Showing posts with label Alec Baldwin. Show all posts
Showing posts with label Alec Baldwin. Show all posts

Movie Review: Pixie (2020)

“Welcome to unfair.”

Dalam hal membuat sajian cerita tentang “hal buruk yang berubah menjadi semakin buruk” maka tanah Britania Raya memiliki ciri khas dan pesona unik tersendiri. Plus jika sajian tersebut ditampilkan dalam bentuk sebuah comedy thriller, maka potensi untuk munculnya berbagai macam elemen seperti crime, action, dan mystery sangat besar. Hal tersebut ditampilkan oleh film ini, sebuah aksi balas dendam yang tampil dengan memadukan berbagai elemen tadi dengan “meminjam” formula yang kerap digunakan oleh the Coen brothers dan Quentin Tarantino. ‘Pixie’ : simple, charming, and underdeveloped comedy thriller.


Review: Concussion (2015)


"Repetitive head trauma chokes the brain! And turns man into something else."

Concussion ini seperti seorang karyawan yang suatu ketika menemukan “noda” di tempat kerjanya yang dapat ia gunakan untuk naik ke jabatan yang jauh lebih tinggi, namun bukan bukannya memilih memanfaatkan keuntungan tersebut semaksimal mungkin ia pada akhirnya justru memilih kembali merahasiakan noda tersebut setelah puas dengan negosiasi dari pihak yang menciptakan noda tadi. Punya potensi yang menarik Concussion adalah sebuah provokasi tanpa touchdown.

Review: Mission: Impossible – Rogue Nation (2015)


"Desperate times. Desperate measures."

Di film yang kelima ini sepertinya Mission: Impossible mencoba memberikan sesuatu yang “segar” dengan formula lama miliknya, tidak hanya sekedar menaikkan masalah dari IMF menuju CIA namun juga membawa taruhan menuju level yang lebih tinggi. Hal seperti ini pasti pernah kamu temukan sekarang ini dimana ketika menyaksikan karakter utama menghadapi bahaya tapi anehnya kamu yakin ia akan mampu melewatinya. Nah, Mission: Impossible – Rogue Nation coba membawa penontonnya kedalam ketegangan yang membuat mereka waspada apakah Tom Cruise mampu melewatinya, menjadi sebuah popcorn movie berisikan ketegangan mengasyikkan, seperti sedang menyaksikan Kingsman berkencan dengan Furious 7 dan Mad Max. Another 2015 action extravaganza.  

Movie Review: Still Alice (2014)


"I find myself learning the art of losing every day."

Sepintas jika hanya menilik sinopsis yang ia tawarkan film ini terasa sangat sederhana, seorang wanita yang mengidap suatu penyakit dan harus berjuang menghadapi rasa sakit tersebut, namun sesungguhnya tugas yang ia emban jauh lebih sulit dari itu. Isu terkait penyakit yang dibawa merupakan sesuatu yang sangat sensitif dan dari sana ia punya banyak kewajiban, dari menjadikan penonton merasakan perjuangan karakter, membentuk agar cerita mampu menawarkan informasi terkait penyakit tersebut, tapi di sisi lain ia juga harus mampu memberi “treat” yang hormat pada isu tersebut agar tidak memberi dampak negatif pada para pasien asli di dunia nyata. Film ini berhasil menggambarkan hal-hal tadi dengan manis. Still Alice, a simple and very understated drama. 

Movie Review: Blue Jasmine (2013)


"Some people, they don't put things behind so easily."

Sesungguhnya kita tidak selayaknya mengeluh pada setiap cobaan dan kesulitan yang kita alami, karena dibalik beban berat tersebut terdapat sebuah kekuatan yang menempa pribadi kita menjadi lebih kuat. Ya, kalimat klasik mengatakan anda akan semakin menghargai sebuah kenikmatan sekecil apapun jika anda pernah merasakan kegagalan, dan juga kehancuran. Penggambaran dari sistem tersebut yang coba dihadirkan oleh film ini, Blue Jasmine, when Cate Blanchett stole your attention for one and half hours.

Movie Review: Rise of the Guardians (2012)


Ketika masih kecil dulu saya tentu saja tahu dengan dongeng-dongeng tentang tokoh fiktif yang menjadi tokoh utama dari beberapa peristiwa. Ada Santa Claus yang memberikan hadiah kepada anak-anak yang baik di kala Natal, Kelinci Paskah yang telah menjadi simbol Paskah bagi anak kecil bersama dengan telur paskah, hingga peri gigi yang akan memberikan hadiah jika anda menyimpan gigi anda yang baru saja lepas. Lantas apakah anda percaya mereka ada? Apakah anda tahu apa akibat yang akan terjadi jika anda tidak lagi percaya pada eksistensi mereka?

Movie Review: Rock of Ages (2012)


Semua tindakan yang anda lakukan pasti memiliki resiko. Hal tersebut yang ingin Adam Shankman sampaikan melalui karya terbarunya ini, film drama musikal berbalut komedi berjudul Rock of Ages. Dengan latar tahun 1987, Shankman akan mengajak anda menyaksikan perjuangan yang dihadapi karakter dalam cerita, dari seorang wanita muda yang datang ke Hollywood dan langsung jatuh cinta kepada seorang pria, istri seorang walikota yang mencari perhatian media massa, pemilik sebuah klub yang berusaha mempertahankan klub miliknya, hingga blunder dari seorang manager yang rakus akan uang.

Movie Review: To Rome with Love (2012)


Kesempatan terkadang hanya datang sekali, dan perlu sebuah keberanian yang besar untuk memutuskan apakah anda akan melakukannya, atau tidak. Jelas akan timbul rasa ragu dalam prosesnya, karena opsi gagal tentu saja akan tetap hadir. Itu yang coba diangkat oleh Woody Allen dalam film ini, dengan latar kota Roma yang romantis, dan dibumbui banyak konflik, membawa anda menyaksikan petualangan cinta yang berlandaskan rasa percaya.