19 December 2013

Movie Review: The Spectacular Now (2013)


"You're all that matters to me."

Ada sebuah quote dari Paulo Coelho yang simple namun sangat menarik dan kuat, “Be brave. Take risks. Nothing can substitute experience.” Kalimat tadi sebenarnya juga merupakan jawaban sederhana dari pertanyaan "bagaimana cara bertumbuh menjadi dewasa." Jatuh dan bangkit, baik dan buruk, suka dan duka, semua pasti akan hadir, yang perlu anda lakukan hanya berani agar dapat terus melangkah maju. The Spectacular Now coba menyajikan hal tersebut, kombinasi natural antara manis dan pahit yang, menarik.

Sutter Keely (Miles Teller) merupakan pria cassanova, tapi celakanya kurang begitu menjadi sosok favorit bagi orang-orang disekitarnya. Santai dan berjiwa bebas, punya rasa percaya diri yang sangat besar, sayangnya pria berusia 18 tahun yang kini tinggal bersama ibunya, Sara Keely (Jennifer Jason Leigh), kurang mampu dalam mengontrol kehidupannya. Sederhana saja, Sutter bahkan masih belum mampu menjawab sebuah pertanyaan yang meminta ia untuk menjelaskan tantangan dalam kehidupannya serta apa rencananya dimasa depan, yang ternyata juga menjadi alasan ia putus dengan Cassidy (Brie Larson).

Namun suatu ketika setelah puas berpesta, bangun pagi di pekarangan sebuah rumah, ia melihat Aimee Finecky (Shailene Woodley), teman sekolah yang selama ini kurang begitu akrab dengannya. Mereka memang berbeda, Aimee adalah tipe wanita rumahan, mencintai buku, sosok yang punya mimpi besar di masa depan, namun sayangnya sangat pemalu. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan ada sesuatu yang berbeda ketika ia klik dengan Sutter, dimana Sutter sendiri sejak awal hanya ingin membantu Aimee untuk menjadi lebih terbuka dan bergaul. Namun yang terjadi ternyata tidak sesederhana itu.   


Hal ini memang tidak dapat diaplikasikan pada setiap orang, namun cara termudah untuk menilai apakah sebuah film young adult punya potensi untuk menghibur hingga akhir adalah apakah mereka berhasil menghadirkan nafas cerita yang terasa natural pada bagian pembuka. The Spectacular Now sangat sukses dalam hal tersebut. Ini manis, bagaimana tahapan dari proses membangun cerita terasa sangat nyata, dari masih berstatus stranger tanpa tujuan, masuk kedalam situasi malu dan canggung, hingga ketika alkohol kemudian mendapatkan kompatriot berupa asmara untuk menemani petualangan Sutter dan Aimee. Ya, ini aneh, dari kissing hingga sex scene, dari tawa hingga duka, ia berhasil membuat penontonnya terpaku karena pintar dalam bercerita.

Menyaksikan The Spectacular Now seperti masuk kedalam dunia dimana dua remaja dihadapkan pada isu-isu yang sangat dewasa. Dengan menggunakan perspektif Sutter, James Ponsoldt menghadirkan proses dari dua karakter yang berubah dan bertumbuh dengan menggunakan cinta sebagai pondasi utama, namun diselingi dengan permainan pada tema yang lebih gelap, dari rasa takut akan kegagalan, keberanian mengambil sikap, tanggung jawab, dan komitmen. Mereka kemudian dikombinasikan bersama sentuhan emosi yang kuat, renyah, dan tidak overdo. Ya, dengan menghadirkan gejolak antara present dan future, The Spectacular Now tampak seperti kumpulan konflik yang sangat menarik untuk diamati, terlebih dengan penempatan humor yang tepat, serta dinamika cerita yang stabil.

Pasti ada diantara anda yang setuju dengan hal ini, dimana aksi sebuah film yang mengurai hingga terlalu super detail pada isi dan pesan yang ia usung adalah sesuatu yang kurang baik, karena imo misteri justru ikut memberikan dampak positif yang membuat film tampak semakin atraktif secara keseluruhan. Namun tidak semua film dapat diperlakukan seperti itu, Scott Neustadter dan Michael H. Weber memilih untuk menulis ulang cerita yang mereka adaptasi dari novel karya Tim Tharp  itu untuk tidak tampil terlalu detail, ini kokoh, namun juga menjadi sumber yang menyebabkan inti utama dari The Spectacular Now tidak tampak spektakuler. Mereka seperti berupaya agar film ini dapat bergerak layaknya (500) Days of Summer, durasi singkat dengan perpindahan scene yang cepat, anda mengerti apa yang ingin ia sampaikan, suka, namun tidak cinta.


Ya, tidak cinta. (500) Days of Summer hanya punya satu tema, namun disini kita tidak hanya akan dibawa masuk kedalam kisah asmara dua remaja yang sebentar lagi lulus dan menuju dunia dewasa, ada sesuatu yang lebih kompleks dibalik itu, hal yang sebenarnya justru menjadi momen sebuah perubahan frontal pada daya tarik film ini yang awalnya terasa kurang menjanjikan. Benar, kurang menjanjikan, bahkan sangat mudah untuk bergumam “oke, another teen flick with a classic sweet moment.” Namun The Spectacular Now ternyata jauh lebih besar dari penilaian tadi, ada warna lain dengan tema keluarga, elemen yang juga ikut membantu studi karakter dengan menjadi variabel pembanding. Ini sangat potensial untuk menjadi sebuah kemasan besar seperti yang dilakukan oleh The Perks of Being a Wallflower tahun lalu.

Namun sayangnya potensi itu harus buyar akibat tidak mampunya ia menampilkan hasil akhir yang sama memikat dengan proses yang ia berikan. Secara implisit akan terlihat pengaruh dari buku pada kinerja seorang James Ponsoldt, ia memang kembali berhasil melakukan apa yang pernah ia berikan di Smashed dengan menciptakan ruang bagi karakter untuk bersinar, tapi disini ia seperti mengemban tekanan agar tidak bergerak terlalu jauh. Sangat suka dengan ketukan cerita yang ia ciptakan, begitu pula dengan penyampaian pesan yang jauh dari kesan menggurui, namun ini kurang dalam, kita hanya disajikan permainan asmara padahal inti utama yang ia punya memiliki kaitan erat dengan konflik lain, yang celakanya kurang kuat.

Divisi akting bersinar. Miles Teller dan Shailene Woodley berhasil menghadirkan kombinasi yang nyata dan manis. Apa yang menjadi misi dari karakter Sutter berhasil disampaikan dengan baik oleh Miles Teller, begitupula dengan chemistry yang ia bangun bersama Shailene Woodley yang juga tampil memukau, kombinasi yang cantik, ada gelora cinta dari setiap kissing sederhana, bahkan sex scene terasa sangat berharga. Begitupula dengan Brie Larson yang sanggup menghadirkan sedikit ancaman dan rasa ragu pada pergerakan cerita. Uniknya ada dua scene stealer disini, Kyle Chandler yang berperan sebagai Tommy, dan Mary Elizabeth Winstead sebagai Holly.


Overall, The Spectacular Now adalah film yang memuaskan. Sebuah coming-of-age dengan nafas dramedy bersama kombinasi manis dan pahit yang dikemas secara efektif dan menarik. Kekuatan utamanya terletak pada kemampuannya menjadikan kisah sederhana itu terasa natural dan memikat. Walaupun menghadirkan transisi yang halus, sedikit pergeseran fokus pada konflik yang dibagian awal kurang menjadi perhatian menyebabkan pada akhirnya pesan utama tidak mampu tampil kokoh dan tajam. Menarik, namun kurang spektakuler.











0 komentar :

Post a Comment