Showing posts with label Crime. Show all posts
Showing posts with label Crime. Show all posts

Movie Review: The Good Nurse (2022)

“They didn't stop me.”

Film ini dibuka dengan static shot dari sebuah pintu ruang rawat inap hospital yang mengarah ke dalam ruangan tersebut, sisi kiri dan kanannya layar didominasi dinding sedangkan di bagian tengah terdapat jendela yang memperlihatkan pohon tanpa daun di sisi luar. Mungkin sedang musim gugur atau memang pohon tersebut telah mati, seperti salah satu pasien yang menghuni ruangan itu. Hanya kakinya yang terlihat ketika ia terbaring di salah satu bed ketika EKG mengirimkan sinyal dan seorang perawat datang untuk memberi pertolongan. Sayangnya tidak lama code blue muncul disusul datangnya berapa tenaga kesehatan lain. Perawat pertama tadi kemudian mundur ke belakang dan framing kamera mulai mengerucut, mencoba menangkap wajah si perawat, yang anehnya, seolah mencoba menahan senyum agar tidak muncul. The Good Nurse’: a quietly chilling crime drama.


Movie Review: Emily the Criminal (2022)

"You can't make money another way?"

Kejutan dari hacker berinisial Bjorka beberapa bulan yang lalu ketika dengan berani ia mengumbar data pribadi dari beberapa petinggi Pemerintahan Indonesia untuk kemudian menjadi konsumsi publik sebenarnya bukan sebuah aksi yang membuka pintu masuk cybercrime ke Indonesia. Tahun lalu misalnya data penduduk Indonesia dalam jumlah jutaan bocor dan dijual di forum internet, pencurian yang sebenarnya telah terjadi sebelumnya dan kemungkinan besar akan terus terjadi di masa depan. Terlebih Web3 tampaknya tidak lama lagi akan beranjak dari sebatas sebuah ide saja, dan ketika itu terjadi maka pengumpulan data akan jadi lebih luas yang tentu saja hadir dengan resiko hilangnya privasi. Bahaya itu coba diceritakan film ini dengan menggunakan aksi pemalsuan kartu kredit. ‘Emily the Criminal’: money can buy you happiness!


Movie Review: Mencuri Raden Saleh (2022)

“Jangan percaya sama orang lain.”

Film tentang pencurian memang memiliki tugas yang tidak mudah, karena fokusnya adalah mengikuti satu kelompok yang merencanakan dan melakukan aksi kejahatan, bukan mengikuti orang-orang yang mencoba menghentikan para penjahat, otomatis akan lebih sulit untuk membangun semacam simpati antara penonton dengan para karakter penjahat. Tapi jika tugas itu berhasil dilaksanakan dengan baik maka film pencurian tersebut justru akan lebih mudah untuk menebar pesonanya, beberapa film seperti ‘The Italian Job’, Ocean's franchise, ‘Now You See Me’, hingga ‘Baby Driver’ bahkan bukan hanya berhasil menghibur saja namun menjadi heist film yang terasa memorable, jika dikemas dengan baik dan tepat. Hal yang berhasil dilakukan oleh film ini, yang dengan percaya diri yang tinggi menyebut aksi mereka sebagai pencurian terbesar abad ini. ‘Mencuri Raden Saleh’: a skillfully executed game. 


Movie Review: Sayap-Sayap Patah (2022)

“Nani sayang aku bikin nasi goreng kesukaanmu. Tunggu aku pulang!”

Mungkin dari poster-nya impresi pertama yang muncul ini adalah sebuah film drama percintaan, saya pun demikian pada awalnya dan kemudian berubah setelah mencoba mencari tahu cerita yang hendak film ini ceritakan. Sinopsisnya memang meninggalkan impresi serupa dengan poster, sepasang suami istri yang telah hidup bahagia, tapi di sisi lain di dalam cerita ada tragedi kerusuhan Mako Brimob tahun 2018, sebuah peristiwa yang berlangsung selama 36 jam saat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh para narapidana terorisme. Seketika impresi awal akan sebuah drama percintaan yang dihasilkan oleh poster tadi tergerus, meskipun sebenarnya tersirat kombinasi hal manis dan pahit dari kehidupan di balik aksi Ariel Tatum yang mencium Nicholas Saputra itu. ‘Sayap-Sayap Patah’: mencoba membuatmu melihat dan ikut merasakan.


TV Series Review: Big Mouth - Part 2

"I will give your enemy into your hands for you to deal with as you wish."

Sepasang suami istri saling mendukung pekerjaan masing-masing, Suami berprofesi sebagai Lawyer dan Istri adalah seorang Nurse, meski jumlah hutang mereka terus bertumbuh setiap menit dan semakin sulit untuk dilunasi karena “koneksi” terbatas sang suami. Lawyer yang dijuluki “big mouth” dengan tingkat kemenangan kurang dari 10% itu suatu hari mendadak mendapat panggilan telepon dari Walikota yang memintanya menjadi “boneka” di persidangan dan menyelidiki kasus pembunuhan yang disinyalir merupakan bagian dari sebuah konspirasi besar para penguasa serta kaum elite yang memiliki hak istimewa, termasuk penjahat terkenal Big Mouse, the king of the underworld and the most genius conman in history.


Movie Review: Decision to Leave (2022)

“Killing is like smoking. Only the first time is hard.”

Salah satu hal yang lekat dengan cinta adalah ia bisa menjadi misterius dan membuat bingung. Kadang sikap ramah atau bahkan senyuman kecil dapat melahirkan asumsi yang membuatmu bertanya-tanya, apakah itu merupakan sebuah respon yang positif atau hanya sekedar formalitas yang sederhana saja? Atau justru sebuah jebakan agar kamu merasa diperhatikan dan berharga di awal, untuk kemudian "dipermainkan" oleh hati? Cinta memang terasa indah, tapi cinta juga bisa menjadi manipulatif serta membawamu masuk ke dalam bencana. Hal itu yang coba diutak-atik oleh Sutradara Park Chan-wook, tetap bertumpu pada reputasi brutal and merciless miliknya untuk menyajikan one of the most exciting and innovative romantic mystery in the last decade. ‘Decision to Leave’: an elegant love story.


TV Series Review: Big Mouth - Part 1

"First, become famous. Then people will applaud even when you poop."

Sepasang suami istri saling mendukung pekerjaan masing-masing, Suami berprofesi sebagai Lawyer dan Istri adalah seorang Nurse, meski jumlah hutang mereka terus bertumbuh setiap menit dan semakin sulit untuk dilunasi karena “koneksi” terbatas sang suami. Lawyer yang dijuluki “big mouth” dengan tingkat kemenangan kurang dari 10% itu suatu hari mendadak mendapat panggilan telepon dari Walikota yang memintanya menjadi “boneka” di persidangan dan menyelidiki kasus pembunuhan yang disinyalir merupakan bagian dari sebuah konspirasi besar para penguasa serta kaum elite yang memiliki hak istimewa, termasuk penjahat terkenal Big Mouse, the king of the underworld and the most genius conman in history.


TV Series Review: The Killer's Shopping List - Part 2

“Like who doesn't have a secret? Everyone has one.”

Meski sang pacar menilainya sebagai seorang pecundang dan sosok tidak berguna, tapi cinta seorang pria kepada pacarnya yang merupakan seorang Polisi itu tidak luntur, karena kisah cinta mereka telah berlayar selama 20 tahun. Pria tersebut terus mencoba menemukan pekerjaan tapi selalu berujung pada kegagalan, sesuatu yang terasa aneh bagi orang-orang di sekitarnya karena dia dikenal pintar dan memiliki daya ingat yang sangat luar biasa. Kemampuannya itu ternyata berguna dalam fungsi yang berbeda, bukan untuk ketika bekerja di supermarket milik keluarganya melainkan membantu menemukan pelaku kasus pembunuhan misterius dengan clue berupa daftar belanja. 


TV Series Review: The Killer's Shopping List - Part 1

“Curiosity killed the cat.”

Meski sang pacar menilainya sebagai seorang pecundang dan sosok tidak berguna, tapi cinta seorang pria kepada pacarnya yang merupakan seorang Polisi itu tidak luntur, karena kisah cinta mereka telah berlayar selama 20 tahun. Pria tersebut terus mencoba menemukan pekerjaan tapi selalu berujung pada kegagalan, sesuatu yang terasa aneh bagi orang-orang di sekitarnya karena dia dikenal pintar dan memiliki daya ingat yang sangat luar biasa. Kemampuannya itu ternyata berguna dalam fungsi yang berbeda, bukan untuk ketika bekerja di supermarket milik keluarganya melainkan membantu menemukan pelaku kasus pembunuhan misterius dengan clue berupa daftar belanja. 


Movie Review: The Outfit (2022)

“I want so bad to be good.”

Memang kesan berbahaya yang ia miliki tidak sebesar bidikan senjata atau lemparan granat maupun hunusan pedang, namun politik pecah belah atau yang lebih lazim dikenal dengan sebutan politik adu domba memiliki kemampuan "menghancurkan" yang sama besarnya dengan alat perang di atas tadi. Sebuah strategi yang mencoba memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga membuat mereka jadi lebih mudah untuk dikalahkan, tidak semua orang punya kemampuan untuk melakukan teknik tersebut meskipun berhasil atau tidaknya juga tergantung pada kualitas emosi dan intelegensi sasaran tembaknya. ‘The Outfit’: slick and neat, a well tailored classic murder mystery. 


TV Series Review: Military Prosecutor Doberman - Part 1


"Shouldn't a prosecutor fight for justice? No. I serve whoever's on my side."

Menjadi "anjing peliharaan" rela dijalani oleh seorang pria, bekerja sebagai Jaksa Militer selama lima tahun dan bertugas untuk membantu rencana jahat yang disusun oleh seorang Pengacara korup tangan kanan leading conglomerate. Sebelum misinya usai ia bertemu seorang rookie wanita, Jaksa Militer yang ternyata juga mengemban misi lain di balik tugasnya, yakni untuk membalaskan dendam atas ketidakadilan yang dialami orangtuanya di masa lalu. Mereka bekerja sama untuk menghancurkan corrupt system di dalam militer yang kini memiliki pemimpin baru, wanita dingin yang tidak segan menghukum sang anak dengan memegang granat hidup.


Movie Review: The Tinder Swindler (2022)

“The man I loved was never real.”

Tidak perlu cantik untuk dapat “terlihat” cantik, tidak perlu tampan untuk “terlihat” tampan, sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat melakukan “tweak” terhadap wajah hingga tubuh yang dapat dipilih hingga orang tersebut menemukan “image” palsu tersebut yang dapat membuat mereka merasa puas. Tidak salah, memang telah menjadi sifat manusia memiliki keinginan untuk menampilkan dirinya dalam bentuk yang lebih baik, dan itu perannya juga penting kini, bahkan beberapa job interviews sekarang juga menaruh visual sebagai salah satu faktor penting. Aksi yang sedikit curang tadi juga berperan penting ketika seseorang sedang mencari cinta, berpose memakai sunglasses dengan background café tepi pantai jelas meninggalkan impresi seorang sosialita? Bagaimana dengan foto di dalam private jet? ‘The Tinder Swindler’ : the dangerous side of emotional manipulation.   

 

Movie Review: The Batman (2022)

“Fear is a tool.”

Apakah kita butuh Batman baru? Sekitar sepuluh tahun yang lalu Christian Bale menyudahi penampilannya menggunakan kostum Batman di film 'The Dark Knight Rises', namun karakter tersebut tidak mati. Ben Affleck kemudian masuk mengisi posisi kosong itu sebagai The Dark Knight, bermula di 'Batman v Superman: Dawn of Justice' dan lantas berlanjut ke 'Justice League'. Dan itu belum menghitung di era sebelum 2000s ketika karakter Gotham Knight itu pernah diperankan oleh enam orang aktor berbeda. So, kini dengan munculnya Robert Pattinson otomatis daftar pemeran The World's Greatest Detective itu bertambah semakin panjang. Apakah terlalu banyak? Not at all! ‘The Batman’: dare, defy, deliver.


Movie Review: Death on the Nile (2022)

“How many great stories are tragedies?”

Meskipun respon yang diterima memang mixed namun di tahun 2017 yang lalu film ‘Murder on the Orient Express’ sukses mencatatkan pencapaian box office yang jauh dari kata buruk: hampir tujuh kali lipat dari budget awalnya. Kenneth Branagh kala itu berhasil membuktikan bahwa kisah fiksi detektif penuh misteri yang sudah terkenal itu masih dapat menjangkau khalayak penonton yang lebih luas dan besar. Sekuel muncul namun sayangnya kisah diambil dari Agatha Christie's famous crime novels berjudul sama itu seperti bertemu beberapa rintangan, dijadwalkan rilis tahun 2020 yang lalu dan tertunda akibat beberapa hal, dari akuisisi Disney atas 20th Century Fox dan tentu saja, Corona. ‘Death on the Nile’: be careful when playing with spices.


Movie Review: Nightmare Alley (2021)

"Sometimes you don't see the line until you cross it."

Brainwashing mungkin bukan kata yang asing buat mayoritas dari kamu, aksi cuci otak yang mencoba membentuk ulang tata berpikir, perilaku dan juga kepercayaan berlandaskan konsep bahwa pikiran milik manusia dapat diubah atau dikendalikan dengan teknik psikologis tertentu. Cuci otak berawal dari mengurangi kemampuan berpikir mandiri seseorang dan ketika pintu telah terbuka maka dimasukkan pikiran dan ide baru untuk mengubah sikap, nilai, dan keyakinan orang tersebut memakai taktik koersif dan persuasi. Aksi manipulasi tersebut digunakan oleh film ini untuk membawamu masuk ke dalam sebuah pertunjukan aneh yang berisikan lingkaran setan dan bermain dengan ilusi. Nightmare Alley’: the world of the freak. 


Movie Review: House of Gucci (2021)

"I don't consider myself to be a particularly ethical person, but I am fair."

Gucci salah satu fashion house yang mendefinisikan the high-flying luxury, sejak didirikan pada tahun 1921 oleh Italian businessman and fashion designer yang kala itu masih sebatas berjualan koper kulit impor di kota Florence, Italia, di balik kesuksesan menjadi simbol wealth, style, and power saat ini, dulu Gucci pernah mengalami masalah bahkan di tahun 1991 hingga tahun 1993 keuangan mereka dalam kondisi buruk, dan jika ditarik lebih jauh kebelakang mereka pernah punya masalah internal dalam bentuk perselisihan antar anggota keluarga dari tahun 1981 hingga 1987. Dua permasalahan tersebut menjadi akar konflik film ini: persaingan, perang keluarga, dan tragedi. House of Gucci’ : an 158 minutes of chaos and when it shines, it shines.


Movie Review: West Side Story (2021)

All the world is only you and me!

Terinspirasi dari kisah Romeo and Juliet, di tahun 1961 film West Side Story’ berhasil memperoleh 11 nominasi Academy Awards dan total 10 buah piala berhasil dibawa pulang, menempatkan adaptasi dari salah satu musical legendaris yang kemudian regarded as one of the greatest musical films of all time itu cuma kalah satu buah piala saja dari film ‘Ben-Hur’ yang kini bersanding dengan film ‘Titanic’ dan ‘The Lord of the Rings: The Return of the King’ for the most Oscars won by a single film in the competitive classes! Pertanyaannya: untuk apa dibuat ulang? Steven Spielberg mencoba dan jangan pernah remehkan ketika dia duduk sebagai Pilot karena hanya ada dua opsi: great or good. Even his "mediocre" films are still good. Boy, boy, crazy boy. ‘West Side Story’ : a dazzling classic rejuvenation. 


Movie Review: Red Notice (2021)

“It doesn't matter what you do, only matters what they think you've done.”

The Rock, Deadpool, dan Wonder Woman tampil dalam satu film bersama? Tidak heran jika pada mulanya film ini menjadi rebutan empat buah major studios yang saling sikut untuk mendapatkan rights atas film ini. Namun menariknya pemenang dari perang penawaran tadi justru melepas film ini dan kemudian langsung direbut oleh Netflix, mengambil alih proyek terbaru Sutradara 'Skyscraper', 'We're the Millers' dan 'Central Intelligence' dan menjejalinya dengan budget besar, $ 200 juta dan menjadikannya film termahal yang diproduksi oleh Netflix so far, bersanding bersama film terbaru dari the Russo Brothers, The Gray Man. Discarded by Universal, picked up by Netflix. ‘Red Notice’: a collection of classic action comedy tricks.


Movie Review: Malignant (2021)

“I will kill you all.”

Film ‘Insidious’ rilis di tahun 2010 dan tahun depan film kelimanya akan hadir, lalu The Conjuring yang pertama kali mengganggu paranoia penonton tahun 2013 telah memiliki delapan buah film di universe-nya, termasuk tiga buah film Annabelle dan spin-off menggunakan karakter Valak. James Wan adalah nama yang selalu terlibat di semua film tersebut tadi, baik sebagai Sutradara, Penulis, atau sebagai Produser, jadi tidak heran jika di comeback-nya ke bangku Sutradara film horor setelah rehat dan menukangi Aquaman ia mencoba menawarkan sesuatu yang seutuhnya baru dari sektor cerita meskipun sulit untuk memungkiri keterlibatan The Conjuring,Insidious, serta Saw di dalamnya. Malignant’ : scary events staged and curated by James Wan. (Warning: the following post might contains mild spoilers and sensitive content)


Movie Review: Stillwater (2021)

“Life is brutal.”

Dalam pengambilan vonis bersalah dibutuhkan penilaian dalam bentuk sudut kritis dari bukti-bukti yang tersedia baik itu oleh para ahli hukum maupun ahli forensik, maka tidak heran dari dakwaan, lalu pemeriksaan pokok perkara dan saksi-saksi, termasuk terdakwa, hingga masuk ke tahap tuntutan, pembelaan, hingga putusan akhir oleh Majelis Hakim, akan ada tarik dan ulur dalam bentuk investigasi untuk menyaring mana yang benar, dan mana yang salah. Tapi hukum juga bisa salah. Ya, putusan bersalah juga bisa salah di mana putusan akan dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Pertanyaan menariknya, bagaimana jika seseorang telah divonis bersalah dan sedang menjalani hukumannya tapi setelah menjalani setengah dari masa tahanan mereka ternyata tidak bersalah? ‘Stillwater’ : about justice, about finding peace. (Warning: the following post might contains mild spoilers)