajib dimiliki oleh para bintang porno, karena dengan menjadi thick-skinned otomatis mereka akan menjadi tidak peka terhadap kritik atau hinaan sehingga tidak merasa terluka. Karena pekerjaan yang mereka geluti memang pada dasarnya memiliki citra negatif, melakukan perbuatan yang masuk dalam kategori dosa dengan tujuan utama untuk memenuhi fantasi dan hasrat seksual orang-orang yang kemudian “membeli” produk mereka tersebut. Hal terakhir tadi mungkin dapat memicu perdebatan lanjutan, lingkaran bisnis yang berisikan produsen, barang jadi, dan konsumen meski di sisi lain tentu masih banyak pihak yang menolak menjadi bintang porno adalah sebuah pekerjaan. ‘Red Rocket’: the American Dream with sex and naivety.


TV Series Review: Little Women - Part 1

“Nothing in this world is more sacred than money.”

Mendadak kaya merupakan impian banyak orang, begitupula tiga orang wanita muda dalam sebuah keluarga. Kakak beradik yang baru saja mendadak ditinggal pergi oleh Ibu mereka itu awalnya hidup di ambang ekonomi lemah, tidak heran jika ketiganya lesu menjalani hidup. Si sulung menjadi outcast di tempat kerja, adiknya gemar berteman dengan alkohol tiap hari, sementara si bungsu yang gemar melukis merasa terbebani usaha kedua kakaknya agar ia bisa merasakan kebahagiaan, agar ia tidak seperti mereka. Suatu hari si sulung menemukan rejeki nomplok, sebuah tas hiking berukuran besar berisikan uang yang lantas membawa kehidupan mereka ke babak baru. People may lie, but money is honest.


Movie Review: Crimes of the Future (2022)

“Surgery is the new sex.”

Berjoget tipis-tipis sendiri di dalam kamar bisa menghasilkan banyak uang mungkin sebuah ide yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang di beberapa dekade lalu, sekalipun kala itu mereka juga punya imajinasi bahwa di masa depan segala sesuatu mungkin akan lebih canggih. Hal yang sama juga kita alami kini, definisi masa depan kelak seperti apa masih tidak pasti walaupun sama seperti orang-orang tadi bahwa kita juga memiliki imajinasi, kini bahkan dengan analisa data jadi semakin mudah bagi beberapa orang untuk diprediksi. Film mengeksplorasi potensi masa depan yang masih jadi misteri, menggunakan premis yang terasa aneh yakni bagaimana jika kelak rasa sakit merupakan cara baru untuk merasakan sensasi bahagia? ‘Crimes of the Future’: a medium rare body horror.


Movie Review: Mrs. Harris Goes to Paris (2022)

“How many chances do you get in your lifetime?”

Gantungkan mimpimu setinggi langit. Ya, kalimat klasik memang dan mungkin akan menimbulkan berbagai makna, tapi hal itu sebenarnya sangat tepat. Memang dalam perjalanan hidup mereka setiap manusia akan bertemu dengan berbagai rintangan yang di sisi lain dapat membuat mimpi yang sudah kadung tinggi digantung tadi jadi sulit untuk diraih. But if you can believe it, you can achieve it, apalagi Sang Pencipta dan semesta yang Ia kuasai selalu punya cara yang kadang datang di luar nalar dan logika untuk menolong atau membantu mereka yang percaya serta tetap berusaha. Di film ini seorang wanita yang berprofesi sebagai pembantu dan akan mengalami pengurangan gaji justru menolak berhenti tuk bermimpi: ia ingin punya sebuah gaun merk Christian Dior! Go wherever your dream takes you. ‘Mrs. Harris Goes to Paris’: a feel-good and uplifting story.


Movie Review: Prey (2022)

"You wanna hunt something that's hunting you?" 

Dahulu jika sebuah film ternyata status tayangnya “dialihkan” ke layanan streaming maka itu dianggap sebuah pertanda buruk, karena akan semakin mudah berasumsi bahwa kualitasnya tidak mumpuni sehingga membuat perusahaan produksi memilih untuk tidak merilisnya di layar lebar. Tapi pandemi tiba dan mengubah banyak hal, salah satunya adalah pamor dari streaming service yang jadi pilihan populer, mereka kemudian berlomba memoles perpustakaan film-nya agar semakin menarik. Dan the Predator franchise jadi salah satu anggota baru, film kelima dari kisah yang diawali oleh Arnold Schwarzenegger di tahun 1987 ini tidak rilis di layar lebar tapi langsung ke streaming service, dan tanpa menggunakan judul Predator! Menariknya, ini justru berhasil jadi salah satu yang terbaik di the Predator franchise. ‘Prey’: shine brightly above simplicity.


Movie Review: Sayap-Sayap Patah (2022)

“Nani sayang aku bikin nasi goreng kesukaanmu. Tunggu aku pulang!”

Mungkin dari poster-nya impresi pertama yang muncul ini adalah sebuah film drama percintaan, saya pun demikian pada awalnya dan kemudian berubah setelah mencoba mencari tahu cerita yang hendak film ini ceritakan. Sinopsisnya memang meninggalkan impresi serupa dengan poster, sepasang suami istri yang telah hidup bahagia, tapi di sisi lain di dalam cerita ada tragedi kerusuhan Mako Brimob tahun 2018, sebuah peristiwa yang berlangsung selama 36 jam saat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para narapidana terorisme. Seketika impresi awal akan sebuah drama percintaan yang dihasilkan oleh poster tadi tergerus, meskipun sebenarnya tersirat kombinasi hal manis dan pahit dari kehidupan di balik aksi Ariel Tatum yang mencium Nicholas Saputra itu. ‘Sayap-Sayap Patah’: mencoba membuatmu melihat dan ikut merasakan.


Movie Review: 12 Cerita Glen Anggara (2022)

“Yang namanya cinta, ya cinta.”

Manusia tidak bisa hidup sendiri, tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Karena sebagai manusia kita saling membutuhkan satu sama lain, dari tegur sapa sederhana, gotong royong, bersimpati, berempati, serta membantu orang lain. Karena salah satu tujuan hidup manusia bukan hanya bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya namun juga sekitarnya, bukan hanya untuk membuat dirinya sendiri hidup bahagia namun juga untuk menolong orang lain merasakan kebahagiaan. Sesuatu yang terkesan berat memang namun hal tersebut tadi coba dikemas dalam bentuk sebuah drama remaja yang ringan, santai, dan tenang oleh film ini, spin-off dari film ‘Mariposa’ yang rilis dua tahun lalu. ’12 Cerita Glen Anggara’: mencapai target yang tak dipasang tinggi.


Movie Review: Elvis (2022)

“That skinny boy in the pink suit, transform into a superhero.”

Dijuluki sebagai the "King of Rock and Roll", Elvis Aaron Presley, atau Elvis, dianggap sebagai salah satu tokoh budaya yang paling signifikan abad ke-20, dan ada banyak alasan (still) the best-selling solo music artist itu masih sangat dipuja hingga kini. Tidak hanya karena musiknya yang energik saja namun pelopor rockabilly itu juga dianggap berperan sebagai ice breaker yang memulai social and cultural revolution, mendorong rock and roll tidak hanya sebatas sebuah musical genre bagi kalangan tertentu saja tapi juga memiliki pengaruh besar pada lingkup yang lebih luas, salah satunya memadukan the styles of white country, black rhythm, and blues. Mencoba mengikuti kesuksesan ‘Bohemian Rhapsody’ and well, ‘Rocketman’, kini Sutradara film ‘Romeo + Juliet’ mencoba menunjukkan bahwa Elvis’s life is a story worth telling. ‘Elvis’: high-gloss and horny biopic.


Movie Review: Decision to Leave (2022)

“Killing is like smoking. Only the first time is hard.”

Salah satu hal yang lekat dengan cinta adalah ia bisa menjadi misterius dan membuat bingung. Kadang sikap ramah atau bahkan senyuman kecil dapat melahirkan asumsi yang membuatmu bertanya-tanya, apakah itu merupakan sebuah respon yang positif atau hanya sekedar formalitas yang sederhana saja? Atau justru sebuah jebakan agar kamu merasa diperhatikan dan berharga di awal, untuk kemudian "dipermainkan" oleh hati? Cinta memang terasa indah, tapi cinta juga bisa menjadi manipulatif serta membawamu masuk ke dalam bencana. Hal itu yang coba diutak-atik oleh Sutradara Park Chan-wook, tetap bertumpu pada reputasi brutal and merciless miliknya untuk menyajikan one of the most exciting and innovative romantic mystery in the last decade. ‘Decision to Leave’: an elegant love story.


Movie Review: Emergency Declaration (2022)

“This is Sky Korea 501. Good day.”

Keadaan darurat adalah situasi di mana dapat diberdayakan kebijakan yang biasanya tidak boleh dilakukan, dengan tujuan utama keselamatan dan perlindungan warga. Di Indonesia “Kerusuhan Mei 1998” adalah contohnya, begitupula Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia di tahun 2004, sementara itu di tahun 2020 banyak negara mendeklarasikan state of emergency for COVID-19 yang adalah medical pandemic. Wewenang dalam mendeklarasikan keadaan darurat juga dimiliki oleh seorang Pilot, pada Federal Aviation Administration Sec. 91.3 tertulis bahwa di dalam keadaan darurat dalam penerbangan yang membutuhkan tindakan segera, maka Pilot punya wewenang untuk menyimpang dari aturan sejauh yang diperlukan untuk memenuhi keadaan darurat. Airspace procedures? Gone. Speed restrictions? IFR clearance limits? Gone. Because safety is not a luxury, but a necessity! ‘Emergency Declaration (Bisang Seoneon)’: ‘Train to Busan’ on a plane, it’s a miracle on plane No. 501.


TV Series Review: Extraordinary Attorney Woo - Part 3

“Even if other people say it's not, if you say it's love, it's love.”

Kelainan sistem saraf berupa autisme yang telah ia miliki sejak kecil membuat masa depan seorang wanita muda yang lulus dengan menyandang predikat summa cum laude dari Seoul National University law school mendapat penolakan dari berbagai law firm. Penyebabnya tidak lain akibat gangguan spektrum autisme (ASD) miliknya yang membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak “nyaman” dan bahkan tidak yakin dirinya mampu mengatasi tekanan saat persidangan. Namun satu kesempatan tiba dan wanita muda yang memperolah nilai hampir sempurna ketika kuliah dulu itu membuktikan bahwa all the other law firms are making a mistake right now.


Movie Review: Cha Cha Real Smooth (2022)

“I'm sorry, growing up is hard.”

Tidak semua orang dalam hidupmu datang untuk tinggal, ada yang sebatas singgah lalu pergi setelah “membantumu” belajar berbagai hal menarik tentang hal baik dan hal buruk di dunia ini. Ya, saya pernah menggunakan kalimat serupa tapi memang itu merupakan salah satu bagian dalam kehidupan yang selalu menarik untuk diulik dengan berbagai cara, lewat drama keluarga misalnya hingga tentu saja kisah cinta. Kali ini hal tersebut bergabung dengan bagian lain dari perjalanan hidup manusia, yakni proses self-discovery, di masa muda yang masih penuh dengan kobaran api semangat dan juga ambisi tinggi, berhadapan dengan kenyataan hidup yang kadang mampu membanting jatuh mimpi yang sudah kadung digantung terlalu tinggi. Ya, tumbuh dewasa itu sulit. ‘Cha Cha Real Smooth’: goofy drama comedy with authentic empathy.


Movie Review: Persuasion (2022)

“All that is meant for one, is meant to find the one.”

“Kalau masih cinta, jangan memaksa untuk move on.” Lantas bagaimana cara agar dapat segera melupakan dan memulai kembali kisah cinta yang baru? Saya juga tidak tahu jawabannya, karena cara cinta bekerja di setiap orang tentu berbeda-beda, ada yang hanya butuh satu minggu untuk langsung melupakan dan mencoba memulai kembali, tapi ada pula yang berjuang untuk menghapus memory indah bersama sang mantan kekasih dalam hitungan tahun bahkan lebih dari setengah dekade. Hal apa sebenarnya yang menyebabkan perbedaan tersebut, sehingga ada yang mudah tapi ada pula mereka yang kesulitan? When pain is over, the remembrance of it often becomes a pleasure. ‘Persuasion’: a Bridgerton knock-off.


TV Series Review: Extraordinary Attorney Woo - Part 2

“If there was a competition to be fooled a person with autism would win.”

Kelainan sistem saraf berupa autisme yang telah ia miliki sejak kecil membuat masa depan seorang wanita muda yang lulus dengan menyandang predikat summa cum laude dari Seoul National University law school mendapat penolakan dari berbagai law firm. Penyebabnya tidak lain akibat gangguan spektrum autisme (ASD) miliknya yang membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak “nyaman” dan bahkan tidak yakin dirinya mampu mengatasi tekanan saat persidangan. Namun satu kesempatan tiba dan wanita muda yang memperolah nilai hampir sempurna ketika kuliah dulu itu membuktikan bahwa all the other law firms are making a mistake right now.


Movie Review: Everything Everywhere All at Once (2022)

“Every new discovery is just a reminder, we’re all small & stupid.”

Enam tahun lalu sebuah film yang menggunakan “kentut” sebagai mesin utama penggerak cerita sukses memberi kejutan, berkisah tentang proses kembali pulang seorang pria yang terdampar di pulau terpencil dan berteman dengan mayat hidup yang doyan kentut. Ya, itu memang sebuah fantasi yang gila dan tentu terasa abstrak tapi justru berhasil membuat film tersebut terasa sangat berkesan dan memorable hingga kini. Dan kali ini duet Sutradara film tersebut mencoba memperluas arena bermain mereka dengan menggunakan ide yang tidak kalah menarik dan gila pula: bagaimana jika kehidupan yang kamu jalani kini adalah satu dari beberapa macam “versi lain” dari dirimu yang juga sedang berlangsung di tempat lain? Dan semuanya terkoneksi satu sama lain! Everything Everywhere All at Once’: another wild, weird, and wacky fantasy adventure from Daniels.