20 February 2015

Review: Human Capital (2013)


"Family is a disaster waiting to happen."

Kalimat manusia tidak pernah puas seperti sudah begitu akrab di telinga kita, sesuatu yang bisa dikatakan merupakan sebuah fakta yang sulit untuk ditampik. Mencoba untuk terus meraih sesuatu yang lebih besar dari apa yang kita capai memang bukan sesuatu yang tabu, tapi jika tidak di control keserakahan itu dapat meninggalkan konsekuensi bagi kita. Hal tersebut akan kamu temukan di Human Capital (Il capitale umano), perwakilan Italia di kategori Best Foreign Language Film pada ajang Oscar tahun ini, dari a nightmare before Christmas hingga berujung pada "kriminal" penuh intrik.

Seorang pelayan yang sedang dalam perjalanan pulang terlibat dalam kecelakaan hit and run ketika sepeda yang ia kendarai tertabrak oleh sebuah mobil yang langsung kabur. Tapi ternyata kejadian yang menimpa pelayan tersebut tidak meninggalkan masalah begitu saja, karena selain mencoba mencari siapa pengendara mobil tadi karena disisi lain keesokan harinya dua keluarga kaya raya di kota Milan masuk dan terlibat dalam kasus kecelakaan tersebut. 



Saya memutuskan untuk menuliskan sinopsis yang dapat dikatakan sangat sederhana karena sesungguhnya kenikmatan film ini terletak pada misteri yang ia bangun. Ya, seperti akan lebih baik jika kamu tahu film ini sebatas pengendara sepeda yang ditabrak dan kemudian berisikan proses mencari pelaku karena apa yang diberikan oleh Paolo Virzì disini ternyata jauh lebih kompleks. Paolo Virzì berhasil menciptakan sebuah thriller oktan rendah dengan misteri yang menarik lewat kisah yang ia adaptasi dari novel Human Capital karya Stephen Amidon, dari awalnya tampak sederhana Human Capital perlahan-lahan berubah menjadi sebuah opera dipenuhi isu keuangan dengan gesekan penuh intrik didalam keluarga. Dan yang lebih menarik adalah itu ia tampilkan dengan metode multi perspektif.



Nah, itu yang saya suka dari film ini dimana ia memberikan penonton empat bagian cerita yang mayoritas menarik untuk di ikuti. Bukan hanya menarik sebenarnya tapi mereka juga digunakan dengan baik oleh Paolo Virzì untuk membawa kamu secara bertahap mendekat untuk menemukan apa sebenarnya yang terjadi dibalik tindakan kriminal di awal tadi. Plot di perluas dengan cermat untuk mengungkapkan masalah, tapi yang paling penting adalah karakter-karakter dalam cerita mampu membuat saya tertarik untuk mengamati mereka. Tidak bisa di pungkiri narasi terasa sedikit kaku tapi dengan gerak seperti film detektif selalu ada hal menarik dari misteri yang ia simpan terlebih dengan kehadiran banyak karakter yang masing-masing menceritakan cerita mereka sehingga ada hal-hal tak terduga yang ia berikan kepada penontonnya.



Hal tersebut yang menjadikan dibalik beberapa kekurangan sebut saja plot yang berbelit-belit Human Capital pada akhirnya berhasil membuat saya tersenyum ketika meninggalkannya, karena ia berhasil mempermainkan imajinasi saya. Seperti ada hook yang sangat kuat sejak awal hingga akhir yang membuat saya tidak bersedia meninggalkan masalah dan juga karakter yang dibentuk dengan baik oleh para pemain. Tidak semua bagian solid memang karena beberapa ada yang terasa lunak tapi pendekatan yang digunakan oleh Paolo Virzì berhasil menjadikan Human Capital sebagai thriller yang stabil meskipun fokus miliknya sedikit tergerus. Film ini berhasil membuat penonton merasa dekat dengan karakter kemudian merasa terjebak didalam masalah yang karakter alami, tapi disisi lain ia tidak kehilangan kecepatan yang konsisten sehingga disamping kita mempelajari apa yang terjadi disisi lain misteri seperti terus di pompa sehingga ketegangan tidak pernah tenggelam begitu jauh.



Sulit untuk mengatakan apakah ini sesungguhnya layak untuk memperoleh satu slot di kategori film asing terbaik pada perhelatan Oscar tahun ini karena dibalik segala kelebihan yang ia miliki Human Capital tidak terasa outstanding, apalagi jika kamu ingat bahwa ada film dengan kualitas yang lebih baik seperti Mommy dan Force Majeure yang juga gagal mendapatkan tempat. Tidak hanya itu, jika kamu tidak klik dengan karakter dan masalah sangat besar potensi kamu akan menilai apa yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang bodoh. Ya, klik dengan karakter karena Human Capital adalah sebuah opera dengan performa dengan menarik dari para pemeran, membawa penonton dari sebuah masalah sederhana menuju sebuah drama dengan thrill yang menarik dan stabil untuk menyuguhkan kamu sebuah komentar sosial yang tajam dari hubungan antara uang dan cinta. Segmented.







0 komentar :

Post a Comment