Showing posts with label Horror. Show all posts
Showing posts with label Horror. Show all posts

Movie Review: Crimes of the Future (2022)

“Surgery is the new sex.”

Berjoget tipis-tipis sendiri di dalam kamar bisa menghasilkan banyak uang mungkin sebuah ide yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang di beberapa dekade lalu, sekalipun kala itu mereka juga punya imajinasi bahwa di masa depan segala sesuatu mungkin akan lebih canggih. Hal yang sama juga kita alami kini, definisi masa depan kelak seperti apa masih tidak pasti walaupun sama seperti orang-orang tadi bahwa kita juga memiliki imajinasi, kini bahkan dengan analisa data jadi semakin mudah bagi beberapa orang untuk diprediksi. Film mengeksplorasi potensi masa depan yang masih jadi misteri, menggunakan premis yang terasa aneh yakni bagaimana jika kelak rasa sakit merupakan cara baru untuk merasakan sensasi bahagia? ‘Crimes of the Future’: a medium rare body horror.


Movie Review: Nope (2022)

“They're going to come back. You ready?”

Meraih atensi yang besar usai membuat serial televisi ‘Key & Peele’ bersama Keegan-Michael Key, di tahun 2017 Jordan Peele berhasil memulai karir penyutradaraannya dengan sangat baik lewat ‘Get Out’. sosok yang sebelumnya lebih dikenal di bidang komedi itu menyajikan psychological horror dengan paduan satire yang menawan, memantapkan diri sebagai salah satu sineas menjanjikan dan mencetak angka box office tinggi, Peele dihujani pujian serta penghargaan. Dua tahun kemudian Peele mentransfer ide tentang doppelgänger ke dalam bentuk horror surealis nakal yang akan sulit untuk dilupakan, sebuah juicy presentation berjudul ‘Us’. Alhasil Jordan Peele langsung memiliki citra kuat sebagai storyteller berkat kemampuannya dalam mengutak-atik socially relevant themes dengan formula klasik genre, yang juga jadi jualan utama trailer film ini: terasa aneh, tapi kok menarik. ‘Nope’: close encounters of the third kind.


Movie Review: Pengabdi Setan 2: Communion (2022)

Kini ku kembali datang, di hening dan durjana malam.

Memulai karirnya sebagai kritikus film, Joko Anwar meraih atensi industri perfilman Indonesia saat menjadi kompatriot Nia Dinata dalam menulis naskah film ‘Arisan!’, yang kala itu bersama ‘Petualangan Sherina’ dan ‘Ada Apa dengan Cinta?’ dianggap membawa angin segar bagi industri yang sempat lesu. Setelah itu berbagai karyanya yakni ‘Janji Joni’, ‘Kala’, ‘Pintu Terlarang’, ‘Modus Anomali’ dan ‘A Copy of My Mind’ secara perlahan semakin mengukuhkan nama Joko Anwar sebagai Sutradara yang “tepercaya”, meskipun tidak bisa ditampik bahwa ‘Pengabdi Setan’ punya peran yang sangat besar membantunya meraih atensi penonton lebih luas lagi. Mencetak angka empat juta penonton dan kurang lebih lima tahun menyandang status sebagai film horor Indonesia terlaris sepanjang masa, Joko Anwar mencoba mengajak penonton kembali bertemu ‘arwah Ibu’ dalam sebuah komuni. ‘Pengabdi Setan 2: Communion’: tick all the boxes of a horror, but.


Movie Review: Ghost Writer 2 (2022)

“Setidaknya aku pernah jadi bagian kecil dari hidup kamu. Dan itu cukup.”

“Bekerja sama dengan hantu” tentu saja merupakan sebuah ide yang menarik tapi biasanya film yang menggunakannya sebagai materi cerita akan cenderung dominan bermain di ranah komedi, ketimbang horor yang tentu saja lebih akrab diasosiasikan dengan sosok hantu. Maka jangan anggap remeh film yang mencoba menggabung dua elemen tadi, karena di samping mengemban tugas utama mengocok perut para penonton di sisi lain ia juga akan mencoba membuatmu bertemu dengan berbagai momen mengerikan untuk sekedar sejenak menggedor jantung, dan lebih baik lagi jika ia mampu mempermainkan emosi penonton, walau sedikit saja. Tiga tahun lalu film ‘Ghost Writer’ hadir, dan kini kerjasama beda alam itu berlanjut lagi menjadi semakin luas dan besar. Lebih bagus? ‘Ghost Writer 2’: horor komedi catchy dan menghangatkan hati.


Movie Review: Ivanna (2022)

“Kembalikan kepala saya!”

‘Danur’ dapat dikatakan merupakan seri film yang konsisten mencetak profit, sejak pertama kali muncul lima tahun yang lalu sudah tiga buah film rilis dan masing-masing berhasil menarik penonton di atas dua juta jiwa. Tidak heran jika kemudian muncul spin-off di mana yang pertama mencoba mengulik asal-usul karakter hantu bernama Asih, yang di film pertamanya juga menghasilkan pencapaian box office yang sangat mumpuni, meski film keduanya terkena dampak dari pandemi di tahun 2020. Lantas kali ini muncul spin-off berikutnya, dan karakter hantu yang coba diulik berasal dari film kedua, yakni Ivanna, sosok yang di luar dugaan justru membawa nafas segar bagi Danur Universe. ‘Ivanna’: well cooked spin-off.


Movie Review: The Black Phone (2021)

“Sometimes my dreams are right.”

Apakah hantu harus selalu jadi sosok yang misterius di dalam sebuah film? Yang sepanjang total durasi seperti bermain petak dan umpet dengan karakter manusia, sembunyi dan sesekali sekelibat terlihat, lalu tiba-tiba muncul. Umumnya memang demikian, tapi sebuah film horror yang bagus biasanya tidak murni bertumpu pada teknik tersebut, mereka juga akan berusaha membangun atmosfir mencekam dan mencoba membuat penonton bermain dengan paranoia menggunakan cerita. Hadir misteri utama, mengajakmu terlibat di dalam sebuah penelusuran yang kemudian sesekali menggedor jantungmu, film ini punya premis yang tergolong sederhana tapi variatif dalam menebar terror. ‘The Black Phone’: an effective horror with infectious alertness.


Movie Review: Watcher (2022)

“I just had a sense that someone was always behind me, even when I was alone.”

Firasat adalah keadaan yang dirasakan atau diketahui akan terjadi sesudah melihat gelagat, biasanya akan mendapat pengaruh dari pola tingkah laku serta dorongan untuk secara tidak sadar bertindak yang tepat, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan insting. Firasat maupun insting tentu belum pasti akan terjadi, namun jika tidak mampu ditata dengan baik maka berpotensi menimbulkan masalah, terutama bagi mental dan psikologis. Contohnya seperti ketika kamu merasa ada yang sedang mengamatimu dari jauh, membuatmu merasa tidak nyaman hingga terancam, meski di sisi lain kamu belum tahu apakah memang niatnya jahat atau tidak, bahkan apa memang benar ada yang sedang mengamatimu dari jauh? ‘Watcher’: a psychological thriller that understands the nature of the horror-thriller.


Movie Review: Morbius (2022)

"How far are we allowed to fix something that's broken?"

Sampai saat ini karakter dari Marvel Comics sudah dibuatkan 63 buah film, tersebar memang di mana Marvel Studios yang kita kenal dengan MCU baru memproduksi film mereka di tahun 2008 lewat ‘Iron Man’. Sedangkan 22 tahun sebelumnya ada ‘Howard the Duck’, film pertama dari Marvel Comics publications dan di dua dekade itu ada beberapa studio yang mencoba, salah satunya Columbia Pictures yang pernah membuat lima film Spider-Man sebelum akhirnya “berbagi” dengan Marvel Studio sejak tahun 2017. Mereka juga mencoba membuat “dunia” mereka sendiri, yakni Sony's Spider-Man Universe dan ini adalah film ketiga. Tapi bukankah archenemies Spider-Man hanya tiga: Doctor Octopus, the Green Goblin, dan Venom? ‘Morbius’: Sony without Marvel is nothing but a speck of dust?


TV Series Review: All of Us Are Dead - Part 1

“No matter what happens, don't die. And don't let anyone else die.”

Sebuah virus mengubah manusia menjadi zombie, berasal dari eksperimen sains yang gagal dan celakanya dilakukan di sebuah sekolah, sehingga virus yang berubah menjadi wabah itu dengan cepat menyebar, menginfeksi para siswa dan mengubah mereka menjadi zombie. Sembari menunggu bantuan dari pemerintah yang di sisi lain juga sedang berjuang menghentikan penyebaran wabah tadi yang telah masuk ke pusat kota, sekelompok siswa mencoba untuk bertahan hidup dengan melindungi diri dan memberikan perlawanan, harus terus berpindah mencari tempat aman dan menghindar dari gigitan para zombie.


TV Series Review: Monstrous - Part 1

“As time passed by, the evil spirits must’ve gotten more evil.”

Sebuah kota kecil berubah menjadi kota zombie setelah hujan hitam melanda kota sehari sebelumnya. Masyarakat yang terkena hujan hitam tersebut akan mengalami perasaan aneh dan kesulitan untuk mengendalikan diri mereka, berujung pada aksi anarkis dan brutal. Hujan hitam tersebut diduga berasal dari roh jahat yang kembali bebas setelah sebuah patung berukuran raksasa dipindahkan dari sebuah gunung ke pusat kota, dalam rangka upaya meningkatkan sektor pariwisata kota. Fenomena menakutkan yang misterius itu coba ditemukan solusinya oleh sekelompok orang, terdiri dari Polisi, anak muda, dan arkeolog.


TV Series Review: Hellbound - Part 1

"Why haven't we been paying any attention all these years?"

Setiap manusia yang punya banyak dosa akan dibunuh secara brutal. Konsep itu datang dari sebuah organisasi yang menilai bahwa hukum buatan manusia tidak lagi mampu membuat manusia takut dan berusaha menjauhi dosa. Oleh sebab mereka mereka yakin kini Sang Pencipta telah murka, tidak ada lagi pengampunan di mana manusia yang memiliki banyak dosa akan menerima dekrit berupa tanggal kematian mereka. Ketika momen itu tiba maka tiga sosok monster hitam berukuran besar akan datang untuk mencabut nyawa manusia tersebut, menyakitinya terlebih dahulu lalu mengambil nyawanya secara cepat. Itu dapat terjadi di manapun, baik di tempat sepi maupun di tempat ramai dalam bentuk sebuah pertunjukan. 


Movie Review: X (2022)

“Everybody likes sex. It's a gas. It's all disco.”

Di antara beberapa sub-genre horror maka slasher dapat dikategorikan merupakan satu di antaranya yang tidak ribet atau rumit dari segi konflik. Cerita biasanya akan langsung mempertemukan para penonton dengan sekelompok orang, baik itu secara langsung maupun lewat informasi koneksi di antara mereka, lalu setelah itu muncul sosok misterius dengan motif utama yang kerap mengundang tanya. Dari sana cerita akan bermain dengan formula hide and seek di mana sosok misterius tadi akan coba terus menguntit kelompok tersebut, sebelum pada akhirnya menghabisi mereka satu per satu, biasanya dengan menggunakan alat tajam dan berbilah. Terlihat sederhana memang, tapi pekerjaan yang harus dilakukan oleh sebuah slasher film sebenarnya tidak mudah. ‘X’: a fresh spin on the classic slasher formula with porn and torn.


Movie Review: Lamb (2021)

“It's not a child. It's an animal.”

Anak jelas merupakan anugerah terindah bagi setiap orangtua yang normal, tidak heran banyak orangtua yang rela untuk melakukan apa saja untuk dapat membuat anak mereka bahagia, termasuk pula dengan menerima kekurangan sang anak yang mungkin dianggap rendah oleh orang lain namun merupakan hal indah bagi sang orangtua. Namun pertanyaannya adalah sebenarnya sejauh mana hak yang dimiliki orangtua untuk "menggunakan" sang anak untuk meraih kebahagiaan? Kisah tentang hubungan antara orang tua dan anak coba disajikan film ini dalam kombinasi antara family drama dan folk tale bertopengkan horror. ‘Lamb’: a slickly staged horror-masked marital drama.


Movie Review: Last Night in Soho (2021)

“Do you believe in ghosts?”

Edgar Howard Wright adalah seorang sutradara, penulis skenario, dan produser film Inggris yang dikenal karena film genre satirnya yang bergerak cepat dan kinetik, menampilkan penggunaan ekstensif musik populer yang ekspresif dalam bahasa sinematik yang cantik dan gaya pengeditan khas yang mencakup transisi, whip pans, dan wipes. Film yang ia tulis dan sutradarai selalu memiliki pesona unik serta gila yang kuat, hampir menjadi Sutradara ‘Ant-Man’ di film terakhirnya ia menyajikan car-chase layaknya opera dengan musik yang asyik, yakni ‘Baby Driver’. Kali ini Edgar Wright kembali dengan dark fairy tale with delightful nightmarish horror. ‘Last Night in Soho’: stylish, sexy, and sensual psychological horror. It’s a dancing horror.


Movie Review: Titane (2021)

“I don’t care who you are. You’re my son.”

Mungkin suatu saat nanti akan hadir robot yang diciptakan memiliki kemampuan untuk menghasilkan sperma, tapi untuk saat ini mengatakan bahwa seorang wanita hamil karena telah dibuahi oleh benda mati seperti mesin merupakan sesuatu yang terasa sangat mustahil, cenderung gila. Tahun 2012 yang lalu sebuah film berjudul Electrick Children sudah mencoba bermain dengan ide gila itu, karakter utamanya dikatakan hamil setelah mendengarkan sebuah lagu rock dari kaset, menuduh lagu yang berasal dari kaset tersebut telah membuahi rahimnya. Di sini ceritanya serupa tapi tak sama, ada seorang wanita yang merasa janin di dalam perutnya adalah hasil hubungan seksual yang ia lakukan dengan sebuah mobil. Sure, sex in the car, but sex with a car? ‘Titane’ : a crazy body horror, stranger things happen here.


Movie Review: Halloween Kills (2021)

“He creeps, he kills, he goes home.”

Sejak terror pertamanya di film ‘Halloween’ tahun 1978 yang lalu, Michael Myers telah mengukuhkan diri sebagai salah satu iconic figure in the horror genre, identik dengan horror slasher di mana aksi pembunuhan massal kejam menggunakan chef's knife telah menjadi signature yang lekat dengannya. Tiga tahun lalu Sutradara film ‘Pineapple Express’ disokong blockbusters for pennies maestro, Jason Blum, sukses menghadirkan retroactive continuity dari film tersebut dan mengubahnya menjadi profit sebanyak 25 kali dari budget, maka tidak heran jika kelanjutannya kemudian muncul, film ke-12 dari Halloween film series. ‘Halloween Kills’: moving sideways with a lot of blood.


Movie Review: Escape Room: Tournament of Champions (2021)

“This is some next-level shit.”

Jika saya dapat mengubah uang sembilan juta menjadi 17 kali lipat dengan memakai satu buah produk, maka hanya satu dari sepuluh peluang untuk tidak timbul rasa ingin membuat produk lanjutan menggunakan formula serupa meskipun mencoba menghadirkan sedikit modifikasi. Rilis di tahun 2019 film pertama sukses mencatatkan angka pencapaian box office $155.7 juta dengan budget awal hanya $9 juta! Quick profit from mostly cheap to cynical story, ‘Escape Room’ was somewhat surprising and actually quite entertaining, tidak heran jika kemudian film keduanya hadir tanpa mengubah terlalu banyak template dan formula dari film pertama. Escape Room: Tournament of Champions’ : still entertainingly cheesy and surprisingly innovative.


Movie Review: Candyman (2021)

“Say his name. I dare you.”

Upaya “membangkitkan kembali” film horror yang telah tertidur pulas cukup lama kerap kali mendapat tanggapan yang seimbang, antara yang setuju dan tidak setuju, apalagi jika upaya tersebut ingin memindahkan sosok yang telah berhasil menjadi ikonik di masa lalu untuk tampil dalam bentuk yang lebih klik dengan era modern atau sekedar penyegaran. Tidak semua gagal, David Gordon Green's Halloween misal, Fede Álvarez's Evil Dead juga tidak buruk, tapi jelas butuh usaha ekstra terlebih dari segi artistik dan pesona. ‘Candyman’ pertama kali muncul tahun 1992 dan di beberapa kalangan dianggap sebagai film horor klasik kontemporer. Film ini mencoba menjadi direct sequel. ‘Candyman’: a creepily staged rejuvenation.


Movie Review: Old (2021)

“You look different, too.”

Tahukah kamu bahwa dua bulan lagi sudah tahun 2022? Ya, sepertinya baru kemarin kita bertemu paranoia dengan yang namanya Covid-19 dan tidak terasa sebentar lagi genap dua tahun kita beraktifitas dengan wajib menggunakan masker di wajah. Apa yang menyebabkan waktu begitu cepat berlalu? Apakah bumi yang beberapa waktu lalu sempat tampak seperti ‘Squid Games’ itu memang berputar lebih cepat? Apakah kita sudah lepas dari survival games? Itu menjadi salah satu ide film terbaru sosok yang pernah masuk bursa sebagai kandidat Sutradara film ‘Harry Potter and the Philosopher's Stone’, dan kini dikenal sebagai Sutradara horror-thriller with poorly received but sometimes financially successful movies. Di sini konsepnya menarik, bagaimana jika satu tahun ternyata bukan 365 hari, melainkan tidak sampai satu jam! Old’ : a body horror with interesting anomaly, and comes Shyamalan. (Warning: the following post might contains mild spoilers)


Movie Review: Malignant (2021)

“I will kill you all.”

Film ‘Insidious’ rilis di tahun 2010 dan tahun depan film kelimanya akan hadir, lalu The Conjuring yang pertama kali mengganggu paranoia penonton tahun 2013 telah memiliki delapan buah film di universe-nya, termasuk tiga buah film Annabelle dan spin-off menggunakan karakter Valak. James Wan adalah nama yang selalu terlibat di semua film tersebut tadi, baik sebagai Sutradara, Penulis, atau sebagai Produser, jadi tidak heran jika di comeback-nya ke bangku Sutradara film horor setelah rehat dan menukangi Aquaman ia mencoba menawarkan sesuatu yang seutuhnya baru dari sektor cerita meskipun sulit untuk memungkiri keterlibatan The Conjuring,Insidious, serta Saw di dalamnya. Malignant’ : scary events staged and curated by James Wan. (Warning: the following post might contains mild spoilers and sensitive content)