Showing posts with label Romance. Show all posts
Showing posts with label Romance. Show all posts

Movie Review: Rosaline (2022)

"One day, we will be together forever."

Pria dengan inisial “R” belakangan ini menjadi salah satu topik perbincangan yang hangat lewat beberapa kasus tentang cinta dan retaknya hubungan asmara. Tentu saja tidak bisa disamaratakan tapi jika ditarik jauh ke belakang pujangga kenamaan asal Inggris, William Shakespeare, seolah juga punya ketertarikan yang sama pada huruf “R’ itu, sehingga ia menamai karakter utama dari salah satu karyanya: Romeo. Orang awam pada umumnya mengenal Romeo sebagai seorang pria yang rela mati demi memperjuangkan cintanya pada Juliet, tapi sebelum Juliet ada Rosaline di hati Romeo yang sayangnya tak berbalas, asal mula yang pada akhirnya membuat Romeo berpaling. Jadi, semua karena Romeo? ‘Rosaline’ : a feisty alternative retelling.


Movie Review: Ticket to Paradise (2022)

“Being loved is not the same as loving.”

Pernikahan punya makna yang berbeda-beda bagi tiap orang. Ada yang menganggap seseorang sudah menjadi manusia dewasa ketika ia telah menikah, ada yang menilai itu sebagai ikatan suci yang dilakukan satu kali untuk selamanya, dan jika berbicara budaya Indonesia maka ada konsep bahwa menikah bukan hanya menyatukan dua manusia saja tapi juga dua keluarga besar mereka. Tapi apakah manusia yang sudah menikah pasti akan dewasa? Apakah jika kelak di tengah jalan muncul pertikaian opsi yang tersedia hanya bertahan meski terluka? Dan seberapa penting sebenarnya restu dari keluarga, terutama orangtua, pada sebuah pernikahan? Termasuk ego saat anak mengambil pilihan tidak seperti yang kamu harapkan. Semua itu hadir dalam bentuk romantic comedy yang terjadi di Bali ini. ‘Ticket to Paradise’ : a quite good traditional screwball comedy.


Movie Review: 20th Century Girl (2022)

When I'm with you, I'm always happy.

Jangan tunggu lama-lama, nanti diambil orang. Ya, aksi menunggu dalam hal apapun itu terlebih dalam sebuah percintaan tentu saja punya resiko, saat sedang mencoba meyakinkan hati yang dipenuhi rasa ragu apalagi takut seolah masih banyak waktu yang tersisa dan bersedia menunggumu. Dan ketika telah hilang maka penyesalan menjadi destinasi paling familiar, meskipun memang tidak sedikit yang dapat ikhlas pula. Seperti dalam percintaan misalnya, bahwa tidak semua orang hadir ke dalam kehidupanmu untuk tinggal atau menetap, ada yang datang untuk memberi sebuah pembelajaran atau sekedar sebatas kenangan. Film ini mencoba menceritakan itu dengan menggunakan elemen klasik romance bersama cinta dan persahabatan, yang tidak melulu dapat jalan beriringan. ‘20th Century Girl’: you make me shine just by your existence.


Movie Review: Decision to Leave (2022)

“Killing is like smoking. Only the first time is hard.”

Salah satu hal yang lekat dengan cinta adalah ia bisa menjadi misterius dan membuat bingung. Kadang sikap ramah atau bahkan senyuman kecil dapat melahirkan asumsi yang membuatmu bertanya-tanya, apakah itu merupakan sebuah respon yang positif atau hanya sekedar formalitas yang sederhana saja? Atau justru sebuah jebakan agar kamu merasa diperhatikan dan berharga di awal, untuk kemudian "dipermainkan" oleh hati? Cinta memang terasa indah, tapi cinta juga bisa menjadi manipulatif serta membawamu masuk ke dalam bencana. Hal itu yang coba diutak-atik oleh Sutradara Park Chan-wook, tetap bertumpu pada reputasi brutal and merciless miliknya untuk menyajikan one of the most exciting and innovative romantic mystery in the last decade. ‘Decision to Leave’: an elegant love story.


Movie Review: Persuasion (2022)

“All that is meant for one, is meant to find the one.”

“Kalau masih cinta, jangan memaksa untuk move on.” Lantas bagaimana cara agar dapat segera melupakan dan memulai kembali kisah cinta yang baru? Saya juga tidak tahu jawabannya, karena cara cinta bekerja di setiap orang tentu berbeda-beda, ada yang hanya butuh satu minggu untuk langsung melupakan dan mencoba memulai kembali, tapi ada pula yang berjuang untuk menghapus memory indah bersama sang mantan kekasih dalam hitungan tahun bahkan lebih dari setengah dekade. Hal apa sebenarnya yang menyebabkan perbedaan tersebut, sehingga ada yang mudah tapi ada pula mereka yang kesulitan? When pain is over, the remembrance of it often becomes a pleasure. ‘Persuasion’: a Bridgerton knock-off.


TV Series Review: Our Beloved Summer - Part 4 (Felina)

"Couples who fight often have a higher chance of dating again."

Sepasang mantan kekasih berjanji untuk melupakan kisah cinta mereka dan tidak bertemu lagi, tapi ternyata takdir berkehendak lain. Video dokumentasi kehidupan mereka di masa sekolah, tentang interaksi antara siswa peringkat satu dari atas dan siswa peringkat satu dari bawah mendadak viral dan kini disukai banyak orang. Hal tersebut membuat sahabat mereka, yang kini berprofesi sebagai program director kemudian meminta keduanya untuk membuat ulang dokumenter yang telah berusia sepuluh tahun tersebut, dan memaksa mantan kekasih itu membuka kembali lembar memori masa lalu mereka yang ternyata masih berdenyut dengan perasaan yang rumit.


Movie Review: Licorice Pizza (2021)

“I'm not gonna forget you. Just like you're not gonna forget me.”

Ketika berbicara tentang cinta sebenarnya banyak orang yang bingung dan juga ragu pada cinta macam apa yang mereka mau, tidak heran jika kemudian muncul jalan penuh kerikil tajam dalam proses pencarian itu. Seperti karakter utama wanita di film ini, ketika ditanya apakah dirinya punya pacar jawabannya adalah "yes and no”, meski ia sadar bahwa ada pria yang sedang menyukai dirinya. Ya, rasa cemas dalam menentukan arah dan tujuan hidup memang menjadi bagian tak terlepaskan dari fase quarter-life crisis, masa di mana insecurity, ragu, dan kecewa kerap singgah di dalam berbagai hal di hidup manusia, dari karir, keuangan, dan tentu saja cinta. Tapi apakah cinta memang serumit itu? Licorice Pizza’: fantabulous!


TV Series Review: Kiss Sixth Sense - Part 1

“You and I will be sleeping together in the future.”

Dengan berciuman maupun ketika bibirnya tersentuh bagi tubuh orang lain, seorang wanita dapat melihat masa depan orang tersebut, kemampuan spesial yang pernah membuat kisah cintanya kandas. Sang mantan yang kini karirnya telah sukses mencoba untuk merajut kembali kisah cinta mereka, tapi wanita yang kini menjadi sosok idola di perusahaan periklanan tempat ia bekerja justru tidak memusingkan hal tersebut. Ia justru lebih merasa cemas pada masa depan hubungannya dengan sang boss yang sangat ia benci, karena setelah secara tidak sengaja mencium bibir sang boss, wanita tersebut melihat bahwa di masa depan mereka akan berpacaran.


TV Series Review: Our Blues - Part 2


“You can't always have everything your way in life. That's life.”

Kesedihan sepakat berkumpul kembali di Pulau Jeju. Bingung dengan kehidupannya, seorang wanita kembali ke Jeju, kembali bertemu dengan pria sederhana namun populer, ada salah paham yang belum usai di antara mereka. Hal serupa dialami seorang pria lain, penugasan ke Jeju membuatnya bertemu dengan wanita single kaya raya yang menjadikannya sebagai cinta pertamanya. Wanita itu punya sahabat yang juga kembali ke Jeju bosan dengan kerasnya kota besar dan rindu kehangatan Jeju, rasa yang juga kini dimiliki seorang wanita pengembara, ia betah di Jeju dan jatuh hati pada kapten kapal nelayan, pria yang hanya mau berpacaran dengan wanita yang tidak akan pernah meninggalkan Pulau Jeju.


TV Series Review: My Liberation Notes - Part 3

“Does anyone live without pretending?”

Karena perkara letak rumah mereka jauh dari Seoul masalah datang menimpa tiga bersaudara. Anak kedua, seorang pria yang baru saja putus cinta, ingin melarikan diri dari rumah, tapi ia tidak punya mimpi dan terpaksa menjalani hidupnya tanpa arti. Sedangkan si bungsu, wanita pemalu dan “hambar” ingin bebas dari hidup yang membosankan, sama seperti kakak tertua mereka, wanita yang merasa lebih banyak menghabiskan waktu di perjalanan ke tempat kerja dan kesulitan menemukan cinta. Suatu hari mereka bertemu seorang pria misterius yang suka mabuk dan punya keinginan sama, ingin melarikan diri dari kehidupan yang buntu serta penuh dengan ketidakpastian.


TV Series Review: Green Mothers' Club - Part 2

“Even if we can't be the most decent human beings, we shouldn't become monsters.”

Kembali ke Korea Selatan justru membuka pintu masalah bagi seorang Ibu muda dengan dua orang anak. Sembari mencari pekerjaan baru dia juga harus bergabung dengan komunitas Ibu-Ibu para orangtua di sekolah anaknya, yang gemar berkumpul bersama. Tidak punya social skill yang mumpuni membuat Ibu muda tadi kesulitan untuk bisa klik dengan komunitas tersebut, meskipun salah satu di antaranya adalah sepupunya. A risky new group on the block, five “normal” moms in an abnormal society: innocent mom, clueless mom, helicopter mom, sensible mom, and scoundrel mom. Adults don't make friends without motives, she got new fake friends. At first. 


TV Series Review: Woori the Virgin - Part 1

“I only have one chance to make a baby.”

Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah adalah janji yang dipegang teguh oleh seorang wanita yang berprofesi sebagai asisten penulis sebuah drama populer. Dan ia beruntung karena pacarnya juga mendukung, tapi suatu ketika janji tersebut runtuh namun lewat cara yang tidak biasa. Sumbernya ialah seorang pria necis anak konglomerat yang baru saja sembuh dari penyakit kanker, coba diikat oleh sang Istri yang telah ia gugat cerai, yaitu dengan menggunakan his husband last frozen sperm. Aksi sang istri yang ingin hamil agar tidak diceraikan itu justru menggagalkan janji teguh si asisten penulis dan menciptakan banyak masalah baru lainnya.


TV Series Review: WandaVision - Part 3 (Felina)


"You are my sadness and my hope. But mostly, you're my love."

Setelah pertempuran di Avengers: Endgame, dua superhero The Avengers mencoba melanjutkan kehidupan mereka sebagai manusia biasa, menyembunyikan kekuatan super mereka dari para tetangga di lingkungan baru yang menawarkan kehidupan pinggir kota yang indah. Namun ketika mulai menikmati hidup sebagai orang normal sepasang kekasih tersebut mulai merasa curiga dengan segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup mereka yang mulai dipenuhi dengan berbagai hal ganjil dan aneh.


TV Series Review: My Liberation Notes - Part 2

"Life is a series of embarrassments anyway."

Karena perkara letak rumah mereka jauh dari Seoul masalah datang menimpa tiga bersaudara. Anak kedua, seorang pria yang baru saja putus cinta, ingin melarikan diri dari rumah, tapi ia tidak punya mimpi dan terpaksa menjalani hidupnya tanpa arti. Sedangkan si bungsu, wanita pemalu dan “hambar” ingin bebas dari hidup yang membosankan, sama seperti kakak tertua mereka, wanita yang merasa lebih banyak menghabiskan waktu di perjalanan ke tempat kerja dan kesulitan menemukan cinta. Suatu hari mereka bertemu seorang pria misterius yang suka mabuk dan punya keinginan sama, ingin melarikan diri dari kehidupan yang buntu serta penuh dengan ketidakpastian.


TV Series Review: Our Blues - Part 1


“The thing that makes you happy can suddenly make you miserable.”

Kesedihan sepakat berkumpul kembali di Pulau Jeju. Bingung dengan kehidupannya, seorang wanita kembali ke Jeju, kembali bertemu dengan pria sederhana namun populer, ada salah paham yang belum usai di antara mereka. Hal serupa dialami seorang pria lain, penugasan ke Jeju membuatnya bertemu dengan wanita single kaya raya yang menjadikannya sebagai cinta pertamanya. Wanita itu punya sahabat yang juga kembali karena bosan dengan kerasnya kota besar dan rindu kehangatan Jeju, rasa yang juga kini dimiliki seorang wanita pengembara, ia betah di Jeju dan jatuh hati pada kapten kapal nelayan, pria yang hanya mau berpacaran dengan wanita yang tidak akan pernah meninggalkan Pulau Jeju.


TV Series Review: Green Mothers' Club - Part 1

"You think having a baby is all it takes to be a parent?"

Kembali ke Korea Selatan justru membuka pintu masalah bagi seorang Ibu muda dengan dua orang anak. Sembari mencari pekerjaan baru dia juga harus bergabung dengan komunitas Ibu-Ibu para orangtua di sekolah anaknya, yang gemar berkumpul bersama. Tidak punya social skill yang mumpuni membuat Ibu muda tadi kesulitan untuk bisa klik dengan komunitas tersebut, meskipun salah satu di antaranya adalah sepupunya. A risky new group on the block, five “normal” moms in an abnormal society: innocent mom, clueless mom, helicopter mom, sensible mom, and scoundrel mom. Adults don't make friends without motives, she got new fake friends. At first. 


Movie Review: Paris, 13th District (2021)

“You're in love. I'm not. This can’t go on.”

Cinta kadang bekerja di luar nalar dan logika, misterius dan membuatmu merasakan keindahannya lewat sebuah proses yang tidak kamu pernah duga. Memang ada yang jalannya lurus dari awal, tapi tidak sedikit pula yang bertemu jalan bergelombang, atau bahkan mengambil jalan memutar ketika sadar bahwa jalan yang sedang dirinya tempuh akan membawanya ke destinasi akhir yang tidak sesuai dengan harapannya. Apalagi di era modern seperti sekarang ini, era di mana komitmen kehilangan nilai dan kalah dari friends with benefits yang semakin populer karena tampak menarik dan menyenangkan. They have fun, but they're not a couple. Are friends with benefits a good idea? ‘Paris, 13th District’: a sneaky rom-com about millennial love.


TV Series Review: My Liberation Notes - Part 1


“Fate is nothing more than a person's outlook on life.”

Karena perkara letak rumah mereka jauh dari Seoul masalah datang menimpa tiga bersaudara. Anak kedua, seorang pria yang baru saja putus cinta, ingin melarikan diri dari rumah, tapi ia tidak punya mimpi dan terpaksa menjalani hidupnya tanpa arti. Sedangkan si bungsu, wanita pemalu dan “hambar” ingin bebas dari hidup yang membosankan, sama seperti kakak tertua mereka, wanita yang merasa lebih banyak menghabiskan waktu di perjalanan ke tempat kerja dan kesulitan menemukan cinta. Suatu hari mereka bertemu seorang pria misterius yang suka mabuk dan punya keinginan sama, ingin melarikan diri dari kehidupan yang buntu serta penuh dengan ketidakpastian.


TV Series Review: Twenty-Five Twenty-One - Part 5 (Felina)

“Wherever you are, I'll make sure my support reaches you.”

Seorang siswi berusaha keras agar dikeluarkan dari sekolah dengan cara membuat masalah, ia memang ingin pindah karena tim anggar di sekolahnya akan dibubarkan imbas krisis moneter. Siswi tersebut punya mimpi untuk dapat menjadi anggota tim anggar nasional dan kini di sekolah baru menjadi rekan satu tim atlet muda peraih medali emas anggar termuda Korea Selatan, sosok yang punya koneksi dengan pria muda berusia 22 tahun. Krisis moneter mengubah hidup anak sulung dari keluarga kaya raya itu, kini sedang berjuang mencari pekerjaan sembari bekerja sebagai loper koran. Para pekerja keras dengan ambisi yang besar, mimpi mereka tampak di luar jangkauan.


TV Series Review: Run On - Part 4 (Felina)

“Not breaking up with you. I'll make that dream come true. So help me out.”

Ketika ia mengejar pencuri pistol yang telah ia dambakan seorang wanita bertemu lagi dengan seorang pria yang dahulu pernah menyelamatkan dirinya. Pria tersebut merupakan seorang pelari terkenal dan ia benci dengan ketidakadilan, sedangkan si wanita adalah seorang subtitle translator yang baru saja membuat masalah besar dengan produser film. Wanita tersebut lantas direkrut untuk menjadi penerjemah bagi pria tadi. Si wanita yang agresif itu tidak percaya dengan takdir, namun kali ini ia merasa bahwa dirinya dan si pria memang sudah ditakdirkan bersama, terlebih karena pria tersebut berwajah tampan.