Showing posts with label Documentary. Show all posts
Showing posts with label Documentary. Show all posts

Movie Review: Moonage Daydream (2022)

“Always go a little further into the water than you feel you're capable of being in.”

Apakah di semesta lain versi dari tiap manusia di bumi juga exist dan berjalan dalam kondisi serta mungkin cara yang berbeda? Hingga kini belum ada teori yang secara gamblang dapat memberi jawaban atas pertanyaan seperti misal “Is there life on other planets?” serta kehidupan yang mungkin terjadi di luar Bumi dan yang tidak berasal dari Bumi. Maka sangatlah wajar jika tiap manusia seharusnya menghargai hidup yang mereka miliki kini di bumi, meskipun memang tolok ukurnya akan terasa variatif bagi setiap individu, bukan tentang berapa banyak waktu yang kamu miliki maupun semenarik apa mimpi dan harapan yang kamu punya, it’s what you do in life that's important. Menariknya, saya disentil kembali tentang makna hidup tadi setelah menyaksikan dokumenter kisah hidup one of the most influential musicians of the 20th century. ‘Moonage Daydream’: ladies and gentleman, David Bowie.


Movie Review: Navalny (2022)


“Has Putin done anything good for you?”

Siapa berani lawan Vladimir Putin? Dalam cakupan yang lebih luas tentu saja ada tapi di negara yang telah ia kendalikan sejak tahun 1999 pria 70 tahun dengan level of support di atas 69% itu nyaris tak tersentuh posisinya sebagai sang penguasa. Padahal di bawah kepemimpinan Putin Rusia mengalami kemunduran demokrasi dan pergeseran ke arah otoritarianisme, bukan hanya absennya pemilu yang adil saja tapi juga pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pemenjaraan serta penindasan terhadap lawan politiknya. Tidak heran jika warga dunia di luar negara yang sedang dalam “pengasingan” oleh beberapa negara lain itu bertanya-tanya, apakah Putin memang sekuat itu sehingga tidak ada yang berani untuk melawannya? Jawabannya adalah, ya Putin memang kuat, tapi ada yang berani mencoba melawannya. Namanya Alexei Navalny. ‘Navalny’: a David and Goliath fight with Putin.


Movie Review: The Tinder Swindler (2022)

“The man I loved was never real.”

Tidak perlu cantik untuk dapat “terlihat” cantik, tidak perlu tampan untuk “terlihat” tampan, sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat melakukan “tweak” terhadap wajah hingga tubuh yang dapat dipilih hingga orang tersebut menemukan “image” palsu tersebut yang dapat membuat mereka merasa puas. Tidak salah, memang telah menjadi sifat manusia memiliki keinginan untuk menampilkan dirinya dalam bentuk yang lebih baik, dan itu perannya juga penting kini, bahkan beberapa job interviews sekarang juga menaruh visual sebagai salah satu faktor penting. Aksi yang sedikit curang tadi juga berperan penting ketika seseorang sedang mencari cinta, berpose memakai sunglasses dengan background café tepi pantai jelas meninggalkan impresi seorang sosialita? Bagaimana dengan foto di dalam private jet? ‘The Tinder Swindler’ : the dangerous side of emotional manipulation.   

 

Movie Review: Downfall: The Case Against Boeing (2022)

"Did Boeing put an unsafe plane in the air?"

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan 610 hilang kontak tanggal 29 Oktober 2018 saat melakukan perjalanan dari Jakarta ke Pangkal Pinang, bangkai pesawat ditemukan di lepas pantai Laut Jawa dan menelan total korban jiwa sebanyak 189 orang. Sekitar empat bulan kemudian sebuah Ethiopian Airlines Flight 302 berangkat dari Addis Ababa juga tidak berhasil mendarat di bandara tujuan di Nairobi, Kenya, jatuh 6 menit sejak lepas landas dan menewaskan seluruh dari 157 penumpang dan awak pesawat. Persamaan dua peristiwa nahas tersebut ialah tipe pesawatnya yakni Boeing 737 MAX, merupakan generasi paling mutakhir dari Boeing 737. 'Downfall: The Case Against Boeing': booing Boeing.


Review: Harry Potter 20th Anniversary: Return to Hogwarts (2022)

“Always.”

Harry Potter adalah salah satu fenomena industri perfilman, selama satu dekade penonton dibawa ikut tumbuh bersama karakter sejak pertama kali mereka masuk dan diterima di sebuah sekolah sihir, menyaksikan mereka tidak hanya berkembang dari segi pendidikan dan pergaulan saja namun juga perjuangan dalam menghadapi rencana jahat dari You-Know-Who bersama pasukannya. Karena itu, sangat layak jika sebuah film dokumenter dibuat untuk merayakan 20 tahun film series dengan total delapan buah film yang kini tergabung di dalam The Wizarding World’ franchise itu, membawa fans dan penonton ke Hogwarts dan bernostalgia meski tidak dipungkiri pula fungsi lainnya untuk membuka pintu bagi kembalinya Fantastic Beasts films di tahun ini, The Secrets of Dumbledore. ‘Harry Potter 20th Anniversary: Return to Hogwarts’: a gift for fans.


Movie Review: Flee (2021)

“What does home mean to you?”

Film ini berpotensi menciptakan rekor di ajang Academy Awards edisi ke 94, karena sejauh ini masih masuk di dalam bursa kandidat film terbaik di tiga kategori, yakni dokumenter, film internasional, dan animasi. Sebuah kombinasi yang unik memang jika pada akhirnya film ini berhasil meraih nominasi di tiga kategori tersebut secara bersamaan, film internasional berupa dokumenter tidak asing lagi karena tahun lalu ‘Collective’ dan dua tahun lalu ada ‘Honeyland’, namun kombinasi ketiganya peluang terbaik untuk terjadi terakhir kali dimiliki oleh ‘Waltz with Bashir’ tahun 2008 yang lalu. Peluang itu dimiliki film ini. 'Flee (Flugt)': a bold, italic, and underlined optimistic story.


Movie Review: Ascension (2021)

“In this age of internet, either you influence me or I influence you.”

Tidak boleh punya tattoo dan tindik di tubuh merupakan salah satu peraturan yang muncul dalam penyelenggaraan sebuah bursa kerja di film ini, para kandidat pekerja didorong untuk memilih pekerjaan yang mereka mau. Banyak para kandidat merasa ragu untuk menentukan pilihan meskipun sadar mereka akan “dipersiapkan” lebih jauh lagi dalam sesi pelatihan. Harus diakui memang ada peran “luck” dalam proses memilih pekerjaan, karena meskipun kamu dipersilahkan untuk berharap mendapat pekerjaan dengan prospek stabilitas keuangan di masa depan tapi ada opsi untuk tunduk pada kapitalisme dengan eksploitasi yang tampak ramah di permukaan saja. Even if you can memorize 300 ancient Chinese poems, it’s still useless if you don’t know how to monetize!Ascension’ : a simple and sly cinéma vérité about consumerism and capitalism.


Movie Review: In the Same Breath (2021)

“When the government is telling us where to look, they're also telling us where not to look.”

Jika membahas pandemi COVID-19 maka salah satu pertanyaan yang akan muncul, mungkin kini telah menjadi penyesalan dari banyak orang, adalah mengapa sikap pemerintah begitu lambat dan tidak terkesan tegas? Di sini saya berbicara tentang apa yang disajikan oleh film ini, sorotan terhadap sikap pemerintahan China serta Amerika Serikat yang sebenarnya serupa tapi tak sama dengan sikap yang dahulu pernah dipilih oleh Menteri Kesehatan Indonesia, dan tentu saja Pemerintah baik itu pusat maupun daerah. Maka jangan heran jika kemudian masyarakat sempat merasa pandemi ini merupakan sebuah konspirasi, political agenda, or a plandemic. And what convinced them that the virus wasn't a threat? ‘In the Same Breath’ : well, we were punished for sounding the alarm too late.


Movie Review: 76 Days (2020)

“I’ll pray for you all, doctors and nurses.”

Kasus pertama COVID-19 diketahui diidentifikasi di Wuhan, China, desember 2019 dan menyebabkan pandemi yang masih berkelanjutan. Bagi kamu yang sejak awal telah peduli mulai dengan cara melindungi diri sendiri seperti dengan menggunakan masker. Terima kasih. Tapi bagi kamu yang sampai saat ini masih tidak peduli, dan beberapa bahkan menilai bahwa COVID-19 merupakan bagian dari sebuah rencana konspirasi besar dunia, kamu wajib menonton film ini, melihat periode lockdown pertama akibat COVID-19 yang dipenuhi kondisi gawat darurat super kritis. Mungkin setelahnya kamu akan menjadi lebih peduli. ’76 Days’ : an "unintended" horror story about something we wish had never happened.


Review: Friends: The Reunion (2021)

"Wow, this is not your average television show."

Buat beberapa orang mereka mungkin masih “kalah” dari ‘Seinfeld’ tapi jika bicara popularitas maka ‘Friends’ menciptakan sebuah kompetisi yang ketat terutama bagi para Generasi X dan Millennials. Kisah tentang enam orang sahabat yang tinggal di sebuah apartemen dan saking eratnya ikatan persahabatan membuat mereka seperti sebuah keluarga, ‘Friends’ adalah sebuah fenomena di era tahun 90-an, mengangkat nama para aktor serta dapat dikatakan menjadi inspirasi dari beberapa serial tv yang hadir setelahnya. Setelah sekian lama tidak bertemu enam aktor itu dipertemukan kembali di dalam sebuah reuni. ‘Friends: The Reunion’ : I'll be there for you, 'cause you're there for me too.


Movie Review: Billie Eilish: The World's a Little Blurry (2021)

“There are things that you can feel and not describe.”

Menjadi trend di platform video TikTok membuat beberapa lagu berhasil meraih atensi besar dan mendapat nominasi di ajang penghargaan musik paling bergengsi 63rd Annual Grammy Awards kategori “Record of the Year” yang berisikan nama seperti Beyonce, Dua Lipa, dan Post Malone. Ada nama Billie Eilish pula di nominasi itu yang kemudian keluar sebagai pemenang untuk tahun kedua berturut-turut. Billie Eilish memang sensasi saat ini, mengingatkan pada naiknya pamor Justin Bieber saat usianya masih sangat muda kala itu. Ternyata ada “minus” dari kesuksesan Billie, aura kuatnya di panggung ternyata tidak selalu menyala saat menjalani kehidupan pribadinya. ‘Billie Eilish: The World's a Little Blurry’ : she's the "bad" guy. Duh.


Movie Review: The Social Dilemma (2020)


“Do you check your smartphone before you pee in the morning or while you're peeing in the morning? 'Cause those are the only two choices.”


Social Media. It's easy today to lose sight of the fact that these tools actually have created some wonderful things in the world. They've reunited lost family members. They've found organ donors. I mean, there were meaningful, systemic changes happening around the world because of these platforms that were positive! But I think we were naive about the flip side of that coin. Yeah, these things, you release them, and they take on a life of their own. And how they're used is pretty different than how you expected. Nobody, I deeply believe, ever intended any of these consequences. There's no one bad guy. So, then, what's the problem? Is there a problem, and what is the problem? ‘The Social Dilemma’ : a sharp-witted dig on our social dilemma.


Review: Citizenfour (2014)


"Assume your adversary is capable of one trillion guesses per second."

Apa yang disajikan oleh Citizenfour mungkin tidak berisikan jump scare kehadiran makhluk gaib untuk memberikan kejutan dan rasa takut pada penontonnya, tapi dengan cara yang tenang serta alur narasi yang halus ia menghasilkan sebuah hiburan yang akan membuat kamu merasakan takut teramat tinggi ketika ia telah selesai bercerita tentang betapa berbahaya bahkan menakutkannya era internet yang kita jalani sekarang ini. Dokumenter dengan thrill dan horror yang mengasyikkan.

Movie Review: The Missing Picture (2013)


Kita pasti pernah mendengar kalimat yang mengatakan bahwa sejarah merupakan bagian penting dari sebuah bangsa, dan upaya yang harus dilakukan adalah mempertahankannya agar dapat terus hidup di lintas generasi, tidak peduli itu merupakan sebuah kesuksesan ataupun sejarah kelam. Seorang sineas asal Kamboja bernama Rithy Panh coba melakukan hal tadi, dan mengambil keputusan berani dalam mengatasi keterbatasan materi pendukung yang ia miliki untuk menghadirkan sebuah sejarah dengan cara yang unik, stop-motion animation. The Missing Picture (L'image manquante), an imaginative haunting history.

Movie Review: Jackass Presents: Bad Grandpa (2013)


Banyak kalimat unik dari pagelaran 71th Golden Globes yang lalu, salah satunya berasal dari Tina Fey yang berbunyi seperti ini, “in Hollywood if something kinda works they'll just keep doing it till everybody hates it.” Yap, begitulah sistem yang bekerja, jika masih ada yang menikmati maka tidak ada alasan untuk berhenti. Jackass adalah salah satunya, mereka masih menjadi mesin uang yang menjanjikan, tidak menghilangkan wajah utama dalam balutan aksi gila, namun dengan sedikit sentuhan berbeda pada struktur cerita dan unsur drama, Jackass Presents: Bad Grandpa.

Movie Review: Stories We Tell (2012)


“Who cares about our stupid family?

Tidak seperti Diablo Cody yang masih memiliki riwayat yang menodai kinerjanya di Juno dan Young Adult, Sarah Polley sejauh ini selalu berhasil tampil impresif di bidang yang sama, screenwriter. Pertama mengenalnya lewat Take This Waltz, kemudian berpindah ke Away from Her, sekali lagi Sarah menunjukkan salah satu kemampuan terbaiknya, bercerita. Stories We Tell, dokumenter, berhasil menghadirkan petualangan tentang makna sebuah keluarga dengan cara yang menyenangkan.

Movie Review: Blackfish (2013)


"Never capture what you can't control."

Dahulu disaat masih kecil saat berkunjung ke SeaWorld ada dua hal yang saya lakukan, memegang tangan orangtua saya, dan terpesona. Ya, tidak dapat dipungkiri hiburan dan hewan yang taman bermain bawah laut itu tawarkan dapat dengan mudah membuat anda terpesona. Hal tersebut yang akan selalu anda temukan dari tampilan luar yang ia sajikan, namun Blackfish akan membawa anda pada hal yang eksis dibalik itu, isu yang juga dapat dengan mudah membuat anda mempertimbangkan untuk tersenyum lagi ketika kembali menyaksikan apa yang sebelumnya berhasil membuat anda terpesona.

Movie Review: Dirty Wars (2013)


"This force will be continually searching for a nail." 

Tahun lalu ada The Invisible War yang berhasil menghadirkan kisah penuh emosional yang menguak sebuah sistem memalukan yang eksis di dalam dunia militer USA. Kali ini masih sama, bermain dalam sistem yang terkait aksi militer USA, namun dengan lingkup yang jauh lebih luas, sebuah perang global yang berjalan dengan cara kotor dan tersembunyi. Dirty Wars, dirty enough.    

Movie Review: Cutie and the Boxer (2013)


"We are like two flowers in one pot."

Tidak heran zaman sekarang banyak orang yang memilih tidak menikah terlalu muda, karena jika dahulu kala pernikahan ibarat sebuah kewajiban, sebuah garis finish penuh sukacita yang menandakan seseorang tinggal menyisakan satu kewajiban lagi di dunia, sekarang ini banyak orang tidak hanya berpikir bahwa pernikahan adalah petualangan terakhir yang hanya memerlukan tanggung jawab, namun juga perlu mental yang kokoh, karena akan banyak misteri yang mereka jumpai. Cutie And The Boxer bermain di isu tentang misteri tersebut, marriage, struggle, loyalty.

Movie Review: The Act of Killing (Jagal) (2012)


Salah satu dari sekian banyak kalimat yang terkenal sekarang ini adalah “hukum dapat dibeli.” Sebenarnya miris, karena tidak peduli betapa lemahnya hukum tersebut setidaknya masih ada garis pembatas antara keadilan dan ketidakadilan. Nah, bagaimana jika tindakan kriminal dilindungi hukum, walaupun itu digunakan dengan dalil untuk menyelamatkan bangsa. The Act of Killing (Jagal) akan bercerita tentang sistem keadilan tersebut dengan cara dokumenter, menaruh moral sebagai atensi utama, salah satu film paling provokatif tahun ini.