11 May 2012

Movie Review: Coriolanus (2011)


Caius Martius (Ralph Fiennes), seorang Jendral Roma, bersama pasukannya berhasil mengalahkan Volscian yang dipimpin oleh Tullus Aufidius (Gerard Butler). Atas keberhasilannya, Caius diberi gelar kehormatan "Coriolanus”, dan mengajukan diri menjadi konsul. Namun atas skenario yang telah disusun oleh dua pejabat parlemen Roma, Sicinius (James Nesbitt) dan Brutus (Paulus Jesson), Caius justru dimusuhi oleh rakyat. Berjanji akan melakukan nasihat dari Ibunya Volumnia (Vanessa Redgrave) serta istrinya Virgilia (Jessica Chastain) untuk bersikap “manis” terhadap rakyat, Caius justru menyerang pemerintah Roma karena tekanan yang ia terima ketika memberikan pidato. Akibatnya, Caius diasingkan dari Roma, dan di cap sebagai pengkhianat. Merasa tidak dihargai atas perjuangannya selama ini, Caius memutuskan bergabung dengan Volscian, dalam misi menyerang Roma.

Film ini sendiri mengambil cerita dari salah satu karya Shakespeare dengan judul yang sama, Coriolanus. Dan film ini adalah debut pertama bagi Ralph Fiennes sebagai sutradara. Film yang sangat kuat menurut saya, baik dari segi scenario maupun para pemeran. Screenplay film ini ditulis oleh John Logan, yang sudah terkenal lewat beberapa karyanya seperti Gladiator, The Last Samurai, Rango, dan yang terbaru Hugo. Ini yang membantu Ralph Fiennes tampil sangat memukau dalam memerankan Caius. Dialog yang diciptakan oleh Logan memberi kebebasan pada Fiennes sehingga kata-kata yang keluar seolah mengalir, meskipun tetap pada ciri khas dialog masa lalu. 


Pusat dari film ini tentu saja Ralph Fiennes. Performanya sangat sangat sangat memukau. Dari ketika ia bersenjatakan AK-47, menjadi jendral yang rapi, sampai menjadi pengembara yang putus asa, berhasil dimainkan dengan baik. Sosok Caius yang keras dan sangat menjunjung harga diri yang ia miliki berhasil “di hidupkan” oleh Fiennes. Ekspresi ketika Ia sedang emosi, jeda antar kata dalam dialog yang ia mainkan, sangat memukau. Oh man, I miss Voldemort, so much. Hahaha.

Pemeran lain juga berhasil memberi “nafas” bagi film ini. Gerard Butler yang sejak awal saya harapkan mendapat peran lebih justru kurang maksimal (mungkin ekspektasi awal saya yang terlalu banyak). Dialog yang ia dapatkan sedikit, lebih kepada ekpresi dari seorang pemimpin pasukan musuh dari tokoh utama. Begitu pula dengan Jessica Chastain, yang hanya terlihat sedikit hidup di adegan ketika ia dan ibu Cauis menyerang Sicinius dan Brutus. Oiya, pemeran dari Sicinius, James Nesbitt juga bermain apik menurut saya, dimana ia sukses memprovokasi rakyat agar membenci Caius. Tidak lupa Brian Cox, dengan karakter protagonisnya Meninius. Yang sedikit menonjol selain Fiennes tentu saja Vanessa Redgrave yang berperan sebagai Volumnia, ibu Caius. Meskipun hanya sebagai pemeran pendukung, namun sosok Volumnia seolah mengambil kendali ketika ia mendapatkan bagiannya. Vaness Redgrave sekali lagi berhasil memainkan peran seorang ibu yang kuat. 


Overall, film ini sangat baik. Meskipun terdapat sedikit kejanggalan menyaksikan cerita masa lalu yang di visualisasikan bersama dengan peralatan canggih masa kini. Ralph Fiennes sukses di debut perdana nya sebagai sutradara, dan aksi perdananya setelah lepas dari sosok Voldemort. Kenangan dari The Hurt Locker mungkin masih sedikit membekas di hati Fiennes, terlihat ketika adegan peperangan di awal film. Film yang sangat kuat dalam satu paket. Oscar? Kita lihat saja nanti. :)

Score: 8/10

0 komentar :

Post a Comment