22 February 2015

Review: Wild Tales (2014)


Menyaksikan sebuah antologi selalu menjadi pengalaman yang menarik karena walaupun bersatu dalam satu kemasan ia terdiri dari beberapa bagian kecil yang otomatis akan memberikan banyak rasa berbeda. Tapi salah satu kelemahan yang hadir dari kelebihan tersebut adalah tidak semua bagian kecil itu berhasil tampil menarik, pasti akan ada yang standout dan ada pula yang terasa biasa-biasa saja, tidak jarang bahkan buruk. Wakil Argentina di ajang Oscars pada kategori Best Foreign Language Film ini merupakan sebuah antologi dengan enam bagian kecil, dan celakanya enam bagian kecil tersebut berhasil memberikan hiburan yang tidak kecil dan menjadikan Wild Tales (Relatos salvajes) tampil sesuai dengan namanya, sebuah petualangan yang liar. Hilariously Crazy.

Wild Tales terdiri dari enam bagian cerita. Pertama adalah Pasternak, nama dari seorang pria yang menghubungkan dua orang asing di sebuah pesawat, dan anehnya koneksi dengan Pasternak juga terjadi di seluruh pesawat. Kedua adalah The Rats, tentang koki, racun tikus, dan balas dendam pada masalah di masa lalu. Ketiga adalah The strongest, pertarungan di jalan raya antara dua pria, satu dengan mobil tua, dan satu dengan mobil modern. Selanjutnya adalah Little bomb, seorang penjinak bom yang masuk kedalam masalah setelah membeli kue ulang tahun untuk putrinya. Kelima adalah The proposal, dari aksi hit and run dan berujung pada aksi suap untuk menjauh dari jeratan hokum. Dan yang terakhir adalah Until death do us part, sebuah wedding party yang berubah menjadi “pesta” yang berbeda. 



Ada keuntungan besar dari cerita yang meskipun terpisah menjadi enam bagian namun semuanya ditulis oleh sang sutradara Damián Szifrón, sehingga fokus yang dimiliki oleh Wild Tales tetap kuat hingga akhir meskipun ia ditampilkan didalam enam bagian yang berbeda. Balas dendam, itu yang jadi isu utama yang dibawa oleh Damián Szifrón disini dan menariknya berhasil di buat olehnya untuk berdiri kuat sebagai pusat dari segala “kegembiraan” yang akan ia bangun selanjutnya. Damián Szifrón bukan hanya cermat dan cerdik tapi ia juga cerdas dalam memutar-mutar satu isu tadi untuk kemudian di presentasikan dengan enam cara yang berbeda, ada kesan percaya diri sehingga penonton juga sangat mudah untuk tertarik dan terikat pada masing-masing cerita yang juga memberikan kejutan lainnya. Tidak semua tampil megah tapi enam bagian tersebut berhasil tampil menarik!



Ya, bukan hanya satu atau dua, tapi kamu akan mendapatkan enam bagian kecil yang walaupun mengusung balas dendam sebagai topic utama tapi mampu membuat kamu tersenyum dan tertawa dengan hal-hal konyol yang terselip didalam cerita. Satire, mungkin seperti itu, mereka bukan hanya di perlakukan dengan baik oleh Damián Szifrón dengan masing-masing dibangun dengan proses yang baik tapi juga enam bagian tersebut punya misteri yang akan membuat kamu seperti merasa di gelitik, lalu waspada, dan kemudian di gelitik kembali. Banyak kejutan disini dan meskipun ia menampilkan kekerasan tapi tapi kesan sadis yang ia ciptakan jauh dari kesan depresif melainkan membawa penonton bergembira bersamanya. Kamu bayangkan saja Breaking Bad, atau mungkin karya Tarantino, kira-kira seperti itu Wild Tales menghibur, terkadang ia menampikan sesuatu yang intens tapi ia setelah memutar-mutar kamu ia akan memberimu sesuatu yang berhasil mengundang senyum bahkan tawa.



Hal tersebut adalah keunikan utama bahkan merupakan keunggulan utama dari Wild Tales jika dibandingkan dengan nominasi Best Foreign Language Film Oscars tahun ini (kecuali Tangerines yang belum saya tonton): ia mudah dinikmati. Mengapa menarik karena pada dasarnya ada upaya menyampaikan komentar terkait sosial dan politik di dalam cerita dan itu tidak terasa begitu membebani karena cara ia disampaikan yang sangat ringan. Saya suka bagaimana Damián Szifrón menjadikan agar tiap bagian seperti sebuah penggambaran dari hal-hal yang mudah kita temukan di kehidupan sehari-hari, dari rasa sakit hati hingga si kaya dan si miskin, sehingga kita tidak perlu waktu lama untuk klik dengan cerita. nilai positif tadi berdampak pada karakter, jumlahnya banyak tapi mampu menciptakan pesona sehingga kita tidak melupakan mereka ketika kita masuk ke bagian berikutnya.



So, siapa film berbahasa asing favorit saya di ajang Oscars tahun ini? Argh, saya tidak tahu, jika empat film yang telah saya tonton salah satunya menjadi pemenang maka tidak ada rasa kecewa pada saya, mereka sangat layak berada di posisi teratas, termasuk perwakilan Argentina satu ini. Wild Tales bukan sebuah antologi yang biasa, ini adalah sebuah black comedy yang solid, memiliki cast yang menawan, dibantu dengan script yang kuat, ia memberikan kamu isu yang serius tapi ia juga mampu membuat kamu tertawa dengan hal-hal konyol, hal tersebut berhasil dicapai berkat pendekatan yang efektif namun menyenangkan karena terus bergerak liar, dari melodrama menuju aksi penuh darah, hingga berakhir sebagai kumpulan balas dendam yang manis. Sebuah kemasan yang puitis dan tragis secara bersamaan.






0 komentar :

Post a Comment