Showing posts with label Joel Kinnaman. Show all posts
Showing posts with label Joel Kinnaman. Show all posts

Movie Review: The Suicide Squad (2021)

"I love the rain, it's like angels are splooging all over us!"

Terkadang ada keuntungan di balik kegagalan, kamu bisa belajar kemudian mencoba memperbaiki kekurangan yang membuatmu gagal. Contohnya adalah DC Films yang merasakan pil pahit di tiga film pertama Extended Universe mereka, mencoba untuk berubah dan telah menunjukkan progress positif sejak film Wonder Woman. Special case kemudian muncul, Batman akan mendapatkan reboot sedangkan Suicide Squad diberikan treatment berupa standalone sequel. Film terakhir tadi sebenarnya bukan sebuah creatively shipwrecked film bagi saya, tapi memang membutuhkan sentuhan kreatif agar dapat membuat pesona karakter dan tim menjadi semakin menarik lagi. Here they come, from the Director of Marvel's mega hits ‘Guardians Of The Galaxy.’ ‘The Suicide Squad’ : they add Gunn, they add fun.


Movie Review: Suicide Squad (2016)


"I’m bored. Play with me!"

Akhirnya mereka tiba, salah satu dari sekian banyak highly anticipated film tahun ini, menilik teaser yang ia lempar juga menyandang status dan hype sebagai film pertama di DC Extended Universe yang mencoba sedikit menggeser serious stuff dari panggung utama untuk kemudian tampil a la sebuah pesta berisikan para kriminal “gila”. Lalu di mana pada akhirnya ia berdiri? Apakah ini tampil lebih baik dari “tawuran” yang inkoheren itu? Apakah ini menjadi sebuah “kekacauan” yang menghibur? Suicide Squad: a bumpy but catchy intro for DC anti-hero.   

Review: Child 44 (2015)


Mengubah novel menjadi sebuah film dengan durasi kisaran dua jam tentu saja bukan sebuah pekerjaan yang mudah, tapi disisi lain bukan pula pekerjaan yang susah. Ada yang menyebut mereka sebagai sesuatu yang tricky, ketika penulis dan sutradara tidak perlu lagi memikirkan bagaimana menciptakan bahan dan bentuk bagi cerita yang ingin mereka sampaikan, tapi disisi lain ia juga punya tugas agar bahan yang telah tersedia tadi dapat di bentuk atau dimasak menjadi sebuah hidangan yang pas, hidangan yang “tepat”. Child 44 bertemu dengan ambisi yang besar dalam hal tadi, yang sayangnya menghasilkan boomerang baginya.

Movie Review: Run All Night (2015)


“One night, and you’ll never have to see me again.”

Film action terbaru dari Liam Neeson setelah menyatakan pensiun sebagai pria yang berulang kali kehilangan anggota keluarganya ini merupakan kemasan yang ambigu. Diawal ia akan mampu menaikkan ekspektasi anda padanya, membuat anda bergumam “wah, ternyata cukup menarik,” sebuah perpaduan berbagai elemen klasik action thriller dan membentuk kekacauan yang cukup menyenangkan, a good enough mess. Namun sayangnya perlahan ia justru berubah dan menampilkan hasil yang kontradiktif sajian di bagian pembuka itu. Run All Night: like Joker trying to look thoughtful but ends quite dull. 

Movie Review: RoboCop (2014)


"Dead or alive, you are coming with me!"

In my opinion RoboCop karya Paul Verhoeven merupakan satu dari sekian banyak film abad 20 yang belum layak untuk di daur ulang pada fase awal era millennium ini. Ia klasik, ia sebuah kenangan yang masih meninggalkan bekas manis, itu mengapa ketika berita remake muncul ada sebuah perasaan mix, antusiasme tentu saja hadir namun ikut disertai dengan rasa pesimis yang juga eksis karena sebuah pertanyaan sederhana, “apakah sudah perlu?” RoboCop, another great classic icon who become a victim of Hollywood ambition.