19 September 2015

Movie Review: Ted 2 (2015)


"There are no chicks with dicks, Johnny, only guys with tits."

Jika memakai pengandaian, Ted itu seperti ketika anda bersama sahabat yang konyol dan sedikit gila mengendarai kereta di atas rel yang letak atau posisinya sering kali berada di tempat-tempat berbahaya, seperti di tepi jurang misalnya, terus bergerak dengan cepat naik dan turun. Bagaimana dengan Ted 2? Masih bersama sahabat yang konyol dan gila tadi namun kali ini posisi rel berada di topografi yang begitu “tenang” dan jauh dari kesan berbahaya, seperti di dalam kota misalnya, masih bergerak cepat tapi tidak naik dan turun. Ted 2: just a "super" modest effort.

Setelah satu tahun menikah sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan hubungan mereka Ted (Seth MacFarlane) memutuskan untuk memiliki anak bersama Tami-Lynn (Jessica Barth). Mengadopsi anak merupakan pilihan yang mereka ambil, dan Ted yang gila kembali beraksi dimana ia meminta sahabatnya John (Mark Wahlberg) untuk “membantu” mewujudkan keinginan mereka tersebut. Namun celakanya belum begitu jauh rencana tersebut melangkah Ted harus menghadapi masalah lain yang lebih berat namun terasa menggelikan: hak-hak sipil Ted mulai dipertanyakan oleh pemerintah dimana ia di kategorikan bukan sebagai makhluk hidup. 

Hal tersebut membawa dampak domino yang cukup signifikan bagi kehidupan Ted, ia tidak hanya kehilangan dokumen dan pekerjaan yang ia miliki namun pernikahannya dengan Tami-Lynn juga berada dalam bahaya. Situasi tersebut memaksa Ted menempuh jalur hukum dimana ia dan John menyewa seorang pengacara bernama Samantha (Amanda Seyfried), wanita cantik yang celakanya kemampuannya sebagai seorang pengacara belum begitu teruji. Tujuan Ted, John, dan Samantha hanya satu: mengembalikan apa yang selama ini telah Ted peroleh dengan membuktikan bahwa boneka beruang yang cabul tersebut merupakan makhluk hidup.


Memang sejak Seth MacFarlane mengatakan Ted akan memiliki kelanjutan kita sudah bisa memprediksi apa saja opsi yang ingin ia lakukan disini, atau lebih tepatnya apa opsi dari misi utama Seth MacFarlane disini. Ketimbang mengatakan ia sebagai kelanjutan kisah hidup Ted dan John ini lebih terasa seperti upaya Seth MacFarlane memperpanjang masa hidup sumber emas yang ia miliki, kembalikan Ted serta John dalam sebuah tim dengan tipikal yang tidak memiliki perbedaan berarti dengan film pertamanya, copy template humor di film pertama dan paste dengan editing yang terasa minim untuk mengisi cerita film kedua, dan lengkapi mereka dengan hal utama yang membuat Ted begitu menghibur tiga tahun lalu, karakter dengan karakterisasi yang memikat.

Anehnya tidak semua sentuhan yang terkesan pemalas tadi berakhir buruk. Hal menarik dari Ted 2 adalah ini tampil sebagai pembuktian bahwa MacFarlane semakin percaya diri, hal yang sebenarnya sudah kita temukan di A Million Ways to Die in the West namun sayangnya terasa kasar dan canggung. Terasa menarik menyaksikan MacFarlane dengan sikap keras kepala miliknya itu untuk tetap mempertahankan humor dengan rasa Family Guy di sini, hasilnya tidak buruk dimana cukup sering humor yang terasa acak atau random berisikan hal-hal vulgar (yang tentu saja merupakan hal yang penonton harapkan) seperti sindiran seksual dan kata-kata kotor itu mampu menggelitik. MacFarlane berhasil mengemas hal-hal konyol untuk terus berputar sehingga kesan lucu dari Ted dan juga John tidak pernah mati, meskipun jika melanjutkan apa yang disinggung di awal tadi ini lebih terasa seperti upaya “setengah hati.”


Ted 2 memang masih memiliki jiwa di dalam karakter tapi ia kehilangan kejutan yang diberikan oleh film pertamanya. Sinopsis dengan plot usaha untuk membuktikan Ted merupakan makhluk hidup sebenarnya sudah menjadi titik awal dari kesulitan yang harus dihadapi Ted 2, ia kehilangan sisi drama yang di film pertama tidak hanya menjadi pemanis tapi berperan sebagai penyokong yang menjadikan hasil akhir begitu menyenangkan. Disini sikap keras kepala dan idealis dari MacFarlane tadi memberikan dampak negative, Ted 2 begitu bertumpu pada komedi untuk terus hidup dan bergerak, dan dengan kuantitas referensi budaya pop dari masa lalu (seperti The Breakfast Club misalnya) yang begitu besar jangan heran jika anda mungkin akan sering merasa lost in translation ketika berjalan bersama Ted 2.

Cukup berimbang adalah jawaban yang tepat bagi pertanyaan bagaimana kualitas humor yang dimiliki film ini. Beberapa lelucon masih mampu menghadirkan hit yang baik tapi disampingnya juga eksis lelucon-lelucon yang jatuh datar, sering kali hadir akibat usaha berlebihan untuk menjadikan ia agar terasa over-the-top. Ted 2 terasa cukup miskin dalam hal punchlines, tidak ada kejutan didalam dialog dimana anda akan lebih sering tertawa akibat kesan lucu yang dimiliki oleh karakter. Penyebab dari minus di bagian yang seharusnya menjadi senjata utama Ted ini adalah irama yang terasa kurang nikmat, elemen komedi penempatannya terasa kurang rapi. Anda tidak dibawa untuk perlahan naik dan bertemu dengan boom yang menghasilkan tawa, sistem di Ted 2 adalah boom-boom-boom yang kerap meninggalkan situasi ‘eh?’ setelah mereka berlalu.


Untung saja karakter cukup mampu mengalihkan atensi dari editing yang terasa kasar itu. Meskipun kembali sukses membawa banyak nama besar seperti Jay Leno, Jimmy Kimmel, Liam Neeson, Patrick Stewart, hingga Sam J. Jones untuk menyapa penonton lewat penampilan singkat, kesuksesan terbesar MacFarlane disini justru terletak pada bagaimana ia kembali mampu menjadikan Ted dan John sebagai duet yang menarik. Mark Wahlberg dan Seth MacFarlane tidak menjadikan penonton merasa asing dengan tik-tok diantara Ted dan John, dan Mark Wahlberg sendiri kembali berhasil untuk menekan kesan canggung di titik nol ketika ia membangun interaksi dengan Ted. Sementara itu penampilan Amanda Seyfried ternyata tidak begitu special, ia tidak berhasil menggantikan Mila Kunis yang ketidakhadirannya terasa seperti dibuang paksa.


Overall, Ted 2 adalah film yang kurang memuaskan. Sejak awal ambisi yang MacFarlane miliki disini sudah terbatas sehingga tidak heran Ted 2 lebih terasa seperti usaha untuk memperpanjang hidup Ted untuk sekuel selanjutnya. Tampil lebih random dan berani ketimbang film pertamanya Ted 2 pada akhirnya tetap berhasil berada di level menghibur, tapi dengan gerak mondar-mandir tanpa irama yang nikmat, lelucon yang miskin pukulan mengasyikkan, walaupun kembali menghadirkan chemistry yang mumpuni dari dua karakter utamanya jika menilik pencapaian yang film pertamanya miliki ini merupakan sebuah degradasi yang cukup drastis.





2 comments :

  1. dear kak @rorypnm dan kak @riringina please update lagi reviewnya....krn review disini jd salah satu acuan saya sebelum nntn film....*thanks☺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Info aja. Aku ketemu kak rory rabu minggu lalu pas nonton BoS dan katanya mereka bukan berhenti nulis tapi rumah untuk nulis lagi ngak ada. Ambigu tapi (semoga salah) aku nangkepnya blog ini sekarang ngak di tangan mereka. :(
      Dan kata kak rory mereka udah sebulan di wordpress. rorypnm.wordpress.com

      Delete