19 July 2013

Movie Review: New World (2013)

 

Trust no one. Kalimat itu tentu sudah sering terdengar dan mungkin telah menjadi sebuah standar bagi banyak kelompok yang menjadikan persaingan sebagai makanan utama sehari-hari mereka, yang pada akhirnya menjadikan loyalitas hanya tampak seperti sebuah bayangan dari tindakan profesionalitas. New World, persaingan mencapai tahta sebuah organisasi crime, penuh intrik yang menciptakan perang antar clan dengan balutan aksi spy disertai permainan hitam yang berlapis.

Goldmoon, salah satu perusahaan penting di Korea Selatan, harus menerima sebuah fakta pahit dimana mereka kehilangan pemimpin utamanya, Director Yang, yang menjadi korban kecelakaan mobil. Untuk mengisi pos utama sementara yang kini kosong, dewan direksi memutuskan untuk memilih pemimpin baru, secepatnya. Celakanya dua kandidat yang merupakan orang kepercayaan Director Yang justru berada di sisi yang berbeda, bukannya menciptakan sebuah persatuan solid yang seharusnya terjadi dalam kondisi seperti itu, namun menciptakan sebuah persaingan sengit dan keji.

Jung Chung (Hwang Jung-Min), merupakan pria #1 Mr.Yang, namun justru kurang populer karena lebih sering "bermain" di China, terlebih dengan sikapnya yang kurang elegan dan kerap kali membuat kesal assisten-nya Lee Ja-Sung (Lee Jung-Jae). Lawannya adalah Lee Joong-Goo (Park Sung-Woong), pria nomor 2 yang justru punya popularitas yang jauh lebih besar. Sayangnya proses tersebut terganggu oleh sebuah kasus korupsi yang berhasil diungkap, dan memaksa polisi melakukan penyelidikan terselubung yang dipimpin oleh Kang Hyung-Chul (Choi Min-Sik), yang masuk secara frontal kedalam organisasi.


Dibalik kemasan predictable yang ia usung, New World justru menawarkan sebuah tontonan penuh intrik yang menarik. Sedikit mengejutkan, dimana Park Hoon-Jung (I Saw the Devil, The Unjust) sukses membentuk plot dasar dalam bentuk konflik antara bad guy versus good guy menjadi sebuah thriller intens dalam plot rumit yang manipulatif dan cerdas. Konflik utama yang sempit itu kemudian justru dijalankan bersama sebuah ketegangan dalam permainan antar karakter yang menghadirkan banyak warna dalam cerita namun berhasil dibentuk menjadi sosok yang dingin, yang juga menjadi nilai positif bagi cerita.

Apa yang menjadi kekuatan utama New World adalah kesuksesan Park Hoon-Jung membangun cerita yang terus menjadikan anda sebagai penonton merasakan kerumitan serta belum menemukan sebuah titik ujung yang meyakinkan dari beberapa opsi yang sederhana. Ia berhasil mempertahankan kerumitan dalam balutan kisah berbelit-belit yang diwarnai berbagai jebakan yang beberapa diantaranya cukup membosankan, dan mampu menggapai misi utamanya untuk menggambarkan bagaimana keji dan brutalnya sebuah organisasi gangster, yang ikut terbantu berkat keputusan Park Hoon-Jung untuk memasukkan beberapa tema pendukung.

New World punya warna cerita yang variatif, namun sayangnya tidak mencoba menampilkan penceritaan yang at least cukup dalam di tiap konflik yang ia usung. Hal tersebut jelas cara yang paling tepat untuk menjadikan penontonnya tetap merasakan cengkraman dari cerita utama, dan tentu sebuah hal yang mustahil untuk mengharapkan pendalaman seluruh konflik dari tipe film seperti ini. Namun New World justru memberikan porsi yang sama pada semua elemen ceritanya, baik utama maupun pendukung. Park Hoon-Jung tampak terlalu berupaya untuk menjadikan tiap konflik mampu menyampaikan makna dari kehadirannya, membagi sama besar kedalam dua kategori, ada yang bekerja dengan baik namun tidak sedikit pula yang berakhir datar, yang sayangnya ikut menggerus daya tarik utama ketika mereka mulai lepas dari paruh pertama.

Memang beberapa humor gelap serta adegan pertarungan masih mampu menjaga tensi cerita agar tidak jatuh ke titik terendah, namun kehilangan power dari fokus utama ditengah cerita yang berbelit-belit ternyata memberikan dampak destruktif yang cukup signifikan. Dampak paling nyata terjadi pada karakter, yang mulai tidak berhasil menjadikan anda sebagai penonton menjadi peduli dengan eksistensi mereka, dan menjadikan beberapa adegan emosional tampak useless. New World perlahan berubah menjadi sebuah misi untuk sekedar membongkar misteri rumit yang telah ia bangun, padahal punya potensi untuk menjadi sebuah studi karakter dengan memanfaatkan Lee Ja-Sung.

Hal lain yang berhasil mencuri perhatian adalah kinerja dari para aktor. Lee Jung-Jae memang berhasil menjadi tokoh mengejutkan yang mampu menjadikan rasa ragu terus berputar dalam cerita, namun bintang utama film ini adalah Hwang Jung-Min. Jung-Min berhasil membangun karakternya menjadi seperti tampak nyata, satu-satunya mungkin diantara karakter lainnya. Sedangkan Choi Min-Sik punya peran yang ternyata cukup minim, tidak memberikan ruang yang bebas, sehingga terus berada di baris kedua. Sedangkan karakter lainnya tidak begitu special, contohnya Park Sung-Woong yang mendadak tenggelam, termasuk didalamnya Song Ji-Hyo.


Overall, New World adalah film yang cukup memuaskan. Sulit untuk menjadikan sebuah kisah yang predictable mencuri perhatian penontonnya dalam skala yang sangat besar. New World mampu melakukan itu berkat screenplay cerdas oleh Park Hoon-Jung. Ini adalah film yang mampu menjadikan penontonnya menaikkan ekspektasi awal mereka, meskipun harus mengalami belokan yang cukup tajam akibat fokus yang mulai lemah karena plot serta twist yang ia hadirkan selepas paruh pertama. Menarik, efektif, namun tidak berhasil mencapai potensi yang ia miliki.



0 komentar :

Post a Comment