15 July 2016

Movie Review: Sadako vs. Kayako [2016]


Beritanya pertama kali muncul sebagai lelucon April Fools' tahun 2015 yang lalu namun di akhir tahun kemudian dikonfirmasi sebagai sebuah proyek nyata. Ya, tidak tahu apakah hal ini pernah terlintas di pikiran penggemar Japanese Horror namun crossover antara dua karakter atau "idol" horror ikonik dari negeri sakura Jepang, Sadako dan Kayako, akhirnya tiba. Pertanyaan yang muncul setelah itu adalah apa yang Sadako vs. Kayako ingin hadirkan di sini, dan apa yang akan terjadi ketika dua karakter menyeramkan yang mampu menakut-nakuti penontonnya ketika berdiri sendiri itu bergabung dalam bentuk sebuah pertarungan. The creepiest battle of the decade?

Yuri Kurahashi (Mizuki Yamamoto) dan  Natsumi Ueno (Aimi Satsukawa) membeli sebuah videocassette recorder tapi menemukan di dalamnya terdapat videotape dengan kutukan Sadako. Mereka kemudian menyadari akibat setelah menonton videotape tersebut ketika mendapat info bahwa pemilik VCR sebelumnya mati dua hari setelah menyaksikan videotape tersebut. Di sisi lain Suzuka Takagi (Tina Tamashiro) mendapat kutukan Kayako ketika mencoba masuk ke dalam rumah Saeki yang diyakini memiliki kutukan. Exorcist Keizō Tokiwa (Masanobu Ando) dan cenayang muda bernama Tamao (Mai Kikuchi) mendengar kabar yang menimpa Yuri dan Suzuka, yakin bahwa cara terbaik untuk melepaskan kutukan tersebut adalah dengan membuat Sadako dan Kayako saling beradu satu sama lain. 



Mengambil setting waktu satu dekade setelah peristiwa di dua film pertama Sadako vs. Kayako berhasil menjadi sebuah pertarungan yang menarik antara dua “idol” di J-Horror. Hal terpenting yang harus dicapai berhasil dilakukan dengan baik oleh film ini, sutradara Kōji Shiraishi berhasil membuat premis dan sinopsis yang terasa forced dan ditulis oleh Takashi Shimizu dan Kôji Suzuki itu untuk menjadi sajian horror yang tidak menjengkelkan hingga akhir. Dan yang terpenting dua karakter utama berhasil langsung meraih perhatian penontonnya. Sadako dengan rambut hitamnya yang memikat itu, Kayako dengan pesona dingin andalannya, dibantu dengan Toshio Saeki (Rintaro Shibamoto) dua karakter utama berhasil membuat penonton merasa waspada pada kemunculan mereka, sebuah mash-up yang baik pula yang kemudian bermain dengan cara klasik mereka: hold, blink, and flash.



Sadako vs. Kayako lebih terasa seperti sebuah homages kepada film-film Ju-On dan The Ring, dari segi visual hingga cara film-film sebelumnya di franchise Ju-On dan The Ring bermain. Tidak heran kamu akan menemukan banyak momen klasik dari film-film sebelumnya, seperti ketika Sadako merangkak keluar dari televisi misalnya. Namun kondisi tersebut tidak datang secara total sama, ada memberikan beberapa modifikasi yang cukup oke yang tetap mempertahankan ciri khas cerita namun membuat pendekatan terasa lebih segar jika dibandingkan dengan beberapa entri terakhir dari masing-masing franchise yang sudah terasa lesu. Alhasil selain cerita punya koherensi yang oke ia juga terasa cukup padat jika mengingat kembali ini merupakan kombinasi dua menjadi satu. Ya, ini memang predictable tapi “tekanan” yang dihasilkan crossover ini konsisten terasa menarik, penonton terus waspada meskipun tidak pernah sepenuhnya merasa cemas luar biasa.



Sebuah rollercoaster yang tidak memiliki track yang "menakutkan," seperti itu kira-kira Sadako vs. Kayako. Penonton diberi grafik naik dan turun tapi intervalnya tidak besar, momen menakutkan tidak pernah terasa tinggi tapi rasa monoton dan datar yang mengganggu juga tidak ada. Premis film ini sebenarnya terasa menjanjikan tapi ternyata Sadako vs. Kayako tidak mencoba untuk tampil terlalu “serius” dalam hal menakut-nakuti penontonnya. Langsung lurus, tidak mencoba meyakinkan kamu ada sesuatu yang besar dan menakutkan setelah setup selesai fokus dari penonton dibawa ke tujuan utama, Sadako melawan Kayako. Memang ada “tekanan” di elemen horror tapi secara overall ini lebih terasa sebuah horror yang dicampur dengan elemen "komedi," memiliki chilling moment yang oke tapi ketika "humor" implisit hadir mereka anehnya juga bekerja dengan cukup baik. Tersenyum lucu, boom hadir kejutan, tersenyum lagi, boom kejutan hadir lagi, begitu seterusnya.



Hasilnya ini bukan the creepiest battle of the decade, seperti baseball duel yang Sadako dan Kayako lakukan ini kombinasi horror dan "humor" yang menyenangkan, hal yang tentu saja tidak semua penonton bersedia untuk terima. Koji Shiraishi cukup oke dalam menyeimbangkan horror dan "humor," keduanya punya kesempatan yang sama baik tapi tidak saling merusak dan juga merusak pesona dari Sadako dan Kayako. Settting yang seolah menunjukkan ini akan menjadi horror comedy juga membuat beberapa momen konyol yang muncul ketika cerita mondar-mandir di durasi 98 menit itu tidak terasa menjengkelkan. Sadako vs. Kayako punya kegembiraan oke, kesan “mentah” di beberapa bagian juga mampu menjaga kesan liar di balik cerita yang standar itu. Disokong dengan performa cast yang lumayan oke Sadako vs. Kayako mampu mempertahankan agar pertarungan utama dan hal-hal lain di sekitarnya terasa menarik hingga akhir meskipun tidak pernah mencapai tingkat menakutkan yang tinggi dan kuat.



Dengan memiliki dua ikon horror terkenal di dalam satu kemasan cukup mengejutkan mendapati Sadako vs. Kayako ternyata mencoba untuk menjadi sebuah horror yang tetap meneror tapi juga mencampurnya dengan "humor." Ini bukan horror yang mencoba mengguncang paranoia dan emosi penontonnya, hanya mencoba membuat kamu di mode waspada. Terkadang pertarungan hantu atau setan terasa sedikit konyol dan over-the-top tapi kesan “ringan” yang muncul justru membuat ini menarik untuk diikuti terlepas dari berbagai minus seperti kesan menakutkan yang tidak maksimal. Memang sedikit kecewa pertarungan Sadako dan Kayako tidak seheboh seperti yang diharapkan tapi pendekatan yang berani ini mampu menyajikan sebuah hiburan yang menghibur dan cukup menyenangkan. As a horror not good enough, as a horror comedy surprisingly good enough. Yup, it’s a good enough "The Cabin in the Woods" with Japanese taste. Sequel? Hmmm. Segmented. 








1 comment :

  1. dua ikon yg selalu wajib utk di tonton. tp yg jelas karakter cewek nya itu, bumbu menarik lain nya

    ReplyDelete