27 May 2013

Movie Review: Side Effects (2013)


Satu dari sekian banyak kalimat kunci untuk meraih kesuksesan sebenarnya cukup sederhana, "Just do it good." Kesuksesan seperti tidak peduli seberapa bagus dan rapi rencana yang telah anda susun, dimana hasil akhir yang akan anda peroleh tetap saja berasal dari mampu atau tidaknya rencana tadi anda eksekusi dengan baik. Side Effects coba mengemas hal sederhana tersebut, sebuah penggambaran bagaimana rasa sakit yang merupakan efek dari "something" yang tidak dikerjakan dengan baik.

Emily Taylor (Rooney Mara), wanita 28 tahun, sedang bersiap untuk menyambut suami tercintanya, Martin Taylor (Channing Tatum), yang pada hari itu akan bebas dari penjara. Menjalin kasih selama lima tahun, mereka terpisahkan oleh jeruji besi penjara selama empat tahun, waktu yang kelam bagi Emily. Ya, efek dari empat tahun kesendiriannya itu menjadikan Emily seperti orang yang kesepian, tidak mampu berada dilingkungan ramai, mudah merasakan rasa sedih yang datang mendadak, hingga terkadang bergerak random layaknya robot tanpa kendali dari alam sadar, dimana suatu ketika ia bahkan menabrak dinding sebuah lahan parker menggunakan mobil dengan kecepatan tinggi.  

Hal ini membawa Emily kepada Dr. Jonathan Banks (Jude Law), yang saat itu bersama istrinya Deirdre (Vinessa Shaw) sedang berjuang untuk mempertebal tabungan mereka. Emily awalnya seperti sebuah masalah kecil di tengah begitu banyaknya proyek yang Jon sedang lakukan. Tapi serangkaian pengobatan medis ternyata tidak berhasil, yang akhirnya berujung pada obat medis baru berupa pil bernama Ablixa, atas saran dari Dr. Victoria Siebert (Catherine Zeta-Jones), mantan psikiater Emily. Celakanya pil tersebut justru menjadikan Emily sering mengalami sleepwalking, juga menjadi penyebab terjadinya sebuah peristiwa besar yang tidak hanya menghancurkan Emily, namun ikut menyeret Jon jauh lebih dalam.


Rasa sedikit skeptis diawal film yang berasal dari hype tinggi yang ia peroleh pada akhirnya ditutup dengan sebuah rasa bingung dengan sebuah pertanyaan, elemen mana yang berada di garis terdepan pada film ini? Begitu mudah untuk mengatakan karya terbaru dari Steven Soderbergh ini adalah film yang menarik, yang bahkan sudah terlihat sejak bagian pembuka dimana Soderbergh dengan berani membocorkan sebuah clue kecil. Yang perlu menjadi perhatian anda adalah jangan berharap mendapatkan kemasan layaknya Contagion (yang juga ditulis oleh Scott Z. Burns), karena Side Effects punya ruang bermain yang lebih sempit.

Ya, itu pula yang bagi saya menjadi sumber dari daya tarik yang di pancarkan secara perlahan oleh Side Effects. Seorang wanita depresif, pil, seorang dokter, and another doctor, seperti terkesan membosankan memang karena potensi yang ia tunjukkan seolah akan membangun sebuah kasus dengan base dunia medis dengan ruang cerita yang sempit. Itu seperti sebuah kesengajaan yang diciptakan oleh Scott Z. Burns, karena ketika anda telah menetapkan penilaian awal tersebut ia kemudian dengan cermat mulai menambahkan kompleksitas cerita yang ikut memberikan efek samping pada tingkat rasa antusias penontonnya.

Bermula dari unsur medis dengan sebuah pertanyaan besar, Side Effects justru bergerak masuk kedalam dunia kriminal dengan tone cerita yang lebih gelap namun tetap terkurung dalam cerita yang sempit. Keren, pergeseran cerita yang terasa halus menjadikan penontonnya dengan mudah ikut bertransisi bersama karakter. Ini juga dampak dari cerita yang kuat dan terasa sangat meyakinkan meskipun sebenarnya Burns tidak meletakkan sebuah dasar yang bersih dimana hadir karakter-karakter dengan informasi yang standard dan begitu umum namun mengemban tugas yang kompleks. Ya, masukkan mereka ke cerita yang sempit dan kompleks maka tercipta sebuah petualangan dalam upaya mencari jalan keluar yang celakanya sulit untuk diprediksi.


Naskah yang menyenangkan, intens namun efektif tadi juga di kendalikan dengan baik oleh Soderbergh. Hal yang paling menarik adalah cara Soderbergh memainkan tempo serta tensi cerita, terutama sebelum bagian penutup. Seperti bermain layang-layang, tarik dan ulur, naik dan turun, keduanya diciptakan sama baiknya. Dengan banyak cinematography cantik, score (Thomas Newman) yang punya kontribusi mumpuni, Soderbergh sukses menciptakan lahan bagi para penonton untuk bermain bersama rasa cemas dan pertanyaan yang berada pada level yang sama. Ada rasa cemas dalam kehampaan Emily serta tekanan yang dialami oleh Jon, serta pertanyaan yang seperti ingin terus di urai lewat dialog-dialog serius. Keduanya diolah dengan manis oleh Soderbergh.

Namun menyaksikan Side Effects seperti mencoba mendaki bukit dengan tujuan camping, tapi bukannya berakhir di puncak melainkan di kaki bukit tidak jauh dari puncak tersebut. Mungkin seperti itu klimaks yang film ini berikan. Kurang yakin juga ini bersumber dari mana, cerita atau sutradara, dimana semua tahapan cerita penuh misteri yang ia bangun sejak awal tidak berakhir di titik tertinggi. Ya ya, twist itu memang sangat sangat mengejutkan, dan cara ia di tutup juga sangat jauh dari kata mengecewakan, tapi cara yang Soderbergh pakai untuk membungkus bagian akhir seperti tidak menimbulkan sebuah ledakan yang maksimal, tidak menghasilkan “wow” namun hanya sebatas “oh, oke.” Ia seperti memberikan efforts yang kurang kuat dibagian akhir sehingga membuang percuma kompleksitas yang telah terbangun rapi sejak awal.

Rooney Mara dan Jude Law adalah bintang utama. Mungkin tanggung jawab yang ia punya lebih dominan sebagai sosok central cerita yang menjadi objek observasi, namun Rooney Mara mampu menjadikan sosok Emily sebagai karakter yang memiliki nyawa. Cara ia menampilkan depresi terasa natural, terutama lewat tatapan mata dan gerak tubuh sehingga setiap misteri dari dialognya terasa meyakinkan. Jude Law punya tugas paling berat karena ia tokoh utama yang menggerakkan cerita, mayoritas ia lakukan seorang diri, dan ia berhasil, terutama pada kemampuannya dalam menciptakan opsi lain yang melahirkan kebimbangan pada penonton. Zeta-Jones hanya sedikit impresif di bagian akhir, dan peran Tatum sama seperti di G.I. Joe: Retaliation, seolah menjadi karakter utama namun hanya sebatas pemanis poster.


Overall, Side Effects adalah film yang memuaskan. This is how a movie build an excitement. Berbagai karakter yang dijalankan penuh tanda tanya, sebuah misteri yang kompleks dan sempit menjadikan anda ragu mengambil sebuah keputusan meyakinkan dalam bentuk prediksi pribadi, terus dibalut dengan tekanan yang sunyi dalam ketenangan para karakter, hingga hadirnya beberapa twist yang kurang ajar di bagian akhir cerita. Ceritanya kuat, eksekusi apik dan manis dari Soderbergh, serta kualitas akting yang mumpuni. Ini menyenangkan.



0 komentar :

Post a Comment