22 August 2015

Review: Assassination (2015)


Kita semua tahu bahwa semenjak hallyu mulai menjadi gelombang besar industri Korea semakin giat menciptakan gebrakan baru yang mencoba membawa industri terus naik ke level selanjutnya, meskipun harus diakui terkadang sangat mudah pula menemukan hasil yang terasa biasa saja karena di paksakan. Itu kesan pertama yang muncul dari Assassination ini, ia mencoba untuk menjadi sebuah kemasan yang megah bahkan menggunakan lineup cast yang di negara asalnya bahkan disebut The Avengers terbaru dari Korea itu untuk menggelitik isu nasionalis tapi beban memberikan kejutan berbeda.

Pada tahun 1933 pemerintahan sementara Korea memutuskan untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Jepang, usaha meraih kemerdekaan yang menjadikan Yeom Seok-jin (Lee Jeong-jae) kemudian bergerak untuk merekrut orang-orang yang kelak akan menjalankan misi berbahaya tersebut. Tiga anggota berhasil ia rekrut: sniper Ahn Ok-yun (Jun Ji-hyun), ahli bahan peledak Hwang Duk-sum (Choi Duk-moon), serta Chu Sang-ok (Cho Jin-woong) si Rapid-fire Big Gun. Yeom Seok-jin juga menyewa agent rahasia "Hawaii Pistol" (Ha Jung-woo) dan "Old Man" (Oh Dal-su) yang bertugas sebagai agen ganda. Misi utama mereka adalah masuk ke Seoul dan melakukan pembunuhan pada penjahat perang Jepang. 



Yang menarik dari Assassination (Amsal) ini adalah judul yang ia gunakan mencerminkan sesuatu yang sangat menyeramkan, sangat berat, begitupula dengan sinopsis dengan inti usaha meraih kemerdekaan juga punya potensi untuk memberikan penonton sebuah petualangan yang intens, tapi ketika film berakhir saya justru merasa baru saja menyaksikan sebuah drama opera. Memang ada adegan tembak-menembak disertai dengan berbagai intrik tapi Choi Dong-hoon (Tazza: the High Rollers, The Thieves) memperoleh boomerang ketika ia berusaha terlalu keras untuk menjadikan Assassination tampak kompleks. Terlalu terbebani sehingga ketika ia bergerak dan beraksi Assassination terasa kurang lepas, Choi Dong-hoon mampu menciptakan dasar di setiap elemen tapi ketika narasi bergerak laju yang ia hasilkan kurang maksimal.



Masalah yang paling mengganggu dari Assassination adalah alur yang kerap terasa macet. Niat dari Choi Dong-hoon sebenarnya menarik tapi ia tampak kesulitan mengendalikan banyak niat yang ingin ia lakukan disini. Assassination seperti ingin mencoba banyak hal, ada action tapi kita juga di berikan drama sejarah, begitupula dengan komedi yang sering kali sukses mencuri atensi, lalu disamping itu kita juga punya karakter yang coba di push untuk di amati lebih jauh tentang isu nasionalisme. Terlalu banyak misi dan terlalu banyak karakter yang masing-masing ingin diberikan porsi yang sama, Assassination sering kali terasa kehilangan irama bahkan kehilangan fokusnya, momentum di masalah utama tidak seimbang sehingga energi dari cerita sering naik dan turun.



Tapi seperti yang saya sebutkan di awal tadi Assassination adalah bukti terbaru dari usaha Korea untuk terus menciptakan gebrakan, dan disini kamu bisa nilai dengan mudah bagaimana Assassination dibentuk dengan sangat serius. Saya sangat suka dengan desain produksi, bagian yang tidak bisa dipungkiri banyak membantu cerita yang kerap bertele-tele itu untuk terus hidup, dimana detail dekorasi set hingga kostum merupakan hal yang nikmat untuk di amati. Begitu juga dengan sisi teknis lain seperti sinematografi misalnya yang sukses dalam menciptakan atmosfir vintage cerita, serta adegan action yang di eksekusi dengan menawan meskipun frekeunsi tembak-menembak memang terasa sedikit berlebihan. Ya, ini yang menjadikan sulit untuk mengatakan Assassination sebagai sajian yang jelek, ada blunder dari usaha serius di cerita tapi usaha serius dibagian lain berhasil membantu dengan mencuri hati penontonnya.



Elemen yang berada di titik tengah, tidak buruk tapi juga tidak memukau adalah kinerja dari para cast. Interaksi diantara karakter sering kali terasa dipaksa, tapi saat berdiri sendiri masing-masing karakter punya pesona yang menarik. Performa dari Ha Jeong-woo dan Lee Jeong-jae terasa netral disini, tugas dijalankan dengan baik walaupun tidak kuat. Siapa yang kuat? Jo Jin-woong dan Oh Dal-soo, kombinasi yang menyenangkan untuk di ikuti. Yang mengecewakan adalah uri Cheon Song-yi, Jun Ji-hyun, dimana karakternya terkesan biasa saja, tidak diberikan momen yang memorable, dan ketika berbagai kejutan didalam cerita itu satu persatu hadir karakter Jun Ji-hyun perlahan seperti mundur kebelakang dari posisi awalnya yang berada di depan.



Assassination tidak lebih baik dari karya sebelumnya dari Choi Dong-hoon, The Thieves, dan penyebabnya berasal dari usaha menjadi tampak kompleks yang tidak di kendalikan dengan baik. Design produksi mampu memberikan sengatan bagi penonton tapi tidak dengan cerita dan karakter, tembak-menembak, kejutan dan kejutan, Assassination terlalu dalam menaruh perhatian pada banyak hal yang membuatnya sedikit kelabakan. Memang ada spionase, action yang oke, ada drama, ada komedi yang menyenangkan, ada thriller, tapi ketika mereka disatukan Assassination menjadi tumpukan masalah yang perlahan kehilangan tenaga. Tidak buruk, tapi jika menilik komposisi skuad yang ia miliki ini seharusnya berada di level yang lebih tinggi.













3 comments :

  1. WOW!!! 6.5 atau 9.5 mba??? Ngga di imdb ngga di sini, semua sama aja... Film barat bagus dikit aja dapet nilai ngga masuk akal... Gone girl bagus tp apa iya pantes dapet nilai 9 (disini) dan dan 8.2 di imdb... Lalu oldboy nya park chan wook berapa nilainya disini mba??? 20 tah??? Saya yakin klo oldboy dibikin ma sutradara ternama hollywood sedari pertamanya pasti ngga terdeteksi nilai imdb nya, jebol tuh imdb. Cape... Huft

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kami percaya setiap penonton punya pov+selera masing-masing terhadap "hasil" suatu film, tapi kami juga mengerti kalau tidak semua orang juga melakukan hal tersebut. Sistem yang diajarkan blog ini kepada saya adalah menggambarkan hasil suatu film sesuai dgn apa yang penulis rasakan dari hasil film tersebut.
      Gone Girl bagi kami bagus belum tentu bagus bagi penonton lain. Assassination menurut kami hanya cukup bagus tapi bisa saja terasa megah bagi penonton lain.
      Intinya sih respect itu sangat penting. Jika ingin menyampaikan pendapat coba buat seperti diskusi mas/mbak mangane, jangan dalam bentuk yang insulting seperti itu. HUFT!

      Delete
    2. Panjang banget itu reply. Cuma tanya itu enam atau sembilan kok.
      Itu enam mas/mbak mangane! Silahkan diteliti, perutnya ada di bagian bawah.
      Oh, Oldboy di sini 8.25, bisa tawar 0.25 kalau mau, tapi ngak bisa sampai 20!

      Delete