Showing posts with label music. Show all posts
Showing posts with label music. Show all posts

Movie Review: Moonage Daydream (2022)

“Always go a little further into the water than you feel you're capable of being in.”

Apakah di semesta lain versi dari tiap manusia di bumi juga exist dan berjalan dalam kondisi serta mungkin cara yang berbeda? Hingga kini belum ada teori yang secara gamblang dapat memberi jawaban atas pertanyaan seperti misal “Is there life on other planets?” serta kehidupan yang mungkin terjadi di luar Bumi dan yang tidak berasal dari Bumi. Maka sangatlah wajar jika tiap manusia seharusnya menghargai hidup yang mereka miliki kini di bumi, meskipun memang tolok ukurnya akan terasa variatif bagi setiap individu, bukan tentang berapa banyak waktu yang kamu miliki maupun semenarik apa mimpi dan harapan yang kamu punya, it’s what you do in life that's important. Menariknya, saya disentil kembali tentang makna hidup tadi setelah menyaksikan dokumenter kisah hidup one of the most influential musicians of the 20th century. ‘Moonage Daydream’: ladies and gentleman, David Bowie.


Movie Review: Marry Me (2022)

"But you can't marry an idea.”

“Cara Menjadi Istri NCT” berada di posisi enam dalam daftar “Bagaimana Cara” yang paling sering dicari di tahun 2021 berdasarkan “Year in Search” rilisan Google. Well, saya yakin bukan hanya fans atau “Para Istri” boyband tersebut saja tapi hal serupa juga menjadi angan-angan bagi banyak penggemar K-Pop lain, sesuatu yang terasa sangat lumrah karena jika ditarik ke lingkup yang lebih luas maka sebenarnya mimpi untuk bisa menjadi pasangan atau at least sebagai sosok penting dari hidup seorang selebritis favorit sudah eksis sejak lama. Menggunakan ketertarikan romantis tiba-tiba berupa cinta pada pandangan pertama film ini mencoba membangun kisah cinta antara seorang pria biasa dan wanita populer sedunia. ‘Marry Me’: a feel-good “like meets like” rom-com.


Movie Review: The Sky Is Everywhere (2022)

"My mind is not a safe place."

Jika kamu tahu bahwa hal-hal buruk dapat terjadi kapan saja, bukankah kamu juga seharusnya tahu bahwa hal-hal baik juga dapat terjadi kapan saja di dalam hidup kamu? Karena suka dan duka adalah satu paket, kamu tidak bisa mendapatkan satu tanpa yang lain sehingga yang harus kamu lakukan adalah mencintai keduanya, and love the world by living with daring, spirit and joy, untuk saling melengkapi dalam ketidaklengkapan. Film ini mencoba membawamu masuk ke dalam upaya merangkul tidak hanya sisi indah namun juga peran penting suka dan duka bagi kehidupan seorang manusia dengan menggabungkan family drama bersama cerita cinta klasik. ‘The Sky Is Everywhere’: a telling-but-not-showing coming-of-age romantic drama. 


Movie Review: The Audition (2019)

“What counts is hearing the notes before you play them.“

Setiap orang memiliki mimpi, ambisi, dan obsesi mereka masing-masing, tapi kadang hidup tidak memberimu jalan yang mudah untuk dapat mewujudkan ketiga hal itu. Kerena ketika mereka menjadi tidak terkendali maka tantangan yang kamu jalani akan bertemu dengan tekanan dalam berbagai bentuk, salah satunya gejolak emosi. Di film ini seorang guru musik menemukan talenta yang ia anggap sebuah permata yang harus ia poles agar dapat semakin bersinar, celakanya itu ternyata pintu masuk bagi berbagai masalah muncul di dalam hidupnya setelah selama ini bersembunyi. ‘The Audition (Das Vorspiel)’ : a Whiplash with violin.


Movie Review: Simulation Theory Film (2020)

They will not control us, and we will be victorious.

Menyebut diri mereka sebagai “trashy three-piece” grup band rock asal Inggris satu ini, Muse, dapat dikatakan merupakan salah satu dari mungkin beberapa band yang seperti tidak pernah kehabisan akal cara “bergembira” dengan musik yang mereka ciptakan. Berangkat dari alternative rock style mereka kemudian melebarkan sayap, progressive, space rock, hingga electronica di mana lirik mereka kerap mengandung barisan kata yang mencoba untuk membakar spirit hingga menembakkan kritik. Ini bukan film dokumenter tentang band Muse, melainkan sebuah concert film yang merekam aksi Muse di O2 Arena. Tapi ada yang gila dan spesial di sini. ‘Simulation Theory Film’ : a psycho hysteria madness.


Movie Review: CODA (2021)

"I'm happy that you know who you are. You're brave."

Film yang bikin susah move on itu sangat langka. Standar-nya sendiri bagi tiap orang tentu berbeda-beda namun film yang berhasil memberikan aftertaste demikian tentu memiliki sesuatu yang terasa spesial baik itu dari segi cerita, akting, hingga elemen teknisnya, hal yang dimiliki oleh film ini. Dari empat karakter yang kamu lihat pada poster di atas, tiga di antaranya merupakan tunarungu, mereka keluarga yang tidak memiliki kemampuan mendengar kecuali satu orang anak yang menyandang status sebagai child of deaf adults. ‘CODA’ : a must-see gem. 


Review: Bo Burnham: Inside (2021)

 CEO, entrepreneur. Born in 1964. Jeffrey, Jeffrey Bezos… 

Kamu mau tidur, mempersiapkan kasur dan mematikan lampu tapi sebuah lampu sorot yang sangat terang mengarah ke area kasur tadi tepat di bagian di mana kamu akan meletakkan kepalamu. Orang aneh macam apa yang melakukan hal seperti itu? Bo Burnham. Dan di spesial-nya kali ini ia melakukan begitu banyak hal-hal random untuk mengisi waktu luangnya yang sangat sangat luang itu ketika aturan lockdown sedang diterapkan. It's just him and his camera, and also his creativity and craziness. Can one be funny when stuck in a room? ‘Bo Burnham : Inside’ : a darn funny vlog. (Warning: the following post might contains mild spoilers)


Movie Review: In the Heights (2021)

"Best days of my life."

Tiga orang pria keluar dari studio bioskop ketika saya menyaksikan film ini, sekitar di pertengahan dari durasi total film. Ketiga pria tersebut duduk di baris depan kursi saya dan yang saya tangkap adalah mereka merasa “bingung” kenapa karakter berdialog satu sama lain dengan cara terus menerus bernyanyi? Film terbaru dari Sutradara ‘Crazy Rich Asians’ yang musiknya ditangani oleh sosok dibalik lantunan musik film ‘Hamilton’ dan ‘Moana’ ini adalah sebuah musical dan wajar jika karakter kemudian akan sering bernyanyi dan menari, sesuatu yang sangat mendominasi di film ini, sebuah presentasi romansa musical terbaik yang rilis setelah si cantik ‘La La Land’. ‘In the Heights’ : a joyous and infectious movie musical experience.


Movie Review: Sound of Metal (2019)

"Serenity is something you get when you stop wishing for a different past."

Menjadi tuli tentu merupakan bencana bagi seorang musisi. Memang indera yang lain sama pentingnya namun bagaimana caranya seorang musisi dapat menyajikan musik yang ia hasilkan jika ia sendiri tidak dapat merasakan musik tersebut karena tidak bisa mendengar? Karakter utama film ini merupakan seorang drummer grup heavy-metal dan suatu ketika ia bertemu dengan “bencana” tadi di mana ia memiliki dua opsi, berhenti sebagai musisi atau justru mencari cara atau jalan lain agar dapat tetap menikmati hal yang paling ia cintai itu. ‘Sound of Metal’ : when the Lord closes a door, somewhere He opens a window.


Movie Review: Billie Eilish: The World's a Little Blurry (2021)

“There are things that you can feel and not describe.”

Menjadi trend di platform video TikTok membuat beberapa lagu berhasil meraih atensi besar dan mendapat nominasi di ajang penghargaan musik paling bergengsi 63rd Annual Grammy Awards kategori “Record of the Year” yang berisikan nama seperti Beyonce, Dua Lipa, dan Post Malone. Ada nama Billie Eilish pula di nominasi itu yang kemudian keluar sebagai pemenang untuk tahun kedua berturut-turut. Billie Eilish memang sensasi saat ini, mengingatkan pada naiknya pamor Justin Bieber saat usianya masih sangat muda kala itu. Ternyata ada “minus” dari kesuksesan Billie, aura kuatnya di panggung ternyata tidak selalu menyala saat menjalani kehidupan pribadinya. ‘Billie Eilish: The World's a Little Blurry’ : she's the "bad" guy. Duh.


Movie Review: I'm No Longer Here (2019)

“Make the star, man.”

Dari poster-nya mungkin kamu akan langsung teringat dengan salah satu istilah gaul yang sempat trend beberapa waktu yang lalu, yaitu istilah jamet, mereka yang tampil dengan menggunakan pakaian yang mungkin bagi mayoritas orang akan terkesan “aneh”, meskipun pasti ada pula yang menilai mereka unik. Karakter utama di film ini berada di kelas yang sama dengan orang-orang yang bergoyang menggunakan lagu Dindin Badindin itu, sebuah kisah anak muda yang mencintai sebuah genre dan memegang teguh prinsipnya di dalam proses pencarian jati diri yang sedang dijalani. ‘I'm No Longer Here (Ya no estoy aquí)’: I’m sorry Guillermo del Toro, I’m sorry too Alfonso Cuarón.


Movie Review: Bill & Ted Face the Music (2020)


“Be...excellent to each other. And party on, dudes.” 

Film ini bermain layaknya sebuah B Movie yang hadir dengan mengusung science fiction comedy, sebuah subgenre yang kerap mengeksploitasi teknologi dengan cara yang konyol dan menggelikan. Premisnya sendiri juga menarik, menemukan "sesuatu" yang wajib ada di present time namun belum eksis yaitu dengan cara mencoba mencuri "sesuatu" tersebut dari masa depan. Itu kombinasi yang terasa liar namun jika diolah dengan cara yang tepat tetap dapat menjadi sebuah kemasan yang terasa berkesan. ‘Bill & Ted Face the Music’: an interesting chaos.


Movie Review: Ema (2019)


“You are a human condom. You'll never give me a son. A real son.”

Cara setiap orang dalam mengejar mimpi dan ambisi yang mereka miliki pasti akan berbeda-beda, ada yang dengan sabar menunggu karena mereka percaya semua telah disiapkan oleh Sang Pencipta, namun tentu juga ada manusia-manusia yang justru memilih untuk “mendorong” dirinya agar mereka dapat lebih cepat meraih mimpi dan ambisi tersebut. Dan untuk yang terakhir tadi tidak jarang kerap menghadirkan masalah lainnya jika tidak mampu ditata dan dikendalikan dengan baik. Karakter utama kita di film ini, Ema, punya mimpi dan ambisi, untuk meraihnya ia melakukan opsi yang kedua, ia “dorong” semuanya dan menghasilkan situasi gila. ‘Ema’ : when sex and emotion biting each other.

Movie Review: We Are Little Zombies (2019)


“Anyway, we’re zombies. We’re dead, we’re dying. But we’re alive. So we decided to form a kick-ass band.”

Premis film ini sangat unik dan sangat menarik. Bagaimana jika empat orang anak kecil bertemu untuk pertama kalinya ketika mereka menghadiri acara pemakaman orang tua mereka masing-masing, lalu setelah itu mereka mulai berteman dan memutuskan untuk membentuk sebuah band. Dari titik itu kemudian hadir begitu banyak opsi yang dapat dieksplorasi. Apakah band sebagai jalan untuk mereka bertahan hidup? Apakah band dan music merupakan cara yang mereka gunakan untuk lepas dari kesedihan? Atau apakah membentuk band merupakan upaya pencarian “jiwa” yang selama ini absen dalam hidup mereka? Karena mereka zombie? We Are Little Zombies (Wî â Ritoru Zonbîzu): an antic and jolly-crazy dark comedy. We are zombies but alive.

Movie Review: A Star Is Born (2018)


“I just wanted to take another look at you.”

Setiap orang yang kita temui dalam kehidupan hadir tentu dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang hadir untuk menguji diri kita, ada pula yang hadir hanya untuk memanfaatkan kita, ada dari mereka yang hadir untuk mengajarimu, dan ada pula yang datang untuk mencintaimu. Mana di antara mereka yang paling penting bagi kehidupan kita? Adalah mereka yang hadir untuk membuatmu menjadi "the best version of yourself." Your best self. A Star is Born: an affecting love story.

Movie Review: Bohemian Rhapsody (2018)


"Good thoughts, good words, good deeds."

Membuat sebuah film tentang band legendaris sebesar Queen tentu memberikan banyak keuntungan bagi filmmaker. Contohnya?  Lagu-lagu mereka yang sangat populer dan legendaris itu, dari “Love of My Life”, “I Want to Break Free”, “We Are the Champions”, “We Will Rock You”, hingga tentu saja ”Bohemian Rhapsody”. Tapi di sisi lain juga eksis “bahaya” yang harus menjadi perhatian, dengan catatan utama kembali kepada sosok Queen itu sendiri. Mereka band legendaris yang punya kisah rumit lain di dalam diri sang vokalis, Freddie Mercury. Bohemian Rhapsody: it will rock you.

Fresh Fifteen: November


15. Sigma - Find Me ft. Birdy

Fresh Fifteen: Oktober


15. Fais & Afrojack - Used To Have It All

Fresh Fifteen: September


15. Galantis - Love On Me

Seperti signature andalan mereka pada kolaborasi dengan Hook n Sling ini Galantis kembali bermain dengan big room house dengan backdrop yang memikat, sebuah perpaduan progressive house, disco, tropical house, dan dance-pop yang sangat upbeat serta memiliki groove yang catchy.

Fresh Fifteen: August


15. Bassjackers ft. Luciana - Fireflies

Dari electro house yang tajam, bass line yang terasa catchy, melody yang manis, hingga vocal dari Luciana yang begitu kuat dan padat, it’s a good banger from Bassjackers.