14 November 2015

Review: Trumbo (2015)


"When they tried to silence him, he made the world listen."

Tugas dari sebuah film biografi bagaimana ia secara komprehensif mencoba menceritakan kembali kisah kehidupan seseorang atau setidaknya bagian paling historis atau penting dari kehidupan mereka. Ia tidak boleh hanya sekedar "menghidupkan kembali" tokoh utama tapi ia juga harus membawa penonton masuk kedalam mode mengamati karena mayoritas dari mereka merupakan sebuah character study. Hanya itu? Tidak, karena seberapa kuat dampak yang hasilkan setelah menyaksikan kehidupan tokoh yang ia gambarkan juga punya peran penting. Semua hal itu dilakukan oleh Trumbo dengan aman. 

Bak mandi, wiski, dan rokok seperti sahabat bagi Dalton Trumbo (Bryan Cranston), screenwriter kelahiran Colorado yang telah menulis beberapa skenario film Hollywood salah satunya Kitty Foyle dimana ia memperoleh nominasi Oscar. Trumbo merupakan anggota partai komunis, dan hal itu coba dimanfaatkan oleh pemerintah USA yang mencoba untuk mengendalikan cara pandang penduduk negara mereka terhadap gejala bangkitnya komunisme. Trumbo menolak permintaan dari pemerintah USA untuk bersaksi tentang keyakinan politiknya, hal yang tentu saja membawa masalah baru baginya. 



Film ini sekelas dengan Saving Mr. Banks yang hadir dua tahun lalu, dan Unbroken yang hadir dua tahun lalu, berhasil membuat karakter utama dari cerita berdiri kuat di pusat tapi cara ia memainkan hal-hal disekitarnya karakter utama tidak memukau. Trumbo adalah bagaimana seorang pria yang sangat idealis tetap berjuang mempertahankan apa yang ia yakini merupakan sesuatu yang benar dan akhirnya mempertaruhkan hal-hal yang ia sayangi. Trumbo punya rasa cinta yang begitu besar didalam cerita yang berhasil dikemas dengan tepat oleh Jay Roach dengan penggunaan pov yang oke, termasuk didalamnya cara ia memainkan isu tentang perbedaan yang menggelitik mengingat isu tersebut merupakan sesuatu yang “biasa” di tahun 1940an. 



Tapi ada masalah kecil di Trumbo ini yang membuat ia hanya berakhir di level oke tadi. Jay Roach dan John McNamara sudah membawa Trumbo untuk masuk ke jalur yang tepat sebagai sebuah biografi dengan basis studi karakter, tapi point-point klasik yang bisa membuat cerita dan karakter tajam justru hanya mereka sentuh tidak mereka genggam lalu gali lebih dalam. Ambil contoh script yang membuat karakter Trumbo mirip seperti hanya sebatas duduk didalam bak mandi dan meneguk segelas wine, ia tampil sebagai pria santai dengan tantangan yang tidak besar, ia tidak berhasil menunjukkan ia “pahlawan” yang penting karena kecerdasannya. Sekuat apapun Bryan Cranston melakukan push dengan hati dan emosi terasa sulit untuk sepenuhnya jatuh kedalam charm karakter Trumbo.



Penonton memang dengan mudah akan merasakan feel dari cerita, situasi sejarah di era tersebut berhasil di set dengan baik, tapi setelah itu yang kamu dapatkan adalah sebuah skenario periodik yang menemukan dinding penghalang untuk mencapai titik tertinggi dari potensi yang ia punya. Film ini ingin punya jalan untuk bercerita tentang sisi hitam politik dan unsur kepahlawanan, tapi seperti karakter Trumbo ia juga seperti tidak nyaman dengan status tersebut, menolak karena hanya ingin melakukan apa yang ia percaya sebagai sesuatu yang benar. Hanya sebatas itu, Trumbo tampil oke tapi eksplorasi yang minim meskipun telah ditemani dengan humor oke dan kinerja acting yang mumpuni impact dibagian akhir tidak terasa kuat.



Trumbo sebenarnya sebuah film biografi yang understated dalam artian ia punya potensi untuk menghujam penonton dengan isu yang ia bawa, dan ia berhasil menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan. Lalu mengapa pada akhirnya film ini jadi terasa biasa? Bridge of Spies adalah penyebabnya, film yang mengusung tema serupa namun sukses memberikan presentasi yang tidak hanya sebatas standard. Perbandingan langsung tidak dapat saya hindari, dan itu menggerus beberapa nilai dari elemen Trumbo termasuk didalamnya bagaimana ia terus bermain aman dan seolah menjauh dari “bahaya”. Studi karakter yang oke, namun sayangnya kurang menantang.







1 comment :

  1. Nice review! Riringina, I wonder in which state are you? Last time in Philly, the movies aren't much of choice. So sad.

    ReplyDelete