24 October 2014

Review: Ouija (2014)


"Keep telling yourself it's just a game."

Mencoba untuk meraih sesuatu yang berada diluar kemampuan kita memang bukan hal yang salah, orang-orang menyebutnya sikap optimis, tapi bukankah tidak ada salahnya juga untuk bersikap realistis, mencoba meraih hasil terbaik yang dapat diberikan oleh kemampuan kita, ketimbang harus mencoba terlalu jauh dan menghasilkan sesuatu yang buruk. Ouija mengalami itu, film horor yang gagal menjadi horor, produced by The Texas Chainsaw Massacre producer, Insidious producer, and Transformers director.

Kematian temannya yang bernama Debbie (Shelley Hennig) meninggalkan rasa penasaran pada Laine (Olivia Cooke), yang lantas berpikir bahwa aksi bunuh diri tersebut. Suatu ketika ia tersandung papan Oujia di kamarnya, dan muncul ide untuk mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya tadi. Bersama adiknya Sarah (Ana Cato), pacarnya Trevor (Daren Kagasoff), temannya Isabelle (Bianca A. Santos), dan pacar Debbie, Pete (Douglas Smith), mereka memutuskan untuk menggunakan papan Ouija itu dengan harapan dapat melakukan kontak dengan Debbie.



Ouija ini adalah film horor yang terlalu ambisius, karena Stiles White tahu kalau cerita yang ia tulis bersama Juliet Snowden itu sudah terasa lemah, tapi bukannya memilih bermain aman untuk setidaknya menjadi hiburan horor dangkal yang efektif, ia justru mencoba menjadikan Ouija tampak kompleks dengan semua keterbatasan yang ia punya. Bukan berarti tidak punya potensi, tapi Ouija sedari awal memang tidak dilengkapi dengan materi yang mumpuni untuk mendukung ambisi Stiles White tadi, jadi ketimbang melihat cerita horor dengan berbagai elemen seperti karakter, cerita, hingga hal-hal klasik itu saling bantu, penonton mungkin akan sulit menjauhkan kernyitan dari dahi mereka karena elemen-elemen tadi akhirnya saling bentrok, sehingga Ouija terus jatuh semakin dalam. 


Bukan berarti ia tidak mencoba bangkit ya, tapi cara yang digunakan Stiles White untuk mencapai hal tersebut itu yang salah. Ouija punya dua hal paling berbahaya jika sebuah film horor tidak memilikinya sejak awal, membentuk imajinasi penonton kalau akan ada sesuatu yang menakutkan hadir, dan kedua karakter yang sangat lemah. Itu merupakan tuntutan paling dasar, cerita tidak selalu menjadi masalah terbesar dari sebuah film horor, yang terpenting buat penonton tersenyum bahagia dengan cara takut-takuti mereka dengan baik. Hal tersebut mungkin akan berhasil dilaksanakan oleh film ini jika kamu merupakan penonton yang mencintai jump scare dari sebuah horor, tapi jika kamu bukan salah satunya maka bersiaplah menghadapi 89 menit yang membosankan. 



Ya, membosankan, awalnya baik, premis dari ceritanya sendiri tidak begitu layak untuk dipermasalahkan, tapi cara mereka dibangun itu yang melelahkan. Ouija seperti coba dibuat agar tampak misterius, mencoba berlama-lama dalam mengembangkan cerita, memberikan misteri yang berbelit-belit dengan harapan penonton dapat ikut merasakan ancaman yang dialami karakter, tapi masalahnya itu sejak awal ia sendiri sudah tidak mampu memberikan hal-hal yang dapat menunjang agar penonton merasa terlibat dalam cerita. Cerita tidak pernah berkembang menjadi menarik, dan ketika kamu sudah mulai kehilangan ketertarikan pada mereka beberapa kejutan yang hadir itu jatuhnya menjadi konyol. Hal lainnya adalah karakter itu sendiri, lebih sering di berikan dialog membosankan yang membuat sulit untuk merasa peduli ketika mereka sedang berada dalam bahaya. 



Jika saja Stiles White sadar dengan materi yang punya dan lalu berani untuk mengecilkan misi yang ia bawa, Ouija mungkin saja bisa menjadi horor yang efektif, karena dengan begitu cerita akan terasa efektif dan tajam, serta karakter akan mendapatkan perhatian yang lebih besar, bukan sekedar menaruh mereka kedalam masalah dan kemudian melakukan hal-hal konyol yang perlahan jadi terasa menjengkelkan. Hanya menginginkan jump scare klasik? Film ini mungkin bisa memuaskan kamu. Menginginkan lebih dari sekedar jump scare? Ini bukan pilihan yang tepat. 












2 comments :

  1. Kaga serem, tapi lumayan bikin jantungan :))
    tapi tiap adegannya itu predictable, mudah kebaca banget
    jadi kalo ada yg ngagetin udah tau pasti :)

    skor: 6.5 / 10

    ReplyDelete