25 June 2012

Movie Review: Brave (2012)


Merida (Kelly Macdonald), merupakan putri dari Ratu Elinor (Emma Thompson) dan Raja Fergus (Billy Connolly), yang memimpin kerajaan DunBroch yang terletak di Skotlandia. Di usianya yang sudah dewasa, Merida mulai merasakan tradisi dari bangsanya. Tiga kerajaan sahabat, datang bersama putra sulungnya, dengan tujuan melamar Merida. Namun Merida adalah seorang gadis yang berjiwa bebas. Merida lebih suka berkeliling hutan bersama kudanya, serta bermain dengan panahnya. Dan takdir seolah menuntunnya kejalan yang ia inginkan.

Ketika berjalan-jalan ke hutan, Merida bertemu dengan seorang penyihir tua (Julie Walters), yang menyamar menjadi seorang pemahat kayu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Merida, yang sudah lelah dengan segala aturan dari Ibunya selama ini, yang selalu membatasi kebebasannya karena status Merida sebagai Putri Raja. Merida meminta sebuah ramuan dari sang penyihir agar ia dapat merubah sikap Ibunya.


Pixar, bagi saya adalah jagoan utama dibidang animasi untuk saat ini, ibarat Apple yang selalu berhasil menarik minat para gadget mania dengan produk terbarunya. Mereka selalu menjadi Front-runner Oscar untuk kategori animasi. Sejak 2008, kombinasi Disney-Pixar secara rutin berhasil menyabet penghargaan paling prestisius dibidang film untuk kategori animasi, mulai dari Ratatouille, WALL•E, Up, dan Toy Story 3. But, tahun lalu mereka menghilang. Cars 2 memang berhasil masuk dalam nominasi Golden Globe, namun kurang memuaskan. Ini menjadikan Brave mengemban tugas yang bisa dikatakan cukup berat untuk mengembalikan kolaborasi Disney-Pixar kembali ke jalur yang benar.

Nah, ini yang menjadikan Brave mendapat perhatian yang sangat besar, termasuk saya, dengan harapan tentu saja menyaksikan film animasi dengan sentuhan khas yang duo ini biasa berikan. Dan yap, Brave berhasil membawa Disney-Pixar kembali ketempat yang layak. Memang ceritanya sederhana, gadis yang ingin merubah ibunya yang terus mengekang dirinya. Namun petualangan sempit dengan cerita yang berputar-putar dari kastil, ke hutan, dan kembali ke kastil, ternyata berhasil menghibur. Khusus untuk film animasi, saya memang selalu memasukkan faktor penonton sekitar saya. Dan faktanya, studio penuh dengan gelak tawa, dari tingkah lucu ketiga adik Merida, tingkah konyol Fergus, hingga dialog serta pertarungan konyol dari pemimpin tiga kerajaan sahabat.

Cerita sederhana yang ditulis oleh Brenda Chapman, dibantu oleh dialog khas Great Britain yang disusun bersama Mark Andrews, Steve Purcell, dan Irene Mecchi, menjadikan nuansa Scotland terasa nyata. Cast yang bertugas mengisi suara juga bekerja dengan baik, dari Kelly Macdonald, Emma Thompson, Billy Connolly; sampai Mister Hagrid, Robbie Coltrane, yang mengisi suara Lord Dingwall.



Overall, Brave berhasil mengemban tugasnya, menjadi sajian animasi yang memuaskan.  Detail yang sangat baik, dari hutan hingga rambut Merida yang selalu menarik perhatian sepanjang film, berpadu dengan music yang indah. Bercerita tentang hubungan antara ibu dan anak perempuannya, menjadikan Brave memiliki cerita yang kuat. Namun sayangnya cerita yang sederhana dan tidak dikembangkan terlalu jauh, menjadikan Brave tidak tampak WOW, seperti ekspektasi awal saya yang berkisar minimal 8,5. Karakter pendukung yang diciptakan berhasil membantu karakter utama, menyuntikkan humor yang memang secara intensitas cukup banyak, namun hanya beberapa yang benar-benar lucu, seperti ketiga adik Merida. Sisanya memang berhasil membuat saya setidaknya tersenyum, namun lebih dikarenakan karena mendengar tawa dari penonton lain. Namun, film ini berhasil menghibur, dan tentu saja berhasil menyampaikan pesan yang diemban sejak awal. Dibuka dengan La Luna, film pendek yang meraih Oscar tahun lalu, tensi yang sempat turun di tengah film serta ending yang mudah ditebak, namun berhasil tertutupi oleh tampilan visual yang memukau, serta permainan emosi antara ibu dan anak yang diciptakan. 

Score: 8/10

0 komentar :

Post a Comment