Showing posts with label Dev Patel. Show all posts
Showing posts with label Dev Patel. Show all posts

Movie Review: The Green Knight (2021)

“Why is goodness not enough?”

Pelaut yang tangguh tidak terbentuk dari ombak laut yang tenang, sebuah kalimat sederhana yang sangat efektif sebagai perumpamaan kehidupan. Karena resiko yang besar dapat memberikan imbalan atau hasil yang besar pula, ketimbang tenggelam dalam rasa takut untuk gagal lebih baik memupuk rasa takut kehilangan kesempatan karena takut mengambil resiko. Cerita tentang bagaimana sulitnya pembuktian diri yang membutuhkan perjuangan tidak mudah coba ditampilkan oleh film ini dalam bentuk sebuah “dongeng” yang tidak biasa, kisah seorang ksatria yang sangat mudah untuk disebut aneh. The Green Knight’: a strange, haunting, and enchanting tales.


Review: Lion (2016)


"I have to find my way back home." 

Salah satu hal menarik dari setiap awards season adalah: film apa yang akan The Weinstein Company pilih sebagai "jagoan" mereka? Tahun ini awalnya terdapat tiga opsi, pertama film yang dibintangi Michael Keaton dan bercerita tentang McD dan berikutnya adalah film dengan cerita berlatar belakang Indonesia yang shooting di Thailand dan dibintangi oleh Matthew McConaughey. Dua film tersebut menariknya sampai saat ini justru berada di belakang film ini, Lion, yang secara “star factor” terasa lebih kecil ketimbang dua film tadi. But actually The Weinsteins know what they're doing here, memilih untuk “mendorong” Lion di awards-season ternyata sebuah keputusan yang sangat beralasan because this one is an emotional movie about life with Google Earth.

Movie Review: Chappie (2015)


"You’re my maker. Why did you make me so I could die?"

Sebuah kalimat klasik mengatakan bahwa mempertahankan sesuatu yang telah berhasil anda dapatkan akan selalu lebih sulit ketimbang perjuangan ketika anda sedang berupaya untuk meraihnya. Hal tersebut yang kini sedang dialami oleh Neill Blomkamp ketika enam tahun lalu pria asal Afrika Selatan itu berhasil mencuri perhatian skala besar lewat District 9 (empat nominasi Oscars) yang merupakan debut feature film Blomkamp, namun empat tahun kemudian kualitasnya mulai dipertanyakan ketika Elysium hanya sebatas menjadi sebuah sci-fi standard yang kurang dinamis. So, bagaimana dengan film ketiganya ini? Chappie: charming and pall pandemonium pie.

Review: The Second Best Exotic Marigold Hotel (2015)


The Best Exotic Marigold Hotel dapat dikatakan merupakan sebuah kejutan ketika ia muncul tahun 2012 yang lalu, di prediksi hanya akan menjadi ajang kumpul bagi aktor dan aktris kawakan British namun pada akhirnya berhasil menciptakan hit dengan pencapaian box-office 13 kali lipat dari budget awal dan berujung meraih nominasi Golden Globes kategori Best Picture dan Best Actress. Tapi salah satu hal yang kala itu saya rasakan ketika film tersebut berakhir adalah ia tidak akan memperoleh sekuel karena komposisi dan hasil akhir yang ia hasilkan telah sangat tepat. Well, please welcome The Second Best Exotic Marigold Hotel.

Movie Review: The Best Exotic Marigold Hotel (2012)


Tujuh pribadi yang sudah lanjut usia, dengan perbedaan kepribadian dan latar belakang, dipertemukan melalui satu iklan yang mereka dapat dari internet dan brosur.  Jenuh dengan keseharian yang mereka jalani, mereka memutuskan untuk terbang ke India. Mereka menuju salah satu tujuan wisata mewah dikawasan Jaipur, hotel dengan suasana yang tenang dan nyaman.