14 September 2014

Review: Life of Crime (2013)


  “She’s the other trophy in my life."

Memang banyak cara bagi sebuah film untuk membuat penonton tertarik dengan apa yang ingin mereka tampilkan, sinopsis yang menjanjikan, sejarah kesuksesan sutradara hingga rumah produksi itu sendiri, poster mungkin juga bisa, hingga yang paling mudah adalah seperti yang dilakukan film ini, dengan membentuk sebuah cast yang berisikan Will Forte, Tim Robbins, John Hawkes, Isla Fisher, dan Jennifer Aniston. 

Mickey Dawson (Jennifer Aniston) seperti sudah tidak bisa menikmati kehidupannya, dari anak-anaknya yang kurang perhatian, hingga sang suami Frank Dawson (Tim Robbins) yang doyan selingkuh. Tapi suatu ketika kehidupannya kembali mendapatkan sensasi, tapi dalam bentuk tindakan kriminal dimana ia diculik oleh Ordell (Mos Def), Louie (John Hawkes) dan Richard (Mark Boone Jr) yang melakukan itu sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang dalam jumlah banyak. Tapi respon dari Frank mengejutkan mereka. 


Cerita yang diambil dari novel Elmore Leonard yang berjudul The Switch ini sebenarnya bisa menjadi hiburan berisikan permainan sederhana yang sangat menyenangkan, tapi sayangnya harus jatuh dan berakhir di level cukup saja. Sangat ringan, bagaimana Daniel Schechter mencoba memasukkan sedikit unsur-unsur yang sudah akrab di genre ini dengan cita rasa Coen Brothers, dan itu ia satukan dengan dialog yang boleh dibilang tidak begitu buruk, serta lelucon yang dipenuhi dengan slapstick untuk mendukung perkembangan proses dari pemerasan menuju penebusan dari kisah klasik tentang pencuri yang tidak kompeten dalam mencuri itu. 

Tapi masalah di Life of Crime adalah mereka tidak bercerita dengan cekatan. Kurang cermat, kurang tangkas, ketika hal-hal sederhana yang menarik di bagian awal itu perlahan mulai sering tampak canggung aksi crime yang seharusnya dipenuhi dengan lelucon menyenangkan ini jadi sedikit sulit untuk dicerna, sedikit sulit untuk dinikmati. Semakin sering ia hit dan miss ketika konflik utama sudah berdiri, dan apa yang ia berikan terasa kekurangan energi bukan hanya pada sisi komedi bahkan juga ada sisi drama, seperti terseret dan melayang-layang membawa karakter yang dengan karakteristik kurang menarik itu untuk terus bergerak maju. 


Masalahnya ada di narasi, tidak stabil dan cenderung ingin terlihat sibuk dengan perpindahan yang kurang mulus, drama dan komedi kurang berhasil di gabungkan dengan baik, perkembangan karakter dan cerita juga sulit untuk dikatakan terasa baik, bahkan beberapa dari mereka terasa menjemukan dengan hal-hal konyol yang mereka lakukan dan katakana itu. Satu-satunya alasan mengapa dapat bertahan bersama mereka hingga akhir adalah jajaran cast, buka karena kinerja akting yang mereka tampilkan meskipun tidak berada di kategori yang buruk, tapi murni dampak dari pesona dan kekuatan bintang yang mereka miliki. 


Ada tiga bagian disini, dengan pergerakan kualitas dari lelucon hingga drama yang secara bertahap terus menurun dari awal hingga akhir. Energi yang besar di awal perlahan menghilang, begitu pula dengan daya tarik cerita termasuk didalamnya kemampuan dari Daniel Schechter dalam mengendalikan alur yang dalam kecepatan normal kerap terasa kekurangan nyawa, meskipun pesona yang dimiliki cast tetap mampu sesekali menjadikan penceritaan dan lelucon canggung itu menghasilkan senyuman pada penontonnya. Not bad.




0 komentar :

Post a Comment