26 June 2016

Review: The Shallows (2016)


"I’m not dying here."

Semenjak Jaws berhasil mengguncang moviegoers dengan menjadi summer blockbuster skala besar lebih dari empat dekade yang lalu banyak bermunculan killer shark movies yang mencoba melakukan apa yang Jaws lakukan, dari yang serius hingga yang tampil konyol. Mencoba mengawinkan “Jaws” dengan “Cast Away” dan dibintangi oleh wanita cantik dari “Gossip Girl,” The Shallows mencoba peruntungannya dengan menggunakan ikan hiu sebagai karakter antagonis. Namun dibalik “kesederhanaan” yang ia tampilkan The Shallows berhasil menjadi killer shark movies dengan kualitas di atas film-film yang "berpura-pura" menjadi Jaws itu. It’s a shallow but good survival horror thriller. Viva Steven Seagull.

Berniat untuk melepas duka pasca meninggalnya sang ibu, siswa kedokteran yang sedang mempertimbangkan untuk dropout bernama Nancy Adams (Blake Lively) melakukan perjalanan ke sebuah pantai terpencil di Meksiko. Pantai tersebut merupakan tempat mendiang ibunya berselancar ketika sedang mengandung Nancy. Namun ketika melakukan putaran terakhir sebelum pulang ke hotel Nancy kemudian sadar bahwa kini dia masih tidak sendirian, ada seekor hiu yang sedang mencari makan malam.



Ide tentang “being stalked” atau menjadi mangsa ikan hiu dan kondisi berduka dari karakter utama dibentuk menjadi kombinasi yang oke oleh Jaume Collet-Serra. Memang awalnya terasa biasa saja namun meskipun dapat kita perkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya namun thrill yang dihasilkan ketika “momen itu” tiba tetap terasa oke. Sangat suka cara Jaume Collet-Serra (House of Wax, Orphan, Unknown, Non-Stop) mempersiapkan set-up bagi Nancy, ia piawai membentuk bagaimana karakter Nancy berjalan lengkap dengan rintangan lain sehingga kesannya terdapat berbagai "rintangan" yang harus Nancy selesaikan. Terasa pas, di bagian ini Serra tidak mencoba mendorong semuanya terlalu jauh dan berlebihan, menampilkan materi yang cukup untuk menjaga penonton dalam kondisi waspada, kita dibuat cemas pada eksistensi Nancy dan tentu saja kapan ikan hiu itu akan melakukan serangan.



Alhasil meskipun konflik serta alur ceritanya tampak sederhana dan mudah tapi terror yang ditampilkan oleh ‘The Shallows’ terasa mumpuni. Kuantitas dan kualitas dari adrenaline rush yang dihasilkan The Shallows terasa baik, Jaume Collet-Serra seolah ingin menciptakan hasil maksimal dengan eksekusi minimal, plot minimalis di dalam setup minimalis untuk menghasilkan thriller dengan thrill yang tidak minimalis. Apakah berhasil? Ya, cukup berhasil. Sejak sinopsis The Shallows tidak pernah merancang kompleksitas, ini lebih ke arah bagaimana membawa penonton untuk di satu sisi mengamati karakter yang sedang terguncang emosinya berhadapan dengan bahaya yang mengancam nyawa, sementara di sisi lain membuat mereka seolah berada disamping Nancy. Yang pertama berhasil konsisten menarik hingga akhir namun yang terakhir perlahan sedikit terdegradasi kenikmatannya. 



Karena formula dan pola yang standar serta familiar maka satu-satunya misteri di sini adalah siapa yang akan berhasil menang di “pertarungan” tersebut, so otomatis sisanya kamu menunggu kemunculan hal familiar tadi. Momen menunggu ‘The Shallows’ tidak sama kuatnya seperti ketika ia masih mencoba membangun konflik utama, kualitas thrill kurang kuat. Jaume Collet-Serra memang berhasil menjaga agar hiu yang berada di bawah permukaan air itu tetap terasa menakutkan namun akibat tidak ada banyak cerita yang ingin diceritakan The Shallows mulai tampak sedikit stuck di beberapa bagian. Ya, eksekusi memang terasa oke tapi sama seperti judulnya The Shallows sejak awal punya cerita yang dangkal. Hasilnya, berbagai hal yang cukup absurd hingga konyol kemudian muncul. Yang disayangkan adalah minus tersebut sebenarnya bisa diminimalisir dampaknya dengan editing yang lebih ketat, hal yang gagal dilakukan di sini.



Tapi apakah hal tersebut mengurangi kenikmatan The Shallows. Mungkin ya, mungkin tidak, namun film ini masih jauh untuk mendekati level Jaws yang berhasil membuat penontonnya takut pada hiu dan waspada ketika bermain di tepi pantai atau berselancar di laut. Satu-satunya elemen di mana The Shallows berhasil tampil lebih baik dari Jaws adalah CGI (yeah, 41 tahun). Kualitas ikan hiu terasa cukup believable dan visual mampu mengikat atensi penonton dengan fotografi yang memikat. Namun The Shallows juga punya minus di sektor ini seperti penggunaan slow-motion yang tidak semuanya terasa sebagai upaya menambah nilai artistik dari filmmaker tapi usaha untuk memperpanjang durasi, begitupula dengan penggunaan body double yang di beberapa bagian terasa kurang halus. Saya juga bingung The Shallows mendapat rating PG-13, even lack of nudity the gore is good enough here. And a brief of F-bomb? 



Elemen yang mixed bagi saya adalah kinerja Blake Lively. Melakukan apa yang pernah suaminya Ryan Reynolds lakukan di 'Buried' Blake Lively berhasil membuat Nancy menjadi karakter yang likable, punya kegigihan oke dan mampu meraih simpati dan empati penonton. Tugas utama Blake Lively adalah menjaga agar kita para penonton terus terpaku oleh cengkeraman cerita, membuat kita waspada pada hal buruk yang mungkin terjadi, itu dilakukannya dengan baik. Tapi overall kinerja Blake Lively di sini tidak mencapai potensi awal yang ia miliki, menyaksikannya sejak Gossip Girl begitupula jika dibandingkan dengan The Age of Adaline di sini ia tidak luar biasa. Fan-service dengan skin-tight bikini oke tapi itu tidak sanggup membuat penonton luput dari momen lemah seperti di mana ada line yang ia ucapkan membuat penonton menahan tawa. Blake Lively berusaha tapi script tidak banyak menolongnya.



The Shallows memang cukup intens dan berhasil mengikat serta mencengkeram atensi penontonnya, namun menjadi sebuah survival horror thriller yang membuat penonton berulang kali menahan nafas dengan memberikan thrill kelas atas? No, it’s not. Terasa sulit memang bagi The Shallows untuk menjadi klasik seperti Jaws namun at least ia berhasil menjadi homage serta memberikan “nafas” segar bagi generasi baru terhadap killer shark movies. Ceritanya dangkal, eksekusinya minimalis, kinerja Blake Lively yang oke, thrill yang oke, serta berbagai minus yang minor dan tidak bersifat merusak, The Shallows berhasil menjadi sebuah kisah do-or-die dalam gerak cepat yang mampu menyajikan summer thrill dengan terror yang cukup oke dan menghibur. Segmented.















Thanks to rory pinem

0 komentar :

Post a Comment