26 February 2015

Review: Hot Tub Time Machine 2 (2015)


"The laws of space and time are about to be violated."

Salah satu hal paling sulit jika berbicara tentang industry film adalah menemukan sekuel dari sebuah film komedi yang berhasil tampil sama baik dan sama menariknya seperti film terdahulunya. Bukan berarti tidak ada yang berhasil meneruskan kesuksesan film pertama contohnya seperti 22 Jump Street, tapi mayoritas dari mereka justru memberikan kualitas yang tidak lebih baik bahkan tidak sedikit yang justru merusak kenangan indah penonton dengan film pendahulunya, seperti Horrible Bosses 2, Anchorman 2, bahkan Grown Ups 2. Hot Tub Time Machine adalah komedi yang menyenangkan, sedangkan Hot Tub Time Machine 2 merupakan komedi yang mengerikan. John Cusack, we miss you.

Lou Dorchen (Rob Corddry) dan Nick Webber (Craig Robinson) telah berhasil memanfaatkan mesin waktu dengan menggunakannya untuk membuat mereka kaya dan terkenal. Tapi suatu saat Lou tertimpa sebuah kecelakaan berasal dari sosok misterius yang menyerang bagian selangkangannya. Hal tersebut kemudian memaksa Nick bersama Adam Yates Jr. (Adam Scott) serta Jacob Yates Dorchen (Clark Duke) untuk melakukan perjalanan waktu untuk menemukan dan menghentikan tindakan dari sosok misterius tersebut. 



Film komedi tahun lalu yang terasa payah termasuk banyak tapi jika harus membandingkan maka film ini berada di level yang sama dengan A Million Ways to Die in the West dan Horrible Bosses 2. Kesamaan mereka berasal dari potensi yang menarik baik itu dari cast atau mungkin sosok dibelakang layar seperti A Million Ways to Die in the West, tapi kekecewaan yang mereka berikan juga berasal dari hal yang sama, cerita dan karakter yang membosankan hingga akhirnya membuat kamu bergumam kesal ketika ia telah berakhir, “sialan, tidak lucu.” Itu yang akan kamu dapatkan dari film ini, bukan berarti semua yang ia berikan merupakan sesuatu yang sangat-sangat buruk, beberapa senyum kecil mungkin akan kamu peroleh dari aksi konyol yang mereka berikan, tapi kontinuitas kekonyolan yang bukannya lucu malah terasa konyol itu yang akhirnya menjadikan Hot Tub Time Machine 2 sebagai komedi yang “konyol”.



Iya, “konyol”, film ini ibarat sebuah reuni yang seperti tidak tahu ingin di isi dengan kegiatan apa, akhirnya melakukan hal-hal random yang tidak meninggalkan kesan menarik. Hot Tub Time Machine adalah kekacauan yang berhasil menumpahkan segala ide yang ia punya menjadi petualangan yang menarik dengan eksekusi yang tidak membuat kamu tertawa secara dipaksa. Film ini melakukan hal sebaliknya, karakter dan cerita seperti terbebani begitu berat untuk berhasil membuat penonton tertawa sehingga ketimbang menganggap apa yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang lucu kamu akan lebih sering menilainya sebagai agresifitas yang aneh. Komedi yang hanya menaruh fokus utama mereka untuk membuat mereka tertawa selalu punya potensi yang besar untuk miss, karena ketika lelucon mereka miss kita tidak punya hal menarik lain untuk di nikmati.



Itu adalah kelemahan utama dari Hot Tub Time Machine 2, dari script yang sudah sangat tipis, ia juga tidak punya fokus yang kuat, Steve Pink juga tidak cermat dalam menciptakan alur yang terus menarik. Sulit untuk mengalir dengan menyenangkan bersama karakter disini karena film ini tidak punya dinamika yang bagus, sering jatuh datar ketika tampil overdo di banyak bagian kecil untuk membuat kamu tertawa. Bukan hanya itu, sinopsis sebenarnya punya sebuah pusat yang menarik tapi ketika ia berkembang justru tidak ada kesan yang penting dari pusat tadi yang mampu membuat kamu peduli dengan karakter. Hubungan sebab akibat yang menarik sebenarnya karena sejak awal ia memilih mengandalkan karakter untuk tampil lucu tapi disisi lain ia tidak menjadikan karakter itu tampak menarik, seharunya menjadikan mereka sebuah tim yang solid bukannya justru membekali masing-masing dengan kekonyolan yang menjemukan.



Hot Tub Time Machine 2 ini ibarat empat orang dengan status tamtama yang kehilangan seorang sersan untuk menuntun mereka, dimana dalam hal ini sersan tersebut adalah John Cusack yang di film pertama mampu memberikan pusat yang menarik. Dengan script yang monoton, lelucon yang mayoritas miss karena ketiadaan pesona dari karakter, Hot Tub Time Machine 2 akan meningatkan kamu pada The Hangover Part II, sebuah pesta pora yang monoton dan tidak mampu tampil lucu seperti film pertamanya.








1 comment :

  1. It sounds much better when viewed at 11 p.m. on a Friday night on cable. It is funny enough to stave off sleep and memorable enough to make me watch it the next time it flickered across my screen.

    ReplyDelete